Pertandingan untuk bisa masuk semifinal akhirnya datang juga. Seperti biasa, sebelum pertandingan di mulai, Mas Bandi memberi sedikit pesan untuk anak-anak didiknya.
Kemudian mereka mengulurkan tangan ke depan lalu bersorak, berharap bisa memberikan yang terbaik untuk team mereka.
Angger berada di posisi started, nanti dia juga akan bermain di kuarter 3 dan 4 bersama Bio dan Difki.
Sebagai pemain yang tidak masuk dalam started, tentu saja Bio mengambil tempat duduk di sebelah Vanda.
Kesempatan nggak boleh disia-siain! Batin cowok itu menoleh ke arah Vanda yang kini sibuk mengatur setingan kemera di tangannya.
Bio meraih tasnya dan mengeluarkan dua buah lolipop yang tadi dia minta pada cewek-cewek yang menyemangatinya di sekolah sebelum berangkat bertanding.
"Buat lo, siapa tahu lo bosen."
Vanda menerima 2 lolipop itu dengan senyum yang langsung membuat Bio meleleh.
"Ini kenapa jadi terang banget sih Yo?" Vanda bertanya sambil terus mengotak-atik setingan kamera di tangannya. Mulutnya yang berisi lolipop dengan tampang bingungnya membuat Bio menelan ludah.
Sejak kapan cewek makan lolipop begitu terlihat menggoda di matanya?
"Yo?" Vanda mendorong lengan Bio dengan lengannya.
"Ha?" Kepala Bio mendekat, tangannya beralih memegang kamera.
Vanda yang penasaran, bergerak mencondong badannya ke arah Bio.
"Jadi lo bisa atur di sini."
Kepala Vanda mengangguk-angguk, terus mengamati saat cowok itu memberitahunya.
"Nah udah selesai." Bio menegakan punggung, "Coba gue foto lo ya?"
Vanda otomatis tersenyum ke arah kamera. Lalu keduanya kembali mendekat untuk melihat hasil jepretan setelah setingan kamera itu diatur oleh Bio.
"Wahh..." Vanda tersenyum menatap Bio, "lo belajar dari mana?"
"Otodidak sih, awal kepsek ngasih kemera ini buat team basket, cuma Difki yang bisa makenya. Gue juga pengen bisa, yaudah, disela latihan gue coba otak atik. Eh ternyata gampang juga."
"Kapan-kapan ajarin gue setingan yang lain ya." Ucap Vanda penuh antusias.
"Siap!" Bio ikut tersenyum.
Angger yang sedang berada di tengah lapangan, mendengus saat melihat pemandangan itu. Dia menerima bola dari anggota teamnya dan segera melemparnya ke ring.
Tapi gagal.
Cowok itu kembali menatap Vanda dan Bio, keduanya masih terlibat pembicaraan seru hingga dia tak sadar saat ada anggota lawan yang siap menabraknya dan membuatnya terjatuh dengan posisi pinggul duluan.
Angger mengerang saat wasit meniup pluitnya. Pertandingan dihentikan sementara dan Mas Bandi berinisiatif untuk menganti Angger dengan pemain lain agar pertandingan kembali berlanjut.
Bio dan Mas Bandi membopong cowok itu ke pinggir lapangan. Tim medis yang ada di sana langsung menangani Angger.
"Sepertinya ada yang salah dengan tulang pinggulnya, saya khawatir retak." Ucap pria yang memakai seragam petugas medis itu. "Kita harus segera ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...