25~Sakit Hati~

22 10 0
                                    

"kenapa sih dunia sangat tidak mendukung untukku, mengapa Tuhan memberikan ujian berat pada hidupku dan mengapa orang yang aku sayang yang harus melukai ku".

Saat ini Radiz tengah berada di dalam kelas sendiri, ia menenggelamkan wajahnya di dalam lipatan tangannya yang berada di atas meja. Setelah kejadian tadi hati Radiz rasanya seperti ditusuk-tusuk dengan sebuah pisau.

"Diz Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Natella

"Diz Lo kalau ada masalah cerita aja sama kita, kita pasti dengerin cerita lo kok". Sahut Cecil.

"Gue nggak apa-apa kok". Balas Radiz.

Disisi lain Sean dengan wajah penuh amarah berjalan menuju ke arah teman-temannya berkumpul.

"Eh si bos datang". Malven.
"Eh iya nih, panjang umur nya nih si bos". Canda aksen.
"Eh bos wajahnya kok merah sih udah kayak abis kesiran air panas aja". Canda axel.

"Lo semua bisa diem nggak, berisik aja". Sentak Sean yang membuat teman-temannya terkejut.

"Wohhhh.....bos Jangan marah-marah dulu dong bos,kan kita cuma bercanda ya nggak sen". Tanya axel pada aksen.

"Nggak, Lo aja yang bercanda gue mah nggak mau, takut dimakan sama bos". Canda aksen kembali.

"Jangan bertengkar Napa sih kalian. Berisik tau". Ken sudah risih dengan perdebatan mereka.

"Se Lo ada masalah apa sampai Lo marah banget kayaknya?" Tanya Ken pelan.

"Gue lagi males bahas". Jawab Sean ketus.

"Lo kalau ada masalah jangan dipendam sendiri se, Lo nggak akan pernah nemuin jalan keluar kalau Lo mendem semua sendiri" jelas Ken

"Gue lagi nggak mau bahas soal itu. Gue pergi permisi". Sean tiba-tiba saja pergi dengan wajah masih penuh amarah.

Radiz kini berjalan menuju ke arah kamar mandi. Tak sengaja iya melihat pemandangan yang tak enak, siapa lagi kalau bukan Sean dan zeva.

"Va gue sayang sama Lo, jangan buat gue kecewa lagi kayak dulu ya". Nada Sean kini sangat lembut pada gadis itu.

"Iya se gue nggak akan ngecewain lo lagi gue janji". Zeva juga membalas perkataan Sean dengan lembut.

Hati Radiz tambah hancur saat ini. Saat ini status dia dan Sean adalah sepasang kekasih, tapi kini Sean yang malah berbalik pada Zeva.

Radiz berlari kencang ke arah kamar mandi berada, ia tak mau Sean melihatnya menangis. Disisi lain Sean mengetahui bahwa Radiz akan melihat hal ini dan menangis. Namun tak ada rasa bersalah di hati Sean, ia malah senang karena ia bisa membalas perbuatan Radiz tadi pagi.

"Kenapa Lo bohong sama gue, kenapa Lo bersikap kayak gini sama gue bahkan Lo tega bilang gue matre sama cewek Murahan". Tangis Radiz sejadi-jadinya.

"Gue benar-benar kecewa sama Lo se, gue nggak pernah berfikiran untuk membuat lo benci sama gue. Tapi Lo malah buat gue kecewa sama Lo". Tambah Radiz .

Setelah meluapkan semua rasa sakit hatinya, Radiz segera membasuh mukanya dengan air karena tak mau ada orang yang melihat bahwa ia sedang menangis. Setelah memastikan bahwa warna merah dimatanya sudah tidak ada, kini Radiz keluar dari kamar mandi dan kembali ke dalam kelas.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan pertikaian antara zeva dan adik kelas . Ia melihat bahwa Zeva tengah menjambak rambut gadis itu.

