47~Surprise~

31 6 2
                                    

Hari ini tepat dimana Sean akan berulang tahun. Radiz telah menyiapkan segala sesuatunya. Radiz ingin memberi kejutan kepada Sean untuk kali ini.

"Eh ini udah semua kan? Beres semua kan?" Tanya Radiz memastikan.

"Udah kok diz, lo tenang aja. Tinggal kita tunggu aja orangnya datang." Kata Cecil.

"Oh iya diz, lo nggak beli kado buat Sean?" Tanya Natella celingukan.

"Oh iya sampai lupa gue. Yaudah yuk antar gue beli kado buat Sean." Ajak Radiz menepuk jidatnya.

Cecil dan Natella memutar kedua bola matanya." It's okay." Pasrah mereka.

Radiz hanya menyengir kuda seperti tak bersalah." Yaudah yuk anak-anak pinter."

Kini mereka sudah berada di dalam mobil Radiz. Aroma wangi yang dipadukan dengan manis serta bau mint yang tak begitu menyengat membuat mobil Radiz menjadi sangat nyaman dan bisa membuat siapa saja rileks.

"Yuk udah sampai." Radiz berserta kedua sahabatnya turun dari dalam mobil. Visual mereka masing-masing sangat kuat sehingga ketika mereka keluar dari mobil mereka nampak seperti artis Korea yang turun dari sebuah mobil.

"Kita mau ke toko mana diz?" Tanya Cecil.

"Ke toko itu aja tuh. Disitu pasti ada miniatur-miniatur Marvel gitu." Tunjuk Radiz pada salah satu toko di mall tersebut.

"Yaudah yuk kita kesana." Natella menggandeng tangan Radiz.

Setelah mereka memasuki toko tersebut, mereka berdua membantu Radiz untuk memilih kado untuk Sean. Mereka melihat pernak-pernik serta miniatur Marvel.

"Eh cil, la. Gimana kalau kita beliin ini aja. Bagus kan, 1 paket isi semua tokoh Marvel." Ucap Radiz bersemangat.

" Terserah lo sih diz. Yang penting lo suka dan dia suka lo kasih itu, kan cukup." Saran Cecil.

"Yaudah itu aja diz, itu juga bagus kok. Pasti Sean suka." Seru Natella bersemangat.

"Yaudah gue ambil ini aja, kita bayar ke kasir dulu yuk, habis itu kita langsung pulang." Cercah Radiz sembari memeluk barang tersebut dengan sangat bahagia.

"Mbak ini ya barang saya. Sekalian mbak bungkus kado ya. Yang gambarnya Marvel aja mbak biar pas." Ucap Radiz menyerahkan barang tersebut.

"Iya mbak baik, mbak tunggu sebentar ya, biar saya bungkuskan dulu kadonya." Seru kasir itu.

Tak lama kemudian barang pesanan tadi sudah ada di depan mata. Begitu bahagianya Radiz melihat kado tersebut, ia tak sabar untuk memberikan kado tersebut kepada Sean.

"Makasih ya mbak." Radiz membawa kado yang tadi sudah dibungkuskan oleh kasir tersebut.

Mereka berjalan melenggang keluar toko setelah mendapatkan barang yang mereka cari. Tampak senyuman yang sangat lebar dari wajah seorang Radiz.

"Heh kenapa lo senyum-senyum? Sawan lo? Apa ketempelan mbak Kunti?" Aneh Cecil yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Radiz dengan sangat aneh.

"Iya nih anak kenapa sih senyum-senyum sendiri nggak jelas. Udah gila kali nih anak satu." Sahut Natella tak kalah aneh.

"Apaan sih kalian. Gue nggak gila dan gue nggak ketempelan mbak Kunti. Gue cuma seneng aja bisa beliin kado dan buat kejutan untuk Sean." Seru Radiz dengan senyuman yang tulus.

"Untung diz lo nggak ketempelan mbak Kunti. Kalau misal beneran nih, gue bakal ninggalin lo disini sendiri, dan gue bakal naruh lo di kuburan sih pasti." Ancam Cecil ngeri.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang