58~Sisi lain~

18 5 5
                                    

"Janji!"

"Janji!"

"Udah yuk pelukannya, capek nih kepala gue!" Ujar Natella melepaskan pelukannya.

"Kenapa? Lo sakit leher?" Tanya Cecil menahan rasa tertawanya.

"Kenapa lo tanya-tanya? Lo pasti mau bully gue lagi kan?" Ucap Natella sembari menunjukan jari tengahnya pada Cecil.

"Gue nanya baik-baik salah, gue bentak salah! Apa sih yang menurut lo nggak salah? Hah?" Ujar Cecil.

"Lo demen banget sih Cil bully gue. Emang gue cewek apaan yang mudah lo bully terus habis itu lo rayu lagi!" Ucap Cecil sinis.

"Heh selai kacang! Lo tuh ya, pikirannya suka jelek mulu sama gue kenapa sih? Gue tuh cuma nanya baik-baik sama lo. Kenapa leher lo? Emang lo sakit leher? Udah gitu doang. Nggak ada unsur mau bully lo!" Ucap Cecil menjelaskan.

"Udah selesai berantemnya?" Tanya Radiz sembari tersenyum.

"Belum!" Ucap mereka bersamaan.

"Ok! Silahkan dilanjutkan! Gue dukung kalian berdua." Ujar Radiz tersenyum.

"Lo itu sahabat apa musuh kita sih diz? Kok lo seneng banget kalau gue sama Natella berantem." Ucap Cecil kesal.

"Ya gue sahabat kalian lah! Eemamg gue sahabat siapa lagi kau bukan sahabat kalian berdua." Jawab Radiz enteng.

"Terus ngapain lo seneng banget gitu kalau gue sama Cecil berantem?" Sahut Natella.

"Gue nggak seneng tuh. Emang gue ngomong kalau gue seneng kalian berantem? Enggak kan." Timpal Radiz.

"Terus kenapa lo dukung kita berdua berantem?" Sahut Cecil kembali.

"Ya karena gue nggak bisa apa-apa. Lagian kalau gue ngomong tuh, pasti kalian nggak dengerin gue. Kan sakit jadinya." Ujar Radiz mendramatisir.

"Kebanyakan drama hidup lo!" Kata Natella.

"Gue nggak pernah tapi ikut casting drama. Kok bisa hidup gue jadi drama mulu, kan gue nggak pernah ikut drama apapun." Jawab Radiz yang membuat mereka berdua geram.

"RADIZZZ!!!" Teriak mereka berdua secara bersamaan.

"Apa? Nggak usah teriak-teriak kali cil, la. Gue disini, nggak akan kemana-mana kok." Jawaban yang berhasil membuat mereka menjadi lebih geram.

"Kenapa lo nyebelin?"

"Gue nggak nyebelin!"

"Kenapa lo kok buat kita geram?"

"Tapi gue nggak ngerasa, gimana dong?"

"Kenapa lo harus hidup?"

"Takdir Tuhan!"

"Dan kenapa kok gue pengen bunuh lo?"

"Karena lo psikopat!"

"Hahahahhaha!" Tawa yang sangat puas dari Radiz.

Pertanyaan yang Cecil ajukan pada Radiz membuatnya menyesal karena telah melayangkan pertanyaan-pertanyaan yang harus membuat dirinya sangat geram.

"Kenapa cil?" Tanya Natella.

"Heh Cil, lo kenapa sih diem mulu?" Ulang Natella.

"Gue kesel tahu nggak sama Radiz!"

"Kenapa lo kesel?"

"Lo nggak lihat gimana tadi dia jawab pertanyaan gue?" Tunjuk Cecil pada dirinya.

"Lihat kok! Emang kenapa?" Tanya Natella kembali.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang