01

31.8K 2.6K 374
                                    

Maniknya berpendar untuk menilai keindahan rumah yang sedang ia pijaki. Sejenak, Seolbi menarik ke atas kedua sudut bibirnya saat beberapa desain di ruangan tersebut adalah ide darinya semasa ia dan Taehyung bersama.

"Kamarmu ada di lantai dua. Di sebelah kamarku dan Nara." Seolbi hanya mengangguk. Atensinya tetap mengagumi isi rumah Taehyung beserta dekorasinya. Tanpa sadar jemarinya meremas pegangan koper sebelum suara Taehyung kembali terdengar. "Aku sengaja melakukannya."

Seolbi lekas menoleh dan mendapati Taehyung berdiri sambil menyakukan kedua tangan di celana kainnya. Punggung pria itu bersandar pada konter dapur yang membatasi ruang makan dengan dapur.

"Masuklah ke kamar dan istirahatlah. Aku yang akan membawa kopermu," ujar Taehyung seakan tidak membiarkan Seolbi berbicara. Tungkainya melangkah menghampiri sang adik ipar, lalu mengambil alih koper berwarna merah muda itu ke tangannya. "Nanti saja kalau kau ingin membicarakan masalah rumah ini. Nara ada di dalam kamar."

Seolah paham dengan maksud Taehyung, Seolbi lantas mengangguk dan mengekori pria itu ke lantai dua. Sepanjang kakinya melangkah memijaki anak tangga, Seolbi tak hentinya memandangi punggung lebar pria yang berada di depannya. Kepalanya mulai memutarkan memori-memori bersama Taehyung dua tahun yang lalu saat ia bisa dengan bebas memeluk dan menyandarkan kepala pada punggung itu.

Kemudian Seolbi menggelengkan kepala dengan kedua mata tertutup rapat. Ia harus menangkal semua memori tersebut dan tahu diri bahwa sekarang Taehyung bukanlah miliknya. Meskipun demikian, agaknya Seolbi mengakui kekalahannya sebab ia malah kembali menaruh rasa setelah beberapa tahun ini mencoba untuk melupakan pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu.

Sesampainya di dalam kamar, Taehyung langsung membuka lemari dan mengeluarkan semua pakaian dari dalam koper. Seolbi menghampiri usai meletakkan tas selempangnya ke ranjang. "Biar aku saja. Ahjussi bisa menemani eonni sekarang," katanya.

Seolbi sibuk menata pakaiannya, sedang Taehyung kini menumpu badan dengan kedua lututnya seraya menatap wajah cantik itu dari arah samping. Bolehkah Taehyung bersikap kurang ajar? Menarik Seolbi ke dalam dekapan hangatnya lalu membawa wanita itu mengunjungi surga bersama.

Selesai dengan kegiatannya, Seolbi lekas berdiri dan menutup pintu lemari sebelum menyimpan koper ke sudut kamar. Wanita muda itu berjalan mendekati ranjang tanpa menghiraukan Taehyung yang terus mengawasi pergerakannya. Manakala Seolbi melepas jaketnya, ia dikejutkan dengan tangan Taehyung yang mendorong tubuhnya hingga telentang di atas ranjang. Seolbi hendak menjerit, tapi Taehyung lebih cepat membekap mulutya dengan satu telapak tangannya.

"Bi-ya ... aku rindu sekali," bisiknya serak. Tatapan Taehyung berubah sayu seiring berjalannya waktu. Satu tangannya yang bebas kini bergerak mengusap pipi hingga rahang Seolbi. "Aku ingin kau, Bi-ya."

Seolbi memberontak sekuat tenaga. Akan tetapi, ia tetap saja kalah dengan kekuatan Taehyung yang tak ada duanya. Bibir itu berhasil membungkam bibirnya dengan lumatan lembut. Kedua tangan Seolbi yang berpindah memukul dada dan lengan Taehyung brutal kini harus terhenti saat pria itu meraih pergelangan tangannya dan menahan di atas kepala.

Ciuman itu lambat laun berubah panas. Seolbi yang mengenakan legging hitam itu menggerakkan kakinya dengan risau, apalagi saat sesuatu menggesek bagian selatannya. "Ahjuss—emph."

Taehyung bahkan tidak membiarkan Seolbi berbicara meskipun hanya sedetik lamanya. Pria itu terus menggunakan lidahnya untuk menggoda bibir Seolbi, kemudian kedua tangannya kini turun dan berpindah mengusap perut Seolbi yang rata. Bibirnya ikut turun ke area rahang, lalu berhenti pada leher bagian dalam sebelum menghisap dan menggigit di sana.

Seolbi refleks meremas lengan kekar Taehyung. "A-ahjussi ..." Air matanya berkumpul pada pelupuk. Seolbi merasa ia tengah dilecehkan oleh kakak iparnya sendiri. Sementara itu, Taehyung terlihat tidak peduli dengan cairan asin yang bergulir membasahi pelipis. "Kau jahat padaku," kata Seolbi lemah.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang