54~Dinner~

23 9 0
                                    

Sederhana tapi sempurna

~ De-nathan Arseano Pradipta-

-------------------------------------

"Udah gampang. Ntar gue beli aja lagi." Balas Radiz.

Mereka bertiga kini berjalan kembali menuju kelasnya.

Radiz terkejut ketika ada segelas jus yang sudah ada di mejanya." Eh ini jus siapa? Kok ditaruh sini."

"Gue nggak tahu." Timpak Cecil.

"Jua orang lain mungkin." Ujar Natella.

"Eh ini jus siapa?" Tanya Radiz pada seisi kelas.

"Itu jus lo diz." Jawab salah satu murid.

"Jus gue? Tapi tadi gue nggak pesen jus." Jawab Radiz bingung.

"Itu jus lo. Tadi Sean yang bawa jus itu. Katanya buat ganti jus lo yang dia habisin." Jelas siswa tersebut.

"Oh, yaudah kalau gitu. Makasih ya." Jawab Radiz.

"Dasar laki-laki labil!" Ujar Radiz.

"Tuh udah diganti sama Sean. Udah nggak usah berantem lagi kalian berdua, capek tahu yang denger." Ujar Cecil.

"Tapi gue nggak minta diganti tuh sama dia." Jawab Radiz.

"Udahlah! Lo kayak anak TK tahu nggak. Berantem terus setiap hari. Hubungan lo putus ntar lama-lama kalau gitu." Ujar Cecil.

"Lo doain gue putus sama Sean cil?" Kaget Radiz.

"Nggak doain cuma berharap aja." Jawab Cecil bercanda.

"Dasar sahabat muka musuh lo!" Timpal Radiz.

"Kok jadi kalian yang bertengkar sih. Nggak Cecil, nggak Sean, nggak Radiz, sama aja. Haduhhh, capek kalau gini." Ujar Natella pergi menuju bangkunya.

"Ngapain tuh anak?" Tanya Radiz pada Cecil.

"Mana gue tahu. Itukan adek lo." Sinis Cecil.

"Enak aja adik gue. Gue juga milih-milih kali kalau punya adek." Timpal Radiz.

"Ngapain manggil-manggil nama gue. Iri sama nama indah gue?" Sahut Natella.

"Iri? Ngapain gue iri sama nama lo itu. Gue udah bangga kali sama nama yang diberikan sama Mama gue." Timpal Cecil.

"Lagian kuping lo denger aja sih selai kacang. Lo dukun apa cenayang sih? Bingung gue." Tanya Radiz.

"Gue setan! Makanya gue denger." Jawab Natella melantur.

"Oh setan. Pantesan mirip ya." Ujar Radiz yang membuat mereka tertawa.

"Dasar sahabat rasa setan." Lirih Natella.

Setelah itu kini mereka duduk di bangku mereka masing-masing untuk menjalani pelajaran yang kedua. Siang hari yang membuat semua siswa sangat malas untuk belajar. Matematika, pelajaran yang bagi sebagian siswa sangat menyebalkan dan mengerikan. Apalagi ditambah pelajaran kali ini mereka berada tepat waktu siang hari.

"Kenapa sih Matematika tuh selalu aja ngeselin." Ujar Cecil.

"Terus mau lo gimana? Menyenangkan? Membuat lo bahagia?" Tanya Venus.

"Ya harus lah." Jawab Cecil.

"Sana balik ke TK aja kalau mau menyenangkan. Kan ada perosotan, ayunan sama mainan yang lain. Sekalian lo mengenang masa lalu." Ucap Venus yang membuat Cecil naik darah.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang