Jadwal latihan dan jadwal masuk kelas kini sudah disetujui semua anggota. Dan sekarang mereka sudah melakukan pemanasan sebelum akhirnya bermain 5x5.
Angger yang berada di dalam ruangan basket, menjepit dua bola di pingganganya. Dia keluar dengan santai, melemparkan bola tepat disamping Vanda yang membuat cewek itu kaget bukan main.
Dan hanya itu, rasanya Angger sudah berhasil mencuri perhatian Vanda.
Kemudian dia kembali ke ruangan basket, membawa 2 bola lagi keluar. Dan dia melakukannya hingga semua bola di ruangan itu habis.
"Kenapa lo keluarin semuanya?" Vanda berdecak kesal, dia tahu kalo ujung-ujungnya dia juga yang akan memasukan bola-bola itu.
"Bukannya kita mau latihan ngeshoot?" Wajah pura-pura bloon Angger membuat Vanda ingin melempar wajah cowok itu dengan apa saja. Jelas-jelas tadi mas Bandi yang berpesan pada Angger jika mereka akan bermain 5x5.
Vanda menghembuslan nafas pelan, tahu sekali Angger sedang mencoba membuatnya kesal.
"Yaudah, sana latihan!" Cewek itu duduk di bangku bawah pohon, memperhatikan para anggota basket bermain 5x5. Tangannya meraih sebotol air mineral dari cool box, membuka tutupnya dengan susah payah lalu meneguknya tanpa jeda.
Menit berikutnya, Vanda dikejutkan dengan kedatangan Angger yang segera mengambil alih air mineral dari tangannya.
Bibir Vanda menganga sejenak lalu dia mendengus, "Gue ha-" Ucapan cewek itu terhenti, dia sibuk menelan ludah tanpa memutuskan pandangan pada cowok yang kini membasahi rambutnya dengan air itu.
Tanpa tahu dampak dari aksinya, Angger mengulurkan botol kosong di tangannya pada Vanda. "Kuarter 1 berapa menit lagi?"
"Ha?"
Wajah Vanda benar-benar terlihat lucu di mata Angger.
Kenapa tiba-tiba lo jadi bengong sih Van?
"4 menit?" Vanda asal tebak.
"Oh ya?" Alis Angger naik sebelah.
Menyadari raut Angger yang tak yakin dengan jawabannya, Vanda menunduk melihat stopwatch, "2 menit 54 detik." Selanjutnya cewek itu segera memasang tampang seriusnya.
Angger menahan senyum. "Oke."
Dia berbalik lalu berlari kecil, membiarkan bibirnya tertarik lebar.Pasti tadi muka gue bloon banget! Vanda membuat raut frustasi lalu tangannya melempar botol kosong itu ke arah Angger.
Dan tentu saja benda itu tidak mengenai Angger, keadaannya yang kosong membuatnya terbawa angin dengan mudah. Padahal Vanda ingin sekali botol itu mendarat setidaknya di kepala Angger.
Menyelesaikan permainan 5x5, semua anggota yang sudah kelelahan, bergerak ke pinggir lapangan untuk beristirahat.
"Van, gue minta tolong bawain bola-bola itu ke ruangan basket ya?"
Vanda dengan tatapan sebal menoleh ke arah Angger yang kini memberi senyum penuh jahilnya.
"Iya!" Cewek itu bangkit, melangkah dengan sebal.
"Biar gue bantu Van." Bio ikut bangkit lalu dengan sigap membawa bola-bola itu bersama Vanda.
Salah banget gue ngerjain Vanda.
Dia sih sebel, tapi gue yang lebih sebel kalo gini caranya! Batin Angger menendang kaki Difki tanpa sadar.
Difki membalas dengan memiting leher cowok itu. "Perasaan gue kena mulu dah!" Omelnya.
"Miting sih miting lo, ketek lo anjing!"
Difki sama sekali tidak melepaskan tangannya di leher sahabatnya itu, tawanya sudah berceceran sekarang. Tak dipedulikannya Angger yang sudah memaki-makinya.
Setelah bel pulang berbunyi, semua anggota bersiap-siap untuk pulang. Mulut Angger sudah terbuka sebelum akhirnya Bio lebih dulu memotong.
"Van, lo pulang sama siapa?"
Vanda menoleh, "Sopir gue udah nunggu sih."
"Ohhh..." Bio tetap tersenyum walau sedikit kecewa.
Angger hanya menahan senyum untuk apa yang baru saja dilihatnya. Hiburan sekali baginya saat melihat Bio ditolak begitu.
"Yaudah, gue ke kelas dulu, mau ambil tas. Lo tunggu di sini aja, tas lo biar gue ambilin sekalian." Ucap Bio sebelum berlari kecil menjauh.
"Ngapain lo masih di sini?" Vanda beralih menatap Angger.
"Ya emang kenapa?"
Vanda mengangkat bahu lalu melangkah hendak meninggalkan Angger. Sebelum akhirnya dengan sengaja cowok itu menjulurkan sebelah kakinya hingga membuat Vanda hampir terjatuh.
Dengan sigap Angger bergerak ingin meraih badan Vanda. Tapi malang bagi cowok itu karena kini kakinya yang tak bertumpu kuat membuatnya ikut terjatuh lebih dulu. Dan tentu saja kini Vanda berada di atasnya.
Vanda mengaduh sambil menegakan badan, tangan cewek itu memukul-mukul dada Angger malu bercampur kesal.
Angger ikut menegakan badannya. Kesal sekali saat dunia tak berpihak padanya. Niatnya yang seakan menyelamati Vanda, malah membuatnya ikut terjatuh.
"Lo sih, jalan nggak liat-liat." Angger melirik Vanda yang kini sudah mendengus.
"KAKI LO!" Satu pukulan kembali Vanda tujukan pada lengan Angger.
"Ya kalo lo jalannya liat-liat, ya lo nggak akan jatoh. Untung gue tolongin." Angger bangkit, memukul-mukul celananya yang berdebu.
"Nolongin tapi ikut jatuh?! Gimana ceritanya?!" Vanda ikut membersihkan seragamnya.
Detik berikutnya Angger berlalu meninggalkan Vanda begitu saja. Meninggalkan cewek yang kini menganga tak percaya itu.
"Heh? Ke mana lo? Rese banget sih! ANGGER!"
Dan Angger terus melangkah dengan senyum terselip di bibirnya.
**********************************
Jangan lupa vote dan komen yaw. Sesederhana itu gue sudah merasa dihargai =)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...