Pagi ini hati Radiz sangat senang, karena kemarin ia diajak ke pasar malam oleh sean. Momen yang sangat Radiz ingin rasakan setelah beberapa tahun tidak pernah merasakan hal itu.
"Bu...ibu... Radiz laper". Teriak Radiz berlari dari tangga atas.
"Aduhhh Radiz, jangan teriak-teriak dong. Ini telinga ibu sakit nih dengernya". Ibu Radiz mengomel tak karuan.
"Iya Bu maaf. Lagian ini Radiz laper banget sih ditambah aroma masakan ibu enak banget, jadi tambah laper deh Perut radiz". Bela Radiz pada dirinya.
"Yaudah ini ibu udah siapin, sekarang kamu makan dulu habis itu berangkat". Kata ibu Radiz pada Radiz yang sudah siap di depannya.
"Radiz, hati-hati dong makanya, nanti kamu tersedak makanan". Khawatir ibu Radiz yang melihat Radiz mekana dengan cepat.
"Iya Bu renang aja Radiz nggak bakalan kesedak kok". Jawab Radiz tak jelas.
"Renang kemana kamu?" Tanya ibu Radiz Bingung.
"Bukan renang buk tapi tenang,ihh ibu". Kesal Radiz pada ibunya.
Setelah melahap habis makanan yang disajikan oleh ibunya, Radiz segera berpamitan dan beranjak dari teman duduknya.
"Yaudah buk, Radiz berangkat sekolah dulu ya". Pamitnya pada ibunya.
"Ya, hati-hati jangan ngebut-ngebut kalau naik mobil". Pesan ibu Radiz, yang Hanya dibalas anggukan olehnya.
Ia segera mengeluarkan mobil miliknya dari garasi rumahnya. Ia mengendarai dengan kecepatan rendah kali ini.
Setelah sampai di area parkiran belakang sekolah, Radiz segera memarkirkan mobilnya di area itu, dan pergi menuju ke kelasnya.
"Heh anak haram, masih aja Lo sekolah disini".
"Nggak malu apa ya, udah haram bisa-bisanya Lo pacaran sama Sean".
"Lo tuh pergi aja deh dari sekolah ini".Cacian itu kembali di dengar oleh Radiz dari telinga nya. Sungguh hidup yang sangat ia benci pada fase ini. Dimana fase harus menerima kenyataan yang bahkan ia tak tahu mengapa harus ia yang menerimanya.
"Diz, Lo nggak apa-apa?" Tanya Cecil khawatir.
"Iya diz, kok muka Lo pucet banget, Lo sakit ya?" Tanya Natella kembali.
"Gue nggak apa-apa kok cuma dari kemarin emang lagi cape aja". Jawab Radiz lemah.
"Oh, gue kira Lo sakit". Percaya mereka berdua.
"Selamat pagi anak-anak. Gimana kabar kalian, baik semua kan?" Suara Bu Ratna menggelegar di ruangan.
"Pagi buk." Jawab mereka serempak.
"Iya saya akan langsung aja. Untuk hari ini saya tidak bisa menemani kalian karena saya ada tugas, jadi saya akan beri kalian tugas besok di kumpulkan kepada Adrea ya". Perintah Bu.Ratna.
"Iya Bu, hari-hari Bu". Sahut mereka senang.
Bu. Ratna sudah tak menampakkan dirinya. Suasana kelas seperti yang tergambar pada otak kalian. Ada yang memilih tidur, main games, bergosip, membaca buku dan masih banyak lagi. Suasana kelas yang sudah tak terkontrol membuat Adrea sang ketua kelas kewalahan menangani mereka semua.
Berbeda dengan Radiz, ia lebih memilih untuk pergi ke belakang halaman untuk menenangkan pikirannya. Ia sangat senang jika berada disana. Tempat yang sepi ditambah dengan semilir angin yang sangat ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Teen Fiction[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...