Secretly Dating ● 41

3K 139 2
                                    

Tiba di rumahnya, Angger disambut dengan makanan kesukaannya dan sebuah kunci motor baru di atas meja makan.

Kedua orang tua dan adiknya sudah tertidur saat dia pulang, tentu saja dia memegang kunci cadangan agar bisa membuka pintu.

Cowok itu tersenyum, masuk ke kamar mandi dan menghabiskan waktu 10 menit untuk membersihkan badannya yang sudah sangat lengket di sana.

Begitu selesai menganti pakaian, Angger menarik kursi dan melahap semua makanan itu. Tidak peduli beberapa jam lalu dia juga sudah makan.

Siapa dirinya yang bisa menolak masakan Ibunya itu?

Setelah selesai, cowok itu masuk ke kamar, berbaring dengan senyum lebar.

Angger sedang mengingat-ingat, apa semalam dia mimpi indah hingga hari ini begitu membuatnya bahagia?

Sudah membawa teamnya menang, dapat motor baru dari sang ayah dan yang paling penting, ternyata Vanda tidak menerima cinta Bio yang artinya mereka tidak pacaran.

Punggung cowok itu terangkat, tangannya meraih ponsel di ujung ranjang, dan tanpa ragu dia menghubungi cewek itu. Menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang sambil menunggu panggilannya diterima.

"Halo?"

"Hai, lo udah tidur?"

"Belom." Vanda di seberang sana sudah tersenyum lebar, sejak tadi dia menunggu cowok itu menelfonnya.

"Kenapa belom tidur?"

"Menurut lo?"

Bibir Angger tertarik, "nunggu gue telfon?"

Vanda terkekeh, "trus emangnya ada apa kalo lo udah nelfon?"

"Gue cuma mau nanya, hari ini lo udah selfie?"

Suara tawa cewek itu berdengung di telinga Angger.

"Udah."

"Oh ya?"

"Hm."

Hening.

"Besok gue jemput ya?"

Kembali hening.

Kini Vanda sedang menahan suara tawanya.

"Kok pake mikir segala?"

"Kalo besok gue berangkat sama Mang Ading, gimana?"

"Gue khawatir lo cinlok sama Mang Ading." Dengus Angger lalu terkekeh.

Vanda tertawa lagi.

"Besok lo harus berangkat sama gue."

"Kok lo maksa sih?"

"Ya gue mau pamerin motor baru gue ke lo."

"Oh ya?"

"Hm, bokap gue yang beliin sebagai hadiah karena team kita menang."

"Oh jadi lo maksa gue buat pamer?"

"Iya."

Vanda terkekeh, "Yaudah kalo lo maksa!"

"Gue maksa banget!"

"Ha ha ha!"

Vanda senang sekali saat akhirnya dia dan Angger kembali seperti ini. Rasanya sudah lama sekali.

"Van?"

"Ya?"

"Makasih udah ngasih gue harapan baru."

Vanda tersenyum, "bukan harapan baru, tapi harapan yang sudah sejak awal cuma buat lo."

Senyum Angger mengembang, dadanya serasa penuh saking senangnya. "Yaudah, tidur gih. Jangan bikin besok kita telat karena lo bangun kesiangan."

"Hm."

"Mimpi indah."

"Lo tahu? Sampe sekarang gue belom kenal sama si Indah ini."

Angger terkekeh keras, "besok gue kenalin lo sama apa itu indah."

"Oke." Vanda memberi jeda beberapa detik, "bye."

"Bukan bye, tapi see you."

Keduanya lagi-lagi terkekeh. Begitu panggilan itu terputus. Vanda langsung membekap mulutnya menahan pekikan senang. Dia tidak mau membuat ayahnya dan sang nenek bangun karena pekikannya itu.

Kakinya bergerak girang. Kemudian duduk di tepi ranjang, meraba dadanya yang rasanya mau keluar dari sana.

Sedangkan Angger, cowok itu kini masih tersenyum senyum, kembali membaringkan badan di ranjang.

"Sampe besok gue kek anak es em pe baru jatuh cinta, awas aja!"

Dia mewanti-wanti diri. Lagi-lagi bibirnya tertarik.

"Nggak ada cool-coolnya banget gue senyum mulu gini."




**********************************
Jangan lupa vote dan komen yaw. Sesederhana itu gue sudah merasa dihargai =)

Secretly Dating (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang