Pagi ini Sean memilih bangun lebih pagi dari biasanya karena ia ingin bermain basket dulu sebelum pergi ke kelasnya
"Pagi Mbok,mbok lagi masak apa kok kayak nya enak banget sih?" Tana sean dengan nada menggoda.
"Ini se Mbok lagi masak ayam goreng buat kamu, kan Mbok sekarang jarang buat masak ayam goreng ." Balas Mbok Jum santai.
Setelah selesai memasak Sean mengambil piring dan sepotong ayam goreng untuk dinikmatinya. Sembari ditemani oleh Mbok Jum.
"Enak banget Mbok, makasih ya Mbok."
"Iya se sama-sama."
Setelah selesai menikmati hidangan dari Mbok Jum, Sean berpamitan pada perempuan paruh baya tersebut dan beranjak pergi dari rumah mewahnya itu.
Motor ninja berwarna hitam milik Sean mulai tak terlihat dari rumah mewah dengan perpaduan warna hitam.
**********
SMA MERAH PUTIH, menampilkan sosok tinggi dengan baju biru-putih dan jaket berwarna hitam dipadukan dengan tas hitam yang di tenteng disamping pundaknya. Siapa lagi kalau buka De-nathan Arsenio Pradipta.
"Wihhh...udah Dateng aja nih bos kita." Goda axel pada Sean
"Iya nih,nggak biasanya si bos dateng pagi gini, apa karena tu cewek ya?" Sahut Aksa .
"Bisa diem nggak."bentak Sean membuat para sahabatnya terdiam tiba-tiba.
081567865789123:
Gue tunggu di depan warung biasa. Kalau Lo emang nggak cupu Lo Dateng ke warung itu.
-Varlond-"Se,gue dapetin pesan dari Brandon katanya dia ngajak ketemua di warung biasa kalau kita nggak cupu, suruh Dateng." Ken melapor dengan datar pada Sean.
"Dasar tu cowok. Pulang sekolah kita kumpul di sana, kita bukan geng cupu." Nada Sean nampak sangat marah.
"Iya tuh, udah tau geng nya malahan masih aja nantangin kita. Ada nya malunya tuh cowok." axel geram pada Brian,pasalnya Brian sering membuat masalah dengan Avandor dengan menyebarkan berita hoax tentang Avandor.
Waktu pulang sudah tiba,seperti biasanya para penghuni SMA MERAH PUTIH mulai berhamburan pulang. Geng Avandor bergegas pergi menuju warung yang sudah di suruh oleh 'Varlond'.
Radiz terlihat berjalan sendiri tanpa menaiki mobil sport putih miliknya,karena mobilnya sedang di service.
Di berjalan melewati warung dimana geng terkenal 'Avandor' dan 'Varlond' akan bertemu."Eh,bos itu kan cewek yang lagi Deket sama Sean,gimana kalau kita jadiin tuh cewek tawanan aja bos,buat ngancem si Sean." Bicara Rizal pada Brian.
"Boleh juga sih,tuh cewek cantik juga."setuju Brian tanpa pikir panjang.
"Lepasin-lepasin gue nggak,sakit banget nih tangan gue. Aduhh...lepasin nggak,gue pukul nih kalau ko nggak lepasin."ancam Radiz pada kedua cowok itu.
"Udah diem aja Napa sih, berisik banget sih jadi cewek."
Seperti mereka duga Avandor sudah pada ngumpul ditempat dimana mereka minta.
"Eh...bentar deh itu kan Radiz cewek yang Lo tembak kemarin,kok dia sama Brian."tanya axel bingung.
"Haii... ternyata kalian berani juga ya Dateng kesini,o...iya gue juga bawa pacar gue nih." Anggap Brian dengan merangkul Radiz.
"Lepasin dia,dia nggak ada urusan nya sama kita." Geram Sean pada Brian.
"Lepasin... hahahah...,nggak akan gue lepasin, buat apa gue lepasin,udah susah-susah buat dapetin malah suruh lepasin enak aja Lo bilang." Tolat Brian dengan senyum miringnya.
"Lo lepasin cewek gue apa Lo yang bakal ngerasain akibatnya." Teriak Sean kesal.
"Argh.....sakit lepasin gue nggak, aduhh sakit banget tangan gue." Pinta Radiz karena merasa cekalan Brian padanya sangat erat hingga membuat tangannya berdarah.
Tanpa aba-aba seluruh pasukan 'avandor' menyerang 'Varlond' tanpa henti mereka menonjok satu sama lain. Radizza,cewek itu hanya bisa melihat dengan merangkul badannya dengan wajah yang disembunyikan di balik tangannya.Ya,dia menangis karena takut dan tangan yang sakit karena dicengkal oleh Brian tadi.
Tak selang lama 'Varlond'pergi dengan muka penuh darah. Mereka pulang dengan membawa kekalahan. Dengan perasaan bersalah Sean menghampiri cewek tersebut.
"Maaf."satu kata yang terucap dari mulut Sean.
"Gu..gu..gue nggak papa kok, cuma berdarah dikit aja ditangan,karena tadi dicengkal mereka." Jawab Radiz gugup, karena rasa takut masih menyelimuti Radiz.
"Mana luka Lo biar gue obatin." Sean menarik tangan Radiz dengan lembut.
"Nggak usah,lagian ini juga nggak terlalu sakit kok, mending kamu pulang aja udah malem soalnya."
Sean tidak memperdulikan tolakan Radiz. Dia menarik lembut tangan Radiz ke dalam pangkuannya. Tak butuh waktu lama tangan Radiz sudah terbungkus kain berwarna putih.
"Gue anterin pulang udah malem,tunggu sini gue mau ambil." Perintah Sean tanpa memperdulikan tolakan Radiz tersebut."
"Lo tunggu sini ,gue mau ambil motor di warung."
Radiz hanya mengangguk pasrah, karena percuma juga jika dia harus menolak toh Sean akan tetap memaksanya.
"Gue pulang duluan ya,mau anterin Radiz,kasian udah malem."Pamit Sean pada para sahabatnya.
"Iya,hati-hati bos, jaga tuh cewek."jawab malven membalas Sean.
Sean segera menuju Dimana Radiz menunggu.takut jika cewek tersebut menunggunya terlalu lama.
"Cepet naik." Suruh Sean dengan suara berat khas dirinya.
Tanpa tolakan, Radiz segera naik ke atas motor berwarna hitam tersebut. Karena bagaimanapun jam selarut ini tidak ada taksi atau ojek yang akan lewat.
Motor ninja berhitam mulai berjalan membelah padatnya kota Jakarta. Tak butuh waktu lama untuk Sean sampai di rumah Radiz.
"Makasih ya buat semuanya."
"Hmm...,gue pulang dulu." Pamit Sean pada Radiz. Batang tubuh cowok tersebut sudah menghilang meninggal jejak parfum Dengan aroma menenangkan bagi Radiz.
Radiz segera memasuki rumahnya. Masih sama, sepi tetap menjadi teman setia Radiz sejak dulu sampai sekarang. Tanpa pikir panjang, karena takut membuatnya akan teringat tentang mamanya, Radiz memutuskan untuk memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
D'radizza [End]
Teen Fiction[End] -Radizza Zaletta Vexazana- Sejuta luka serta masalah yang ia hadapi, membuatnya beranggapan bahwa dunia sangat kejam. Ia menjadi sosok gadis yang cukup introvert, karena ia tak mau memberikan masalah pada hidup orang lain. -De-nathan...