"Zeva hentikan, lo tuh apa-apaan sih kayak gini, Lo tuh nggak punya hati apa ya, bisa-bisanya Lo bersikap kayak gini sama adek kelas". Gertak Radiz pada Zeva.

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue. Dia yang duluan  numpahin kuah mie nya di rok gue". Zeva tak terima dengan Radiz.

"Tapi itukan busa dikeringin va, dan Lo juga nggak perlu bersikap kasar sama dia. Coba kalau Lo disposisi dia , pasti Lo juga akan melakukan hal yang sama kan". Gertak Radiz akan sedikit keras.

"Nih akibatnya kalau Lo berani ikut campur urusan gue". Zeva tiba-tiba menarik baju Radiz jingga sedikit sobek.

"Lo apa-apaan sih, lepasin baju gue" . Radiz masih mncoba untuk melepaskan tarikan Zeva.

"Arghhh...aduhh". Ringis Zeva karena tak sengaja terdorong oleh radiz.

"Maaf va gue nggak bermaksud". Sesak Radiz.

"Minggir Lo, nggak usah sentuh dia. Lo itu emang cewek murahan nggak tau diuntung". Cela Sean kembali.

Dengan cepat Sean menggendong tubuh Zeva dalam dekapannya dan meninggalkan Radiz sendiri tanpa peduli sedikitpun padanya.

"Gue benci sama Lo se, gue udah coba buat nggak ngecewain lo, tapi Lo malah ngecewain gue". Radiz memeluk tubuhnya karena terdapat robekan yang bisa dibilang cukup besar di area lengan.

"Diz, Lo ggak apa-apa kan, nih Lo pake dulu aja jaket gue". Al tiba-tiba datang dan memberikan jaket berwarna hitam yang agak sedikit over size.

"Makasih ya Al".

Al memeluk tubuh Radiz saat ini. Ia tahu bagaimana penderita yang dialami Radiz saat ini. Tak sepantasnya Sean berlaku seperti ini pada Radiz terlebih ia saat ini berstatus sebagai kekasihnya.

Al sedikit kecewa dengan perlakuan Sean terhadap Radiz. Padahal semarah- marahnya ia pada Radiz naun Selama ini ia tak pernah bersikap seperti ini pada gadis itu. Tapi kini Sean telah membuat seorang sisi lain dari Al keluar.

Sungguh saat ini hati Radiz sudah tak lagi terbentuk. Hancur, sakit, rapuh dan kecewa. Perasaan itu bercampur menjadi satu dalam diri dan hati radiz. Ia tak tahu dimana salahnya selama ini pada Sean, sehingga membuat laki-laki itu bersikap seperti ini padanya.

"Andai Lo ada di posisi gue se, mungkin Lo nggak akan bersikap seperti ini sama gue, andai Lo ngerti sama penderitaan yang gue alami semasa hidup gue, mungkin Lo nggak akan buat gue kecewa sama Lo, dan andai Lo mau dan bisa dengerin penjelasan dari gue waktu itu mungkin hak semacam ini nggak akan terjadi pada kita. NAMUN ITU HANYALAH SEBATAS MUNGKIN." Radiz meruntuki dirinya sendiri, dengan segala permasalahan yang ada. Ia bingung, apa salahnya selama ini pada laki-laki itu.

Hidup Radiz sudah benar-benar hancur saat ini. Ia rindu dengan semua kasih sayang yang ada, rindu Dengan Sean yang hangat dan rindu dengan hidupnya yang berwarna.

Radiz, seorang gadis cantik yang harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya kini telah dimulai kembali kenyataan pahit yang menyusul padanya saat ini. Ia hanya pasrah dan bersabar untuk menerima semua kenyataan ini dengan besar hati, walaupun terkadang ia merasa bahwa Tuhan tidak adil padanya, namun itu adalah hidup. Ia tak bisa mengatur semuanya sesuai dengan hatinya.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang