53~Perdebatan~

33 9 0
                                    

Bagus lah kalau gitu. Kan gue bisa tidur dulu." Ucap Axel lalu mendapat jitakan keras dari Sean di kepalanya yang menjadikan dirinya mengerucutkan bibirnya.

"Kerjaannya tidur dulu nih anak satu. Nggak ada kerjaan selain tidur apa sih. Gue rasa nih anak pas lahir sampai umur 2 tahun nggak pernah tidur nih, makanya sekarang tidur mulu." Ucap Aksen menanggapi omongan Axel.

"Bener sih lo bilang. Kalau nggak ada kerjaan nih anak pasti tidur. Kalau nggak tidur ya jahilin si Jaenab." Timpal Malven.

"Heh lo berdua bisa diem nggak! Gue ke ganggu nih sama suara kalian. Lagian kenapa sih lo berdua bingung banget kalau gue tidur terus. Lo berdua kangen kan sama gue, kalau gue tidur kan nggak ada yang jahilin lo berdua." Terka Axel.

"Dasar aneh." Sahut Sean.

"Bisa diem nggak lo berdua. Berisik aja kerjaannya." Sentak Ken.

"Kok Abang Ken gitu sih. Kan dedekmu tercinta ini jadi malu." Lebay Axel.

"Lo bilang sekali lagi kayak gitu, gue potong-potong lo." Ancam Ken tak main-main.

"Haduhhh adek jadi ngeri nih bang." Timpal Axel tak memperdulikan ancaman Ken.

Ken yang sudah sangat sabar menghadapi tingkah Axel yang pasti akan membuat siapa saja jijik dengan gaya bicaranya. Ken melempar kotak pensilnya persisi di kepala Axel. Hal itu membuat axel meringis kesakitan.

"Bang Ken kasar deh sama adek. Ntar kalau dilaporin sebagai KDRT gimana hayo?" Lanjut Ken.

"Heh banci kolong! Lo bisa diem nggak sih. Jijik gue dengernya! Lo bilang kayak gitu lagi gue nggak akan pernah nraktir lo lagi ya!" Ancam Malven yang juga sangat muak dengan tingkah laku Axel.

Axel memerosotkan tubuhnya di tempat duduknya." Iya gue nggak akan gitu lagi deh. Tapi boong! Hahahahhaha!"

"Dasar banci kolong lo."

Sean menggebrak meja yang membuat mereka langsung terdiam tanpa banyak bicara." Kalian bisa diam nggak. Dari tadi berisik mulu."

"Lo kalau mau tidur, tidur aja. Nggak usah banyak ngomong!" Sentak Sean yang membuat Axel langsung menenggelamkan wajahnya di antara tekukan kedua tangannya.

Sean duduk kembali dan mengatur pernapasannya setelah Axel berhasil membuat darahnya mungkin akan naik dua kali lipat dari darah normal biasanya.

Kringgg.......

Bel Istirahat berbunyi pertanda para siswa mengistirahatkan tubuh dan otaknya sejenak dari beban pelajaran yang tengah berlangsung.

"Ayo ke kantin. Udah laper gue dari tadi." Ajak Cecil.

"Ayo! Gue juga udah laper banget dari pagi. Mana belum sarapan lagi tadi gue." Ujar Natella.

"Okay, yuk! Hari ini gue yang traktir." Sahut Radiz yang membuat kedua sahabatnya terbelalak senang mendengar hal itu.

"Ok, yuk." Kini mereka berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar sejak tadi.

"Nat, lo pesenin sana!" Suruh Radiz sembari menyodorkan uang.

"Ok. Lo berdua mau pesen apa?" Tanya Natella sebelum pergi.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang