Kejadian kemarin membuat ibu Radiz khawatir terhadap keadaannya. Ia sebenarnya tahu bagaimana kehidupan Radiz saat ini. Dibalik itu semua ia selalu memantau Radiz sari jauh untuk memastikan keadaannya.
"Nak, Radiz bangun, udah pagi. Kamu sarapan dulu sana gih, nanti kamu terlambat". Ibunya membangunkannya dengan sangat lembut.
"Argh....., Bu tapi Radiz masih mau istirahat di rumah dulu. Radiz nggak mau kalau denger celaan siswa lain". Pinta Radiz dengan muka sedih
"Yaudah kalau gitu, nanti suratnya buat ibu titipin temen kamu ya". Setuju ibunya.
"Iya Bu makasih ya udah ngertiin Radiz". Radiz senang karena ibunya mau mengerti keadaannya.
Setelah itu di kamar itu hanya tersisa Radiz seorang diri, tak ada yang lain selain dia dan kerinduan.
To: 'my Angel Radiz '
Bagi ayah walaupun kamu bukan darah daging ayah sendiri, tapi kamu tetaplah anak ayah. Kamu tetaplah malaikat kecil ayah yang selalu ayah sayang dan ayah rindukan. Walaupun suatu saat nanti ayah akan meninggalkan kamu sendiri, tetapi kasih sayang ayah tidak akan pernah berhenti. Ayah yakin kamu adalah anak yang baik dan kuat. Jangan pernah mendengarkan kata orang lain, tetap percaya pada diri kamu sendiri. Terkadang memang dunia tidak selalu ramah, namun kamu harus membuatnya menjadi ramah.From: 'dady'
Ia membuka kertas kecil itu di dalam kotak kecil berwarna biru. Tertulis indah kata-kata penuh kasih sayang dari ayahnya. Ia sangat bangga pada ayahnya. Bagaimana bisa ayahnya menyayanginya seperti ini walaupun dia bukan ayah kandungnya, berbeda dengan ibunya yang malah membuangnya begitu saja.
Tak terasa buliran air bening jatuh dari kedua mata gadis itu. Perasaan rindu akan ayah tirinya, membuatnya ingin sekali kembali ke masa lalu. Dimana ia tak pernah merasakan hidup yang rumit seperti ini.
Ia menutup kembali kertas kecil itu dan memasukkannya ke dalam kotak kecil biru itu. Ia mengembalikan kotak itu seperti semula di atas meja belajarnya.
Selai Nutella:
Diz, kata ibu Lo, Lo sakit ya. Memangnya Lo sakit apa ? Kok Lo nggak cerita sama gue kalau Lo sakit. Ini kelas serasa sepi nih tanpa Lo.Pesan itu membuat Radiz tersenyum. Ia merasa bahwa sahabatnya itu sangat lebay padanya, namun disisi lain ia tahu bahwa sahabatnya itu sangat menyayangi dia.
Balas:
Ia maaf gue nggak kabarin Lo. Gue emang lagi sakit sekarang dan gue lagi istirahat di rumah, mungkin kalau nggak besok ya lusa gue udah masuk lagi.Ia membalas pesan itu dengan cepat karena tak mau membuat sahabatnya itu khawatir padanya. Dan dia juga tidak berkata jujur bahwa sekarang yang dimaksud sakit itu bukan Kondisinya namun yang sakit adalah hatinya.
Selai Nutella:
Yaudah kalau gitu Lo istirahat aja, jangan lupa minum obat terus jangan mikir Sean Mulu, nanti yang ada Lo tambah sakit lagi.Kata 'Sean' itu membuat Radiz sedikit sakit hati. Bagaimana tidak, selama ini Radiz mencoba untuk percaya pada semua perkataan sean, namun Sean sendiri yang membuatnya untuk tidak percaya lagi akan perkataan nya. Rasa nyeri di kepala membuat tubuh mungil Radiz hampir terjatuh di atas lantai namun untungnya ia segera memegang kursi meja belajarnya, sehingga ia tak jadi jatuh.
"Argh.....kenapa sih kepala aku sakit banget dari kemarin, padahal aku nggak pernah sesakit ini sebelumnya. Dan aku juga nggak ada penyakit apapun". Pikir Natella bingung
"Nak, ini ibu bawakan susu sama roti buat kamu." Loh kepala kami kenapa nak, sakit ya?" Ibunya terkejut ketika melihat keadaan Radiz yang sudah sempoyongan.
"Ini buk, kepala Radiz pusing banget dari kemarin, tapi Radiz ngerasa nggak punya penyakit apa apa". Jawab Radiz dengan nada lemah.
"Ya Allah, yaudah kalau gitu kamu istirahat aja. Sini biar ibu bantu kamu". Ibu Radiz membantunya untuk membaringkan badannya.
"Makasih Bu". Balas Radiz
"Kalau gitu ibu susu sama rotinya ibu taruh Sini ya. Nanti jangan lupa dimakan". Pesan ibunya
Radiz hanya membalas dengan anggukan.
Rasa nyeri di kepalanya sangat hebat, sehingga membuatnya tidak tahan lagi untuk berdiri.
***********
"Heh bos, si Radiz dari tadi kok nggak kelihatan ya?" Tanya malven
"Haah bos tuh cewek kok nggak kelihatan Batang hidungnya ya". Bingung aksen juga
"Jangan-jangan dimakan mbak Kunti tuh anak. Haduh bos mbak Kunti aja doyan sama tuh cewek masa Lo diem aja sih". Canda axel
"Heh mulut Lo bisa nggak, nggak usah asal ceplas-ceplos aja, udah kayak ibu-ibu kompleks aja tuh mulut". Geram aksen
"Apaan sih bang, kan dedekmu jadi marah kalau Abang gitoh". Lebay axel
"Sumpah seribu sumpah, gue jibang banget sama Lo xel. Muka ama badan aja yang kelihatan garang tapi tuh mulut Lo lemes banget". Jijik malven
"Heh kalian bisa nggak diem dulu. Kita disini mau nyari Radiz bukan mau berdebat". Kesal Ken
"Gue nggak peduli. Mau dia dimakan Kunti, teh poci atau lelembut sejenisnya gue juga nggak peduli". Jawab Sean
"Heh Lo nggak boleh gitu, beneran dimakan baru nyariin Lo. Kalau Lo nggak mau buat sama gue aja deh, dijamin nggak akan dimakan lelembut dan spesies lainnya deh". Timpal aksen
"Lo tuh nya udah dibilang jangan asal nyeplos aja, masih aja tuh mulut nyeplos. Gue sleding bau tau rasa Lo". Kesal malven kembali
"Lo kenapa lagi sih se sama Radiz. Lo berantem lagi sama dia?" Tanya Ken
"Dia aja yang buat gue bersikap kayak gini". Singkat Sean
"Memangnya dia udah ngelakuin apa sih sampai buat Lo kayak gini?" Tanya Ken kembali
"Kemarin gue nggak sengaja lihat dia sama laki-laki yang Dateng kemarin ke sekolah kita itu di belakang sekolah. Terus Radiz nangis di peluk sama tuh cowok. Dan kemarin juga tiba-tiba aja tuh cowok nongol pas gue marahin Radiz". Jelas Sean
"Maksud Lo Al?. Bukannya dia itu udah punya pacar ya?" Tanya Ken bingung
"Gue nggak tahu namanya, yang jelas gue lagi males sama dia". Jawab Sean sedikit tinggi
"Mending Lo tanya Radiz baik-baik aja se, mungkin si Al ...Al... Itu temennya kali bukan siapa-siapanya". Saran aksen
"Gue setuju" sahut malven dan axel
"Mending Lo samperin dia aja, habis itu lo tanya baik-baik, siapa tahu ada jalan keluarnya". Saran malven
"Hooh". Jawab axel
"Lo dari tadi hoah hooh aja Lo, nggak ada kata lain apa ya selain itu". Kesal malven
"Lo jangan cepet ngambil kesimpulan tentang dia sama tuh cowok. mungkin emang pada saat itu cewek Lo sama tuh cowok nggak sengaja ketemu atau mungkin emang udah temenan dari dulu, jadi ya mungkin mereka kangen-kangenan". Ken secara bijak memberi penjelasan kembali pada Sean yang saat ini sedang buntu pemikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Teen Fiction[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...