34~Sorry~

27 7 0
                                    

"Thanks ya Cil udah mau ngajak gue jalan." Radiz mengucapkan terimakasih pada Cecil. Setidaknya dengan Cecil mengajaknya untuk jalan-jalan, itu bisa membuat pikiran Radiz menjadi lebih tenang.

"Ya diz, sans aja. Kalau lo bahagia, gue juga ikut bahagia kok diz." Jawab cecil dengan senyum yang terpancar di wajahnya.

"Yaudah kalau gitu gue pulang dulu ya, udah malam." Pamit Cecil Sambil melihat jam tangannya.

"Yaudah kalau gitu hati-hati ya cil." Balas Radiz dengan lambaian tangan.

Kini tinggal Radiz seorang yang berada di rumah tersebut. Tak ada kehangatan lagi dalam hidupnya kini. Seorang yang ia sayang kini perlahan mulai menjauh.

"Assalamualaikum bu." Radiz memasuki rumahnya dengan salam yang cukup pelan.

"Waalaikum salam nak. Kamu kok baru pulang dari mana saja?" Tanya ibunya.

"Maaf Bu, tadi Radiz habis jalan-jalan sama Cecil Bu." Jelasnya.

"Oh yaudah kalau gitu, kamu cepet istirahat ya." Suruh ibunya.

"Ya Bu. Kalau gitu Radiz ke kamar dulu ya Bu." Radiz pergi setelah mencium tangan ibunya.

Kini ia sudah tertidur pulas setelah selesai jalan-jalan. Sungguh hari ini adalah hari yang bisa dibilang sangatlah menyenangkan bagi Radiz karena bisa jalan-jalan berdua bersama sang sahabat. Namun, disisi lain ia juga merasa sakit hati setelah apa yang ia dengar dari mulut Sean.

***********

Terlihat segerombolan laki-laki dari kejauhan. Mereka kini tengah berjalan menuju kelas dimana Radiz bertempat.

"Heh dimanana Radiz?" Panggil Sean pada salah satu sahabat Radiz.

"Hah heh hah heh, nama gue Cecil ya bukan heh. Lagian lo kesini mau nyari Radiz buat apaan? Buat lo sakitin lagi? Buat Lo caci lagi? Iya?" Tanya Cecil penuh penekanan.

"Gue mau negur dia karena udah nyebarin fitnah kalau gue selingkuh sama Zeva." Kini nada Sean mulai meninggi.

"Heh songong, ya mana mungkin lah sahabat gue kayak gitu. Yang ada emang Lo selingkuh sama Zeva, pake nuduh-nuduh Radiz lagi. Aneh deh gue sama lo." Amarah Cecil sudah tak dapat terbendung lagi.

"Ada apa sih ini ribut-ribut." Tiba-tiba saja terdengar suara perempuan dari balik pintu.

"Heh maksud lo apa?" Tanya sean sedikit menggertak.

"Apaan sih aku nggak ngerti deh?" Radi benar-benar bingung kali ini.

"Ngapain lo pake acara bikin berita hoax kalau gue selingkuh sama Zeva. Maksud Lo apa?" Suara Sean kini sudah menggelegar di seluruh kelas tersebut.

"Se udah se, kasian Radiz." Axel mencoba menenangkan Sean.

"Iya bos, jangan marah-marah dulu, kan bisa diomongin baik-baik." Aksen juga mencoba untuk menenangkan Sean.

"Diem lo semua." Teriak Sean.

"Gue nggak pernah buat fitnah kayak yang lo omongin." Nada Radiz kini sedikit marah.

"Udah deh lo nggak usah bohong sama gue. Lo cemburu kalau gue deket sama Zeva iya?" Kini amarah Sean sudah tak bisa dibendung lagi.

"Gue nggak pernah cemburu kalau Lo deket sama Zeva. Toh selama lo nggak pernah nganggep gue ada." Suara Radiz tak kalah keras dari Sean.

D'radizza [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang