Radiz berjalan menuju ke arah kelas dengan tatapan kosong yang masih menyisakan buliran air sisa dia menangis tadi.
"Gue salah apa sama Lo, kenapa Lo bisa-bisanya nuduh gue yang enggak-enggak. Padahal gue nggak pernah ngelakuin hal Lo tuduh selama ini. Gue cuma sayang sama Lo, tapi kenapa Lo malah bertindak seperti ini?" Tanya Radiz dalam hati.
"Diz Lo kenapa?" Tanya Cecil.
"Ya Allah di, Lo kenapa lagi? Lo disakiti lagi ya sama Sean?" Tebak Natella.
"Gue salah apa la, cil sama Sean?. Selama ini gue udah mencoba buat maafin dia, tapi kenapa dia malah juduh gue selingkuh sama Al". Tanya Radiz rapuh.
"Sst...Lo nggak boleh Ngomong gitu. Lo tuh nggak salah apa-apa, tapi yang salah banyak tuh Sean". Balas Natella geram.
"Dia nuduh Lo selingkuh lagi sama Al?" Tanya Cecil pelan.
"Hmm...padahal gue udah ngejelasin semuanya sama dia, tapi dia nggak pernah dengerin gue sekalipun. Dia malah nuduh gue yang enggak-enggak". Jawab Radiz menahan tangisnya.
"Yaudah mulai sekarang Lo jauhin dia , Lo nggak usah sama dia untuk sementara". Saran Cecil yang disetujui oleh Natella.
"Gue nggak bisa la, gue sayang sama dia, dan gue nggak bisa gitu aja ninggalin Sean". Balas Radiz agak sedih Tinggi.
"Gue tahu Lo nggak bisa diz, tapi kalau Lo tetep gini aja, Lo nggak akan bisa bahagia diz. Lo juga Manusia, dan Lo juga berhak buat bahagia". Timpal Cecil.
"Gue setuju sama perkataan Cecil. Kalau Lo kayak gini terus, Lo nggak akan bisa bahagia. Laki-laki di sana masih banyak diz, bukan cuma Sean aja yang ada di dunia ini". Jawab Natella.
"Maaf la, cil gue tetep nggak bisa. Gue udah terlanjur sayang sama Sean dan gue nggak mau ninggalin dia". Lirik Radiz.
"Gue salut sama Lo diz, disaat Lo disakiti sama orang yang Lo sayang, nggak sedikitpun Lo membenci dia dan, nggak sedikitpun Lo mau buat ninggalin dia. Hati lo emang hati bidadari diz." Pikir Cecil dalam hatinya.
Saat ini Radiz tengah mengistirahatkan pikirannya. Ia menagkuokan wajahnya di dalam lipatan tangannya. Cecil yang tahu bahwa saat ini Radiz tengah tidur, iapun langsung pergi untuk mencari keberadaan Sean.
"Mana sih tuh anak, susah banget dicariin." Gerutu Cecil.
"Gue udah berhasil ngirim foto ke Sean. Dan saat ini Sean sama Radiz berantem. Gue Seneng banget deh kalau kayak gini. Mulai sekarang dan seterusnya Sean cuma milik gue, bukan milik orang lain bahkan Radiz". Kata perempuan itu sembari tersenyum penuh kemenangan.
Cecil yang tidak sengaja mendengar perkataan itupun terkejut. Bagaimana bisa ada orang yang sengaja memfitnah sahabatnya itu. Padahal mereka sama-sama perempuan. Cecil pun dengan geram menghampiri perempuan itu, namun naas perempuan itu sudah pergi lebih dahulu.
"Dasar. Lo pikir gue bakal diem aja kalau sahabat gue Lo giniin. Sorry ya, gue nggak akan diem dan gue akan cari bukti kalau Radiz nggak salah". Suara Cecil kini terdengar seperti monster.
Cecil melanjutkan mencari sean. Tak berselang lama, iapun menemukan keberadaan laki-laki itu. Ia segera menghampiri laki-laki itu untuk menegurnya.
"Heh dasar cowok nggak berguna. Kalau Lo cuma bisa buat sahabat gue menderita, mending Lo nggak usah sama dia deh. Gara gara Lo, Radiz sekarang jadi orang yang introvet bahkan dia sampai mecahin kaca dan murung di dalam kamar". Bentak Cecil pada Sean yang membuat para sahabat Sean terkejut.
"Heh cil, Lo apa-apaan sih Dateng-dateng marah-marah nggak jelas. Dateng tuh permisi terus duduk, bukan malah marah-marah nggak jelas". Timpal aksen
"Diem Lo, urusan gue sama Sean bukan sama Lo perkedel". Geram Cecil.
"Gue mau tanya sama Lo. Buat apa Lo nembak dia buat jadi pacar Lo kalau ujung-ujungnya cuma buat Lo sakitin". Pertanyaan itu seakan-akan menusuk hati Sean.
Laki-laki yang dari tadi tengah duduk sanpun kini siap untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh mulut Cecil padanya.
"Maksud Lo apa hah. Gue nggak pernah nyakitin dia, dianya aja yang udah bohong sama gue. Dia udah selingkuh sama Al". Gertak Sean.
"Heh iblis, asal Lo tahu ya, Radiz sama Al emang udah sahabatan dari smp ya wajar dong sekarang mereka berdua kangen-kangenan. Dan Lo itu cuma pendatang yang nggak tau apa-apa tapi malah nuduh yang enggak-enggak". Geram Cecil karena tak suka jawaban Sean.
"Gue emang pendatang yang nggak tau apa-apa tentang dia, tapi gue percaya kalau dia udah bohong sama gue dari foto ini". Sean menunjukkan foto yang dikirim oleh seseorang.
"Lo cowok apaan yang lebih percaya sama foto ketimbang pacarnya sendiri. Kalau Lo lebih percaya sama foto, kenapa nggak Lo pacaran aja sama tuh foto". Sahut Cecil skakmat.
Hati Sean kini sudah habis. Perempuan itu datang tanpa permisi dan tiba-tiba saja marah-marah padanya.
"Gue tekanin sekali lagi ya, gue nggak akan mudah dibohongi sama siapapun. Dan gue tetep akan percaya sama bukti-bukti yang ada". Balas Sean penuh penekanan.
"Dengerin gue, mulai detik ini sampai selama-lamanya kalau Lo atau siapapun nyakitin Radiz, gue nggak akan pernah tinggal diem buat ngasih Lo apa Orang lain pelajaran. Karena apa? Karena emang Radiz nggak berhak buat disakitin". Geram Cecil .
Setah itu Cecil pun pergi begitu saja meninggalkan segerombol laki-laki berjaket hitam berlambangkan Garuda di dada kirinya. Ia sangat muak dengan sikap Sean saat ini. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa ada orang yang tega-teganya memfitnah sampai nyakitin sahabatnya yang notabenenya Radiz adalah orang baik.
"Cil, Lo habis marahin sean ya?" Tanya Radiz lemah.
"Iya diz, gue muak sama perlakuan dia ke Lo. Gue nggak suka kalau Lo diginiin terus sama dia". Balas Cecil.
"Gue mohon sama Lo ya cil, jangan pernah marahin dia sedikitpun ya. Kalau dia bahagia dengan nyakitin aku, aku ikhlas kok". Lirih Radiz dengan senyum ramah.
"Hati lo terbuat dari apa sih diz, sampai lo ikhlas buat disakitin hanya demi membuat orang itu bahagia. Bahkan dia aja nggak pernah mikirin kebahagiaan Lo". Salut Cecil dalam hati atas perkataan Radiz.
"Iya diz, gue nggak akan marahin dia demi Lo. Tapi maaf kalau suatu saat gue akan ngelakuin hal yang sama, karena gue nggak sanggup ngelihat Lo disakitin terus kayak gini". Jawab cecil pada Radiz.
"Makasih ya diz, udah selalu ada buat gue. Gue beruntung punya sahabat baik kayak Lo. Dan gue janji, gue juga akan ada buat Lo kalau Lo ada masalah". Balas Radiz hangat.
Tiba-tiba saja Radiz memeluk tubuh milik cecil dan Cecil pun membalasnya dengan pelukan hangat juga.
Siapa ya kira-kira yang udah tega memfitnah Radiz, sampai-sampai Sean marah sama Radiz?
Tulis jawaban kalian di kolom komentar ya guys......
See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Teen Fiction[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...