Pagi-pagi sekali Vanda sudah bangun. Hari ini dia ingin memberikan kejutan kecil untuk Angger.
"Bi, habis bawangnya ditumis, masukin bumbunya kan?"
Ya, cewek itu kini sedang memasak. Memasak nasi goreng lebih tepatnya. Pertama kalinya dia mencoba membuat makanan sendiri. Sebelumnya Vanda suka membantu asisten rumah tangganya saat memasak, jadi dia tidak canggung lagi dengan dapur.
Selesai memasukan nasi, tangannya yang memegang spatula, sibuk mengaduk-aduk sambil sesekali menyeka keringat. Begitu menyelesaikan masakannya, Vanda mulai menghias kotak makan di hadapnnya. Bibirnya tersenyum saat merasa semuanya sudah siap.
Kemudian dia bergegas ke kamar mandi karena saat dia melirik jam dinding, benda itu menunjukan sedikit waktu lagi untuk dia bersiap-siap ke sekolah.
Sampai di sekolah, setelah sebelumnya Vanda terburu-buru, cewek itu turun dari mobil. Pagi ini Angger tidak bisa menjemputnya karena cowok itu telat bangun. Bisa-bisa dia telat jika harus menjemput Vanda dulu.
Tapi tak apa, Vanda baik-baik saja. Apalagi dengan kejutan kecil yang nanti akan diberikannya pada Angger.
Mungkin, Vanda akan memberikannya sehabis cowok itu latihan basket nanti. Tenang saja, Vanda sudah memasukan bekal itu ke dalam hotbag untuk menjaganya agar tetap hangat.
Lesta yang baru berpisah dengan Jip di parkiran, berlari kecil saar melihat Vanda.
"Lebar banget senyum lo!"
Vanda menoleh dengan senyum yang masih awet, "iyalah! Emang lo doang yang punya pacar?"
"Eleh! Sekarang aja lo berani bilang punya pacar. Kalo nggak ketahuan ya trus aja lo sembunyi-sembunyi kan?"
Vanda terkekeh. Iya ya. Batinnya.
Hingga akhirnya Angger selesai latihan, Vanda yang memperhatikannya dari pagar pembatas, menunggu kapan cowok itu menjauh dari teman-temannya. Kalau Vanda langsung memberikannya, bisa-bisa yang lain curiga.
Angger melirik ke arah kelas Vanda dan mendapati cewek itu menunjuk-nunjuk ke arah tangga. Seakan mengerti dengan kode cewek itu, Angger bangkit dan menuju ke arah yang di maksud Vanda.
Bibir Vanda tertarik, dia segera melangkah dan menuruni tangga. Tangannya yang memegang hotbag, terulur saat mendapati Angger sudah menunggu di sana.
"Apa nih?"
"Gue bikinin bekel buat lo."
Angger menrimanya dengan tersenyum.
"Kalo ada yang nanya, bilang itu bekel dari nyokap lo."
"Hm."
"Yaudah, gue ke kelas dulu." Vanda membalik badan. "Jangan lupa dimakan." Tambahnya sambil terus menaiki anak tangga.
"Pasti!"
Angger kembali ke pinggir lapangan, segera membuka hotbag itu lalu baralih pada kotak bekal. Senyumnya terbit saat melihat bentuk bekal yang dihias macam-macam.
Tangan cowok itu mencomot sosis yang dilengkapi dengan mata dari wijen hitam. Detik selanjutnya dia terkekeh, rasanya sudah lama sekali dia tidak memakan bekal seperti ini.
Tiba-tiba Bio dan Difki mendekat, menatap bekal itu dengan mata berbinar.
"Waahhhh... Makan diam-diam aja lo!"
Bio merebut kotak bekal itu, menyendok besar nasi goreng di dalamnya lalu melahapnya.
"Lo nyolong bekal siapa?" Difki menunggu giliran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...