Dihari terakhir istirahat yang diberikan Mas Bandi, Angger memanfaatkannya dengan mengajak Vanda untuk menghabiskan waktu.
Ngedate.
Maka dari itu, kini Vanda sedang sibuk mencoba baju yang ada di dalam lemarinya. Bolak-balik di depan kaca sambil mencocokan dengan sepatu yang akan dia pakai.
Cewek itu menghela nafas, melirik jam dinding dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. 1 jam setelah itu dia selesai, tapi terus menatap diri di cermin. Pintu kamarnya diketuk, asisten rumah tangganya muncul dari sana.
"Ada Mas Angger nunggu di bawah Non."
"Iya Bik." Cewek itu meraih tas, tak lupa bercermin untuk terakhir kalinya.
Menuruni tangga, Vanda mendapati
Angger yang duduk di ruang tamu dengan sang ayah. Kepala Angger menoleh, senyumnya terbit begitu melihat Vanda."Ayo." Vanda berdiri di sebelah Ardi.
Angger bangkit, perpamitan dengan Ardi lalu berjalan beriringan keluar rumah.
Ardi tersenyum menatap anaknya dari jendela rumah. Dia tahu hubungan seperti apa yang dimiliki putrinya dengan Angger. Dan tak masalah karena Ardi juga sangat menyukai Angger. Anak laki-laki yang sangat menyenangkan, pikirnya.
"Kita mau ke mana?" Tanya Vanda begitu memasang helm.
Angger yang juga sedang melakukan hal yang sama, membuka mulut, "pilihan ada di tangan lo. Gue akan nurutin semua mau lo hari ini."
Senyum Vanda terbit, "oh ya?"
"Hm." Raut cowok pengertian muncul di wajah Angger.
Detik berikutnya cowok itu menaiki motornya, diikuti Vanda kemudian.
Sepanjang perjalanan, keduanya tak henti mengobrol tentang rencana yang akan mereka lakukan hari ini sambil sesekali terkekeh. Rasanya hati kedua remaja itu sangat berbunga-bunga.
Tiba di sebuah mall, Angger masuk ke basement untuk memarkir kendaraan. Setelah itu tangannya menggenggam erat tangan Vanda yang langsung disambut senyum oleh cewek itu.
Tempat pertama yang dikunjungi Vanda adalah tempat biasa dia untuk perawatan kuku, cewek itu berniat menganti warna cat kukunya. Dan Angger sama sekali tak masalah dengan itu.
"Bagus yang mana?" Vanda yang memegang dua botol cat kuku bertanya.
"Ini, yang biru aja."
Alis Vanda berkerut, "ini kan kuning!"
"Oh kuning? Emang bener ya kata orang, cinta itu buta."
Telinga Angger langsung dipenuhi tawa Vanda setelahnya. Cewek itu mengeleng pelan tak habis pikir.
"Apaan sih Ger?"
Angger ikut menertawai dirinya.
20 menit dihabiskan keduanya di tempat itu, Vanda dengan perawatannya dan Angger dengan game di ponselnya. Tak apa, Angger senang saat Vanda senang.
Selesai dengan kukunya kembali cantik, Vanda mengajak Angger ke sebuah kafe ice cream.
"Emang lo udah makan makanan berat?"
Kepala cewek itu menggeleng, "tapi di sini tempatnya bagus. Apalagi cermin besar itu." Vanda melirik ke sudut ruangan.
Angger hanya menghela nafas untuk itu.
Tiba-tiba Vanda bangkit, menarik tangan Angger ke arah sudut ruangan. "Kita mirror selfie dulu yuk..." Ucapnya mulai mengeluarkan ponsel.
Angger tersenyum menatap Vanda yang tampak senang dan antusias. Maka dari itu, Angger hanya mengikuti mau Vanda. Berpose di depan cermin besar di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...