2 hari jeda ke pertandingan selanjutnya, Angger dan anggota basket yang terpilih mengikuti 3on3, mendapat waktu untuk mengikuti kelas masing-masing.
Semua dilakukan Mas Bandi agar mereka tidak terlalu ketinggalan pelajaran. Mumpung belum di pertandingan semifinal.
Oleh karenanya, hari ini Angger ikut bergabung di kantin bersama Jip, di meja yang biasa di tempati Vanda dan teman-temannya.
Dan Angger melihat Bio yang sudah lebih dulu bergabung di sana. Barang tentu karena cowok itu langsung mengekor bergitu ketiga cewek itu keluar kelas.
"Nggak ada yang ulang taon di sini kalo lo mikir ada yang traktir lo." Lesta yang duduk di sebelah Jip, bersuara saat Angger baru menempelkan bokongnya di bangku.
Angger diam, bibirnya kelu harus menjawab apa. Masa harus jujur bahwa dia hanya ingin bertemu Vanda?
"Bukannya lo cuma mau gabung kalo ada yang traktir? Bukannya kata lo mulut gue-"
"Gue yang traktir!" Angger memotong.
Senyum semua yang ada di meja itu terbit, tak terkecuali Vanda, cewek itu tersenyum sambil menunduk menatap ponselnya.
"Habis bongkar celengan siapa lo?" Bio yang duduk di sebelah Angger, menoleh.
"Celengan gue udah gue bongkar waktu itu buat traktir orang makan nasi goreng."
Vanda yang masih menunduk, tersenyum lebih lebar karena dia tahu dialah orang yang dimaksud Angger.
"Trus duit dari mana? Tiati lo Jip, ntar Angger minjam duit lo!" Bio terkekeh begitu saja. Diikuti semua yang ada di meja itu.
"Emang nggak bisa ngutang dulu?" Angger dengan wajah polosnya menoleh kiri kanan.
"YHAAAAAA." Semuanya langsung mendengus di tempat masing-masing.
Hanya Vanda yang terkekeh, cewek itu mengangkat kepala dan matanya langsung bertemu dengan mata coklat tua milik Angger.
"Becanda, gue habis dapet duit dari tante gue." Ucap Angger kemudian, matanya terus menatap Vanda yang kini meraih sepotong tahu isi dan kembali menunduk menatap ponsel.
Lalu pelayan kantin mendatangi meja mereka, mencatat pesanan yang segera di sambut suka cita oleh semuanya.
"Kalo gue nggak lagi diet, gue udah pesen banyak-banyak sampai Angger balik cuma pake kolor doang." Lesta berucap dengan mulut penuh kerupuk.
"Nggak diet? Ingetin gue kalo barusan lo pesan bakso sama tahu getjrot!" Arum menggeleng-geleng.
Tiba-tiba Difki muncul, kehadirannya sebagai peyembah gratisan tadi sempat dipertanyakan. Ujung-ujungnya cowok itu datang juga, benar-benar penciuman yang sangat kuat.
Dan Difki duduk di sebelah Vanda begitu saja. Kini bangku yang berseberangan itu sudah sesak seperti angkot yang lagi ngejar setoran.
Dalam hati, Angger menyalahkan dirinya yang tadi tidak mengambil tempat duduk di sebelah Vanda.
Tuh kan, Difki dapat rejeki! Cowok itu membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...