Pak Huda selaku Kepala Sekolah, mengajak semua anggota team makan di restoran mewah untuk merayaan kemenangan mereka.
Setelah selesai dengan perut kenyang serta hati yang gembira, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Bonus akan cair paling lama satu minggu. Kabar itu membuat anggota team pulang dengan tersenyum lebar
Vanda pulang dengan Mang Ading dan Angger, cowok itu ikut melanjutkan perayaan bersama teman-temannya di kosan Difki.
Tak lupa Jip ikut bergabung, membawakan 1 crat minuman soda sebagai hadiah.
"Gue pikir lo bakal bawa cewek seksi!" Ucap Difki sambil terkekeh.
Jip menoleh, "tadinya gue mikir gitu, cuma gue khawatir lo gemeter trus mimisan."
Dan kini kosan kecil itu penuh dengan suara tawa mereka.
Kemudian di tempatnya, Bio menghembuskan nafas panjang. "Walaupun team kita menang, tapi tetep aja gue galau."
Semua beralih menatap Bio. Angger yang sedang membuka kaleng soda, melirik cowok itu, menunggunya melanjukan ucapan.
"Apa Vanda nolak gue karena dia suka sama cowok lain?" Bio menatap wajah temannya satu persatu. Selanjutnya menunduk, membuka kaleng soda keduanya.
Jip melirik Angger dan tersenyum samar. Cowok itu menangkap ekspresi Angger yang tak biasa. Memang terlihat sama saja, tapi ada sekelibat raut bahagia di wajahnya. Jip terlalu mengenal cowok itu untuk tahu apa yang sedang dia rasakan.
Sebelumnya Jip tidak membahas apapun pada Angger, dia tidak tahu saat itu Angger tiba-tiba menghilang. Pikirnya Angger sudah tahu, nyatanya cowok itu tak tahu dan malah menyimpulkan sendiri. Lalu patah hati karena asumsi yang dia buat sendiri.
"Apa ada cowok di Junius yang Vanda suka?" Bio kembali mengangkat kepala. Walaupun di depan Vanda, cowok itu selalu tampak tersenyum, tapi lihatlah sekarang, pandangannya sayu, tampak galau sekali. Hanya tinggal nyanyi di karaoke agar cowok itu semakin terlihat seperti 'the real' orang patah hati.
"Seenggaknya kalian masih temenan, lo masih bisa usaha deketin dia." Difki bersuara, tak lupa menepuk bahu Bio di sebelahnya.
"Temenan karena gue yang emang muka badak aja. Yaelah! Semua juga tahu kali, kalo habis ditolak itu semua nggak akan sama lagi. Gue aja yang emang nggak tahu malu masih usaha deketin dia."
Detik berikutnya begitu Bio menyelesaikan ucapnnya, ruangan itu langsung hening.
Memberi Bio waktu untuk larut dengan pikirannya.
"Atau lo mau nggak sama gue?" Difki manatap Bio dengan tatapan serius.
Dengan cepat Bio menoyor kepala Difki. "Najis lo!"
Dan mereka kembali tertawa.
"Gue nggak apa-apa jadi homo kalo itu bisa bikin lo seneng." Tambah Difki sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
Bio terkekeh, merebut bungkusan snack dari tangan Angger. "Kalo menurut lo Ger, apa gue harus terus usaha?"
Kepala Angger mengangguk perlahan. Tidak mungkin dia menyangkal dan meminta Bio menjauhi Vanda. Yang benar saja!
Lihatlah sekarang, Angger sudah seperti sahabat palsu.
Atau sudah?
Kepala Bio ikut mengangguk, "Lo bener, gue harus terus usaha! Gue nggak boleh nyerah!" Tiba-tiba semangat cowok itu sudah di ubun-ubun.
Dia meraih sekaleng minuman soda lagi, mengocoknya berkali-kali lalu megulurkan ke depan.
"UNTUK KISAH CINTA YANG LEBIH BAIK!!!"
Semua mengikuti dengan meraih kaleng soda baru dan mengocoknya, lalu sama-sama mengulurkannya ke depan.
"1.. 2... 3..."
Mereka serempak membuka tutup kaleng soda itu hingga buih di dalamnya menyembur tinggi.
"HOOOOO!"
Keempat cowok itu berteriak dan segera meneguk minuman di tangan masing-masing sambil terkekeh.
"Keknya kita butuh alkohol men!" Difki menyarankan.
"Jangan sok metal ya lo!"
"Sok gaul lo!"
"Gue tiup bencong lo!"
Makian itu bertubi-tubi hinggap di telinga Difki. Membuat cowok itu mendengus sekeras yanh dia bisa.
Susah punya temen-temen cupu! Batinnya tergelak.
Setelah menghabiskan beberapa jam bersama, Angger dan Jip pulang, meninggalkan Bio yang memilih nginap di kosan Difki.
Cowok itu tidak bisa bangun karena ternyata tadi Difki sudah menyiapkan minuman berakohol.
Angger dan Jip ikut minum walau sedikit. Bio dan Difki lah yang menghabiskannya hingga keduanya kini terkapar mabuk.
**********************************
Jangan lupa vote dan komen yaw. Sesederhana itu gue sudah merasa dihargai =)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Dating (Completed)
Teen Fiction"Jodoh nggak akan lari ke mana, paling ke temen." - Angger. Apa jadinya jika kalian ada di posisi menyukai gebetan teman sendiri? Ingin memiliki, tapi semuanya tidak akan mudah. Tidak ingin memiliki? Nyatanya hanya membohongi diri sendiri. Ini tenta...