Berjarak 2 hari dari pertandingan sebelumnya, kini SMA Junius akan berhadapan dengan SMA dari Bali. Lawan yang tidak bisa dianggap sepele mengingat SMA Junius pernah dikalahkan sekolah itu beberapa kali.
Kali ini Vanda bertugas sebagai fotografer dadakan. Berbekal pengetahuan amatirnya tentang kamera, cewek itu mulai memotret-motret apa saja. Tidak peduli saat beberapa gambar yang dia ambil malah blur. Beberapa kali juga wajah anggota team yang dia foto malah tidak fokus.
Tak terkecuali Angger. Cowok itu tetap tampan walau dipotret dari angle mana saja.
Mau blur mau nggak fokus, tetep aja keliatan gantengnya. Bibir Vanda tertarik, tangannya kembali memotret saat Angger melakukan dunk.
Lalu agar tidak dicurigai, cewek itu mulai memotret semua moment dari semua anggota team.
Tengsin banget gue kalo Angger sampe tahu gue motret dia mulu! Batin cewek itu.
Ntar dia makin ge er!
Jeda saat team mengambil time out, Angger dan yang lain ke tepi lapangan. Seperti biasa, mendengarkan strategi dari mas Bandi.
Begitu pertandingan di lanjutkan, Angger duduk di bench, mengantikan Difki. Dan Bio, cowok itu masih harus bermain.
Angger mengambil tempat duduk di sebelah Vanda, meraih kamera di pangkuan cewe itu tanpa permisi.
"Lo udah banyak motret ya?" Tangannya mengotak atik benda itu.
"Hm."
"Wah yang ini gue keren nih." Cowok itu tersenyum kemudian.
Kepala Vanda tanpa sadar mendekat.
"Bisa buat profil WA." Angger terkekeh dengan ucapannya sendiri.
Vanda ikut terkekeh, tak habis pikir dengan cowok di sebelahnya.
Selanjutnya Angger bergerak mengangkat kamera, menempelkan matanya di sana lalu mengarahkannya pada Vanda yang sudah kembali menatap lurus ke depan.
"Van."
Kepala Vanda menoleh, dan saat itulah Angger memotretnya.
"Apaan sih?"
Dengan senyum malu, Vanda memalingkan wajah. Tapi Angger terus saja memotret cewek itu.
"Udah sih." Tangan Vanda meraih benda itu dari tangan Angger. Melihat wajahnya dari hasil potretan cowok itu, detik berikutnya terkekeh geli.
Candid yang benar-benar fail! Ucapnya dalam hati.
Beberapa foto dengan tegas menunjukan betapa si pengambil gambar sama amatirnya dengan Vanda.
Angger mengambil alih kamera itu lagi, "Lo mau tahu caranya hasil jepretan jadi bagus?"
Alis Vanda terangkat.
"Gini." Angger menggeser bokongnya agar duduk lebih dekat dengan Vanda, lalu kedua tangannya dia bawa ke depan, mengarahkan lensa ke wajah mereka.
"Senyum... satu... dua... ti....click!"
Entah kenapa Vanda patuh dan sama-sama tersenyum menghadap kamera itu bersama Angger. Keduanya kemudian melihat hasilnya dan terkekeh lebih keras dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...