Angger ke rumah Jip masih dengan seragam sekolahnya. Cowok itu jika dia baru membeli kaset PS. Jadilah Angger tidak langsung pulang setelah dari bengkel motor.
Tadinya Angger mau menjemput Vanda, tapi cewek itu bilang sudah akan dijemput Mang Ading. Ya sudahlah, Angger juga tidak mau Mang Ading makan gaji buta.
Pintu kamar terbuka, Jip muncul dengan kue-kue di tangannya yang dia bawa dengan nampan.
"Oleh-oleh tante gue dari Jogja." Ucapnya.
"Enak tuh!" Angger meraih sepotong bakpia. "Lo dari mana masih pake seragam?" Angger menatap punggung Jip saat cowol itu mulai menyalakan tivi.
Jip menatap Angger dengan senyumnya, "lo nggak mau cerita apa-apa?"
"Apa?" Kening Angger berkerut.
"Ya apa kek."
Angger diam sebentar, "gue beli motor baru."
"Gue udah tahu! Yang lain?"
Sambil terus mengunyah, Angger mencoba mengingat, "oh ini nih! Difki udah bisa kencing nyampe 1 meter." Angger terkekeh, "seru tuh main perang-perangan."
Jip memdengus, tangannya bergerak menyalakan mesin game. "Hal yang belakangan ini lo sembunyiin dari orang lain, termasuk gue."
"Apa sih? Gue jadi bingung sendiri?"
"Bingung beneran atau pura-pura bingung?"
"Oh!"
Senyum Jip muncul. Akhirnya lo mau jujur? Batinnya menoleh untuk menatap Angger.
"Tadi gue dibayarin es cendol sama adik kelas. 2 gelas lagi!" Angger terkekeh lagi.
"Udah lah lupain!" Jip jadi kesal sendiri. Bagaimana bisa Angger belum bercerita tentang hubungannya dengan Vanda. Diraihnya stik console yang diikuti Angger, lalu memulai game itu dengan antusias.
Di tengah permainan, Angger melirik Jip dan membuka mulut, "gue pacaran sama Vanda."
Jip menekan tombol pause, kepalanya berputar menghadap Angger yang kini tersenyum.
"Kok lo nggak kaget?" Angger beralih menyatukan alis.
Tadinya dia berkata seperti itu agar Jip kaget dan Angger akan memanfaatkan hal itu untuk memenangkan permainan.
"Gue udah tahu sebelum lo kasih tahu."
"Tau dari mana lo?"
"Sejak awal gerak-gerik lo udah mencurigakan. Bio aja yang nggak peka punya saingan temannya sendiri."
"Lo tahu dari siapa?" Angger menuntut.
Jip menekan tombol play dan permainan itu dimulai lagi.
"Tahu dari siapa sih?!"
Jip menahan senyum, membalas Angger hingga membuatnya kesal karena penasaran.
Angger mendengus, ditekannya tombol power di mesin game hingga membuatnya mati.
"Sialan! Gue hampir menang dikit lagi!" Jip menoleh dengan raut kesal.
"Siapa yang kasih tahu lo?"
"Lesta."
Angger langsung membuang wajah, mendengus lagi.
"Kenapa cewek lo harus tahu semua hal?!"
Jip terkekeh, meraih bakpia dari kotaknya.
"Jangan-jangan dia juga tahu warna kolor lo tiap hari?!"
Kekehan Jip berubah menjadi tawa besar. Dia sangat menikmati wajah sebal Angger.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...