61~Boy vs Girl~

8 4 0
                                    

"Emang ada ya debat Suriah?"

"Ada?"

"Siapa yang buat acaranya?"

"Gue! Gue yang buat acaranya, khusus buat lo berdua!" Ujar Natella kesal.

"Ok atur aja ya, ntar gue dateng kok tenang aja." Ujar Radiz yang membuat Cecil dan Natella tambah kesal dibuatnya.

"Diz!" Teriak Natella.

"Hmm."

"Kok lo nyebelin kenapa sih?"

"Karena gue suka!"

"Kok lo suka bikin gue kesel sih?"

"Karena pantes."

"Kok gue pengen bunuh lo sih."

"Boleh, silahkan!"

"RADIZZZ!" Teriak Natella sekencang mungkin.

"Heh Nat, suara lo sampek luar tahu nggak. Kenapa sih lo teriak-teriak gitu? Mau lomba suara terbagus sama toa? Iya?" Ujar Ken.

"Apa lo kentang, diem aja deh lo! Nggak usah ikut campur."

"Apa lo bilang, nama gue bagus-bagus Ken terus lo ganti kentang. Wajah gue udah mirip Kenny Austin ya, bukan kayak kentang." Ujar Ken tak terima.

"Lagian lo kenapa sih kesini? Bukannya lo di pasar aja."

"Suka-suka Ken dong mau kemana. Ini kelas umum bukan kelas Mak Lampir."

"Maksud lo gue Mak Lampir gitu?" Ujar Natella menjadi-jadi

"Gue nggak bilang lo Mak Lampir, lo sendiri yang bilang kalau lo Mak Lampir."

"Dasar kentang busuk ya lo!"

"Heh tikus got sama tikus sawah! Kalian bisa diem nggak, suara nggak sebagus Justin Bieber aja berani teriak-teriak! Sakit ini telinga gue. Lo mau bayarin gue ke dokter? Hah? Nggak mau kan?" Potong Aksa ditengah-tengah perdebatan.

"Heh Sa! Jangan teriak-teriak dong sama pacar gue. Gue nggak terima ya sebagai pacarnya." Timpal Malven.

"Sejak kapan lo sama Natella pacaran? Kok gue nggak tahu?" Sela Axel.

"Iya Sa, sejak kapan lo sama Natella pacaran. Kok gue nggak lo kasih tahu." Sahut Sean.

"Heh lo nggak usah bikin berita yang nggak-nggak ya, gue bunuh baru tahu rasa lo. Lagian siapa sih mau pacaran sama Anoa kayak lo." Ujar Natella memincingkan sudut matanya.

"Sama pacar sendiri nggak boleh gitu tahu Nat, lo durhaka ntar sama Aksa." Goda Cecil.

"Emang di emak gue pakai durhaka segala, bukan kan? Lagian nih anak dateng-dateng terus ngomong yang enggak-enggak, lo mau tanggung jawab?" Gertak Natella.

"Yaampun Aksa, lo apain anak orang? Lo jahat Sa sama kita." Ujar Sean lebay.

"Heh mulut lo bisa dijaga nggak! Gue masih suci ya, gue masih belum berdebu. Enak aja lo main tuduh- tuduh gue." Aksa menjitak bibir Sean.

"Udah deh, tadi kenapa lo teriak-teriak manggil nama pacar gue?"

"Suka-suka Natella dong. Dia pacar lo, dia juga sahabat gue kok. Gue lebih dulu daripada lo, inget itu."

"Dih dasar pacarnya Aksa." Cibir Sean.

"Dih dasar pacarnya Radiz."

"Emang gue pacarnya kok, emang kenapa? Emangnya lo pacaran tapi nggak ngaku." Sindir Sean bak seorang ibu-ibu.

"Mulut lo kayak ibu-ibu banget sih Se, laki-laki mulutnya ember banget."

"Berarti bener dong gue kalau lo pacaran sama Aksa?" Goda Sean.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang