08123xxxxxxx:
Gue tunggu pulang sekolah di rumah kosong."Sialan. Nih anak satu semakin didiemin makin ngelunjak." Emosi Sean.
"Siapa sih bos, kayaknya ko marah banget?" Tanya Malven penasaran.
"Brian ya pasti. Gue udah tempe dari muka lo." Tebak Aksa.
"Sejak kapan udah tahu jadi udah tempe. Emang udah ganti Kta kelahiran ya?" Polos Axel.
"Dasar kol-kol lan sawah emang lo. Main ganti-ganti aja tuh nama, ntar kalau emanknya nggak terima nama anaknya diganti gimana, lo mau tanggung jawab." Malven mulai melantur.
"Berisik." Gertak Sean yang mampu membuat hati ketiga terdiam.
"Sekarang lo mau giaman se?" Tanya Ken dengan muka datarnya.
"Nanti pulang sekolah kita ketemu sama si brengsek satu." Ucap Sean semangat.
"Mendingan kita nggak usah kepancing sama dia se, lo inget kan gimana liciknya Brian." Ken memperingatkan Sean.
"Iya bos, tuh si Babi jantan licik banget orangnya. Gue rasa sih dia cuma mau main-main sama kita doang bos, mau cari masalah." Malven menimbrung begitu saja.
"Gue nggak bisa diem aja tanpa bertindak, gue udah capek dengan kelakuan dia yang semakin menjadi-jadi. Gue nggak mau dia sampai hancurin reputasi kita." Sean berseru dengan nada amarah.
"Yaudah kalau gitu nanti pulang sekolah kita ke rumah kosong itu. Kita jangan nyerang duluan sebelum si Babi jantan itu nyerang kita dulu." Saran Malven.
Setelah berunding untuk mempersiapkan nanti setelah pulang sekolah, kini mereka berjalan menuju ke arah rooftop atas SMA tersebut.
"Sumpah ya Tuhan, Sean tuh ganteng nya nggak bisa kompromi."
"Ya Allah si Ken kenapa sih makin hari makin ganteng aja, kan makin sayang akunya."
"Kalau gue nggak dapetin Sean, semuanya juga nggak apa-apa kok."Begitulah sekiranya teriakan para pengagum dari geng 'Avandor' yang beranggotakan 5 orang tersebut. Memang visual serta karakter dari masing-masing anggota sangatlah membuat siapa saja jatuh hati padanya.
Kini Sean merebahkan tubuhnya di atas sofa berwarna biru dongker. Ruangan itu menjadi bascamp mereka ketika mereka bolos sekolah atau rapat anggota.
Para anggota lainnya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.
Seperti malven dan axel yang sedang main game bersama, Aksa yang asyik dengan gadget nya serta Ken yang asyik dengan buku sejarahnya. Walaupun mereka berbeda-beda dalam karakter namun, mereka tak menjadikan itu sebagai sebuah halangan dalam persahabatan. Dengan adanya berbagai perbedaan antara mereka, itu mereka jadikan sebagai kekuatan geng 'Avandor'."Heh bos, ntar gue nginep rumah lo ya." Ucap Malven.
"Gue juga." Ucap Axel dan Aksa bersama-sama.
"Hmm. Yang penting lo pada kagak usah buat rusuh di rumah gue." Sean memberi peringatan.
"Lo nggak nginep di rumah gue ken? Tanya Sean.
"Ntar gue nyusul aja kalau mau nginep." Ucap Ken yang masuk fokus pada buku sejarahnya.
"Ok siap." Jawab singkat Sean.
*********
Bel sudah berbunyi yang pertanda bahwa pelajaran sudah berakhir. Kini Sean beserta keempat sahabatnya segera pergi ke arah parkiran belakang dan mengambil montor mereka masing-masing.
"Gue kasih tahu sekali lagi. Kita jangan nyerang duluan sebelum mereka nyerang kita. Jangan main fisik duluan sebelum mereka yang main fisik. Ok." Sean memberi penjelasan sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Teen Fiction[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...