Seperti biasa, Vanda dan kedua sahabatnya berebut botol sambal saat bakso mereka sudah sampai di hadapan masing-masing.
"Lama-lama makin jijik aja gue liat si Rei! Ngerasa paling cantik kali ya dia?" Lesta dengan kepala menoleh ke arah meja Rei dan Namya berkomentar.
Kepala Vanda mengikuti arah pandang pacar Jip itu. "Kemeran dia nyamperin gue." Kepalanya kembali menunduk pada mangkok bakso.
"Trus?"
"Ya lo tahu lah? Dengan songongnya dia nanya-nanya. Gue jawab seadanya aja. Males banget ngobrol sama dia."
"Dia macam-macam nggak sama lo?" Arum bertanya sambil meraih botol kecap, "kalo dia macam-macam, bilang ke gue, biar gue gebuk!"
"Dan gue akan ikut jambak rambutnya!"
Vanda terkekeh, "Gue pikir yang sering jadi patner olimpiade Jip itu, Namya? Kenapa lo ikutan sebel sama si Rei?"
"Dia temannya si Namya! Ya gue harus sebel juga sama dia! Lagian, cewek mana sih di sekolah ini yang nggak kesel liat si Reimpong itu? Denger namanya aja udah jijik duluan."
Vanda mengangguk setuju. "Dan yang lucunya lagi, pas Bio datang buat manggil gue karena mau ngobrol sama mas Bandi, si Rei langsung sok jaim gitu. Tapi Bio malah cuekin dia."
Ketiganya tertawa.
Kepala Vanda kembali berputar ke arah meja Namya. Dan mata keduanya beradu di satu garis lurus, mereka saling melempar senyum.
"Gue nggak salah liat? Lo barusan senyum-senyuman sama si Namya?" Lesta kesal.
"Ya basa basi aja, lagian dia baik kok." Walaupun suka caper depan Angger. Vanda menambahkan dalam hati.
"Lo belom ngerasain aja pacar lo dideketin sama dia! Ih Van!" Lesta memukul kepala Vanda dengan sendoknya saat cewek itu tidak mendengarkannya tapi malah sibuk dengan baksonya.
Vanda mengaduh, detik berikutnya menendang kaki Lesta di bawah meja.
"Lo pilih dia atau gue?"
"Elo lah!" Balas Vanda hanya agar Lesta diam.
Lesta tersenyum, "Bagus!" Dia beralih menatap Arum, "Kalo lo?"
"Apa?"
"Lo pilih Namya atau gue?"
"Keknya dia." Arum mencampur tahu ke dalam mangkok bakso.
"Kenapa?!" Wajah Lesta sudah ingin menelan cewek tomboy itu hidup-hidup. Ini anak sebenarnya teman siapa sih?
"Kali aja gue ketularan pintarnya."
Lesta mendengus. "Maksudnya gue nggak cukup pintar untuk nular ke lo?"
"Tumben lo sadar, habis minum karbol ya?"
Tangan Lesta menjambak kunciran rambut Arum dengan kesal. "Mulai hari ini lo nggak dapet jatah bihun gue lagi!"
"Becanda gue!" Arum membukakan tutup botol minuman Lesta, "Keknya lo kurang minum, nih minum dulu. Kurang baik apa gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...