35~Andai~

35 8 4
                                    

Byurr.....

"Maksud lo apa hah?" Tanya Zeva.

"Maksud apaan sih gue nggak ngerti?" Tanya Radiz polos.

"Lo pura-pura bego apa gimana sih. Lo udah ngerebut Sean dari gue, dan sekarang lo tanya kenapa iya? Dasar perempuan bego." Amarah Zeva kini sudah tak tertahan.

"Gue nggak pernah ngerebut Sean dari lo." Sentak Radiz.

Tiba-tiba saja rambut Radiz dijambak oleh Zeva dengan kuat. Iapun hanya bisa pasrah dengan hal itu. Ia tak bisa berkutik karena saat ini kepalanya sangat pusing.

Tiba-tiba saja tubuhnya jatuh di lantai . Zeva sungguh sangat panik akan hal itu, ia segera pergi untuk menghindari masalah itu.

"Eh Xel itu kan si Radiz." Tiba-tiba saja aksa melihat tubuh Radiz yang terbaring.

"Woi dia pingsan. Kita tolongin Xel." Ajak Aksa

Merek berdua langsung berlari secepat kilat untuk menolong Radiz.

"Diz bangun diz." Axel menggoncang tubuh Radiz dengan lembut. Ia mencoba membangunkan Radiz.

"Kita bawa aja ke UKS Xel." Kata Aksa.

Dengan cepat Axel menggendong tubuh Radiz dan membawanya ke UKS.

"Eh eh Radiz kenapa." Tanya Cecil panik.

"Heh iya Radiz kenapa. Lo apain?" Tuduh Natella.

"Nuduh aja Lo. Tadi dia pingsan." Jawab Aksa.

"Pingsan?" Dimana?" Cecil bertanya lagi.

"Udah deh lo nggak usah banyak tanya, mendingan Lo tanya aja sendiri sama dia." Axel kesal karena dari tadi Cecil terus menerus bertanya.

"Nah ide bagus." Aksa menyetujui.

"Kalau mau ngusir ya ngusri aja, nggak usah pake alasan- alasan nyuruh-nyuruh." Sewot Cecil.

"Yaudah yuk cil, kita ke Radiz aja." Ajak Natella.

Mereka kini melangkah masuk menuju ke arah UKS.

"Aduhh diz lo kenapa bisa pingsan sih? Lo sakit?" Tanya Cecil.

"Heh curut, dia baru sadar udah lo tanya aja." Sindir Natella.

"Hehehehe iya maaf maaf." Sesal Cecil.

"Gue nggak apa-apa kok cil, la. Gue tadi cuma kecapean aja." Bohong Radiz.

"Lo bohong kan sama kita. Lo pasti kenapa-kenapa." Tuduh Cecil.

"Gue nggak apa-apa, beneran." Bohong Radiz lagi.

Ia berbohong karena ia tak mau jika kedua sahabatnya ini mengetahui masalah yang sebenarnya. Ia tak mau menambah beban kepada mereka berdua.

"Gue tahu Lo lagi bohong, dan gue tahu kalau Lo lagi ada masalah. Tapi gue nggak akan maksa lo buat cerita ke kita, kita akan tunggu sampai lo siap buat cerita sendiri ke kita." Tebak Cecil.

"Thanks ya guys, kalian udah mau ngertiin gue." Radiz memeluk kedua sahabatnya.

Terlihat dari balik pintu seorang laki-laki yang sedang menyandarkan tubuhnya.

"Sean." Panggil Radiz.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Sean

"Gue nggak apa-apa." Jawab Radiz.

"Sekali lagi gue minta maaf ya diz. Gue banyak salah sama lo." Sesal Sean.

"Udah gue maafin kok se." Balasnya.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang