"Udah selesai Bu. Radiz mau istirahat dulu ya di atas. Ibu tidur aja, udah malam juga ini!" Suruh Radiz.
"Iya nak, ibu ke kamar dulu ya. Kamu cepat tidur." Ujar ibunya lalu memasuki area kamarnya.
Radiz menaiki anak tangga menuju kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya pelan ke atas kasur. Matanya perlahan menutup dengan pelan, hanya menampilkan wajah Radiz yang begitu polos.
**********
Pagi ini wajah Radiz tampak begitu segar dan ceria. Senyuman yang menghiasi wajahnya menambah kesan cantik dan imut pada dirinya. Pada dasarnya Radiz memang sudah cantik sejak kecil. Wajahnya yang begitu terlihat masih belia dan sikap yang selalu hangat pada siapa saja menambah kelengkapan dirinya.
Radiz menuruni anak tangga untuk sarapan dan segera berangkat sekolah. Hari-hari Radiz tak beda dengan biasanya, sejak bangun dirinya sudah mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Disusul dengan sarapan pagi dan Pamit dengan ibunya, setelah itu dirinya pun beranjak untuk ke sekolah.
"Ibu masak apa Bu?" Tanya Radiz ketika dirinya mencium aroma yang begitu wangi dari dapur.
"Kamu bikin ibu kaget aja sayang. Ibu ini lagi masak nasi goreng kesukaan kamu sayang. Masa iya ibu nggak masak apa-apa buat kamu." Ujar ibunya yang masih terfokus pada masakan yang berada di atas kompor.
Dengan keadaan seperti ini, terkadang Radiz merasa malang dan kasihan pada dirinya sendiri. Dirinya yang selalu bergantung pada ibu asuhannya, dan dirinya yang selalu membuat orang lain merasa kasihan padanya.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya sang ibu ketika melihat perubahan ekspresi pada anaknya.
Radiz masih melamun memikirkan semua itu." Ah... Iya Bu? Ada apa?"
"Kamu kenapa?" Ulangnya.
"Radiz nggak kenapa-kenapa kok Bu. Cuma lagi menikmati aroma masakan ibu yang harum aja." Jawab Radiz asal.
"Beneran? Kamu nggak lagi ada masalah kan?" Tanya ibunya sedikit tak percaya.
"Nggak kok Bu! Mana mungkin Radiz ada masalah." Ujar Radiz.
"Yaudah kalau gitu, kamu tunggu aja di meja makan, ibu mau nyiapin ini dulu." Ucap ibunya mengaduk nasi goreng.
"Siap bos!" Ucap Radiz sangat bersemangat.
Radiz berjalan menuju meja makan seperti yang di perintahkan oleh ibunya. Ia menunggu dengan melamun ke arah depan seperti tatapan kosong. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Dirinya memang sering melamun tanpa mengerti apa yang difikirkan.
"Nak! Kamu lagi mikirin apa?" Ujar ibunya yang belum di sahut oleh Radiz.
"Radiz!" Ucap ibunya sedikit keras.
"I-iya Bu." Jawab Radiz menoleh.
"Kamu kenapa? Kok dari tadi melamun terus?" Tanya ibunya khawatir.
"Nggak ada apa-apa kok Bu. Radiz baik-baik aja, Radiz juga nggak ada masalah kok." Jawabanya.
"Tapi dari tadi ibu lihat kamu melamun terus. Kamu lagi ada masalah apa? Kamu cerita aja sama ibu!" Ucap ibunya meletakan basi goreng.
"Radiz cuma mau nanya sama ibu." Ucap Radiz menunduk.
Ibunya mengangkat kepala Radiz dengan lembut." Kamu mau nanya apa sama ibu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Fiksi Remaja[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...