Saat masuk ke area parkiran dan memarkir motornya, Angger mendapati Vanda yang turun dari motor Bio. Keduanya tampak tertawa entah karena apa. Angger menghembuskan nafas, membuka helmnya kemudian berlalu meninggalkan keduanya yang bahkan tidak sadar dengan kehadiran kapten basket itu.
Angger tak tahu saja jika tadi pagi saat Vanda akan berangkat sekolah, Bio sudah menunggu di depan rumahnya. Ingin menolak nyatanya membuat cewek itu tak tega. Dan baru saja, mereka tertawa karena taruhan warna boxer apa yang dipakai Arum hari ini.
"Kalo gue bener boxernya warna merah, lo traktir gue sama temen-temen gue nanti di kantin."
Bio turun dari motornya setelah melepas helm, "Oke, tapi kalo gue yang bener kalo boxernya polkadot, lo harus pulang bareng gue 1 minggu."
Modus juga nih taruhan.
Tapi Vanda hanya mengangguk. Setahunya Arum tidak punya boxer polkadot. Setidaknya Vanda tidak pernah melihat cewek itu memakainya saat mereka menganti baju olah raga.
Dan saat latihan, Angger kembali menangkap kedekatan keduanya tanpa dia sengaja. Vanda langsung memberi minuman pada Bio saat cowok itu berlari ke pinggir lapangan.
Apa-apaan nih! Angger membatin, dadanya panas udah kek bara api kang sate depan sekolah.
Hingga akhirnya dia dan beberapa anggota team ikut ke pinggir lapangan, matanya sama sekali tidak memutuskan pandangan pada Vanda.
Dia mengambil tempat duduk di sebelah Difki yang bersebelahan dengan cewek itu.
Untung saja kini Bio sedang terlibat pembicaran dengan mas Bandi. Jika tidak, mata Angger akan kembali terkontaminasi dengan kedekatan keduanya.
Dan Vanda, cewek itu kini pura-pura meraih sebotol air mineral di sebelahnya. Bersikap seolah tak ada Angger di sekitarnya dengan menoleh ke mana saja. Setidaknya itu berhasil, karena kini, Angger kesal bukan main dengan sikap cewek itu.
Jadi, batang pohon lebih menarik dari muka gue? Angger membatin. Di raihnya botol air mineral yang di ulurkan Difki padanya.
Saat mulai meneguk minuman itu, mata Angger mendapati Vanda berusaha membuka botol dengan susah payah.
Dengan helaan nafas, Angger mengambil alih air mineral di tangan cewek itu begitu saja. Membukakan tutup botolnya dan mengembalikannya dalam diam.
Begitupun dengan Vanda, dia ikut menerima dalam diam. Mau mengucapkan terima kasih pun, bibirnya terasa berat.
Ntar yang ada dia ngira gue nggak marah lagi sama dia! Ucapnya dalam hati.
Menatap botol di tangannya sejenak, Vanda memberikan botol yang sudah terbuka itu pada Difki. Mengantinya dengan botol yang masih tertutup rapat dari tangan cowok itu.
Dan kembali cewek itu berusaha membukanya sendiri.
Angger mendengus. Apa sih?!
Tangannya lagi-lagi tanpa permisi mengambil botol di tangan cewek itu dan kembali membukanya. Kemudian meraih tangan Vanda untuk menerimanya saat dia terlihat enggan.
Difki yang duduk di antara keduanya menoleh kanan kiri dengan bingung.
"Kalian berdua kenapa sih? Buka tutup buka tutup, kepala gue pegel noleh terus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Fiksi Remaja"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...