23

12K 1.9K 361
                                    

AYO ABSEN DULU SIAPA TIM GERCEPNYA MALAM INI?

.

.

Menggerakkan jemari lentik ke atas permukaan perut yang kembali rata. Nyatanya Ahn Seolbi tak benar-benar bisa merelakan kepergian sang janin. Meskipun ia telah kehilangan selama satu bulan penuh, tapi Seolbi tak kunjung melupakan apa yang sudah terjadi pada dirinya. Diam-diam wanita itu sering menangis manakala Jimin atau Jungkook tidak mengunjungi apartemennya.

Seolbi merasa sepi. Jika dulu ia sering mengajak perutnya berbicara walaupun ia tahu tak akan ada yang merespons, setidaknya ada nyawa di dalam sana. Namun, kini tidak ada yang menemani dirinya lagi saat angin malam menerpa kulitnya, saat hening memenuhi waktunya, atau saat Seolbi merasakan kekosongan.

Soal pernyataannya di rumah sakit terhadap Jimin, Seolbi tidak membual sama sekali. Wanita itu sungguh telah membuka hatinya untuk Park Jimin. Seolbi rasa sudah waktunya wanita itu melupakan masa lalu dan menjadikan Jimin sebagai kebahagiaan barunya. Tidak banyak menemukan pria setulus Jimin yang memperlakukan wanita dengan sepenuh hati.

Kendatipun mulanya Seolbi hanya menjadikan Jimin sebagai tempat pelarian akan perasaannya, tapi setelah mendapatkan perlakuan dari pria itu pelan-pelan membuat Seolbi sadar bahwa ia harus memilih seorang pria yang betul-betul mencintainya—bukan terus-menerus memikirkan pria yang ia cintai.

"Wow, ini sungguh gila!" Seolbi mendongak manakala mendapati suara Jungkook menyambangi rungunya. Pria Jeon itu masuk ke dalam apartemennya tanpa permisi, membawa kaleng soda dan duduk di sebelah Seolbi. "Kau tahu, bajingan itu sudah benar-benar jatuh, Seo. Dia tidak punya apa-apa sekarang. Jimin Hyung luar biasa hebat!"

Berita yang beredar soal Kim Taehyung yang mengalami kebangkrutan besar hingga menjual perusahaan dan rumahnya kini tengah dibicarakan banyak mulut. Ahn Seolbi mengetahui berita itu dari Park Jihye yang berkunjung dua hari lalu. Pun Seolbi tidak mau menahu akan kabar sang kakak sekarang setelah bangkrutnya Taehyung. Sempat ada perasaan khawatir akan keadaan sang kakak karena Seolbi tahu Nara tengah hamil besar. Namun, wanita 22 tahun itu tak mau lagi untuk memikirkan mereka.

Seolbi tahu ia tidak bisa selamanya memutus komunikasi seperti ini sebab cepat atau lambat keduanya pasti akan dipertemukan lagi. Seolbi pun berani menjamin bahwa Nara pasti telah menceritakan semua kekacauan yang terjadi kepada orang tua mereka.

Ini bukan masalah sepele. Seolbi tahu ayahnya pasti akan sangat marah besar jika berhadapan dengan dirinya secara langsung. Terlebih Nara adalah anak kesayangan ayah mereka.

"Jimin Hyung sudah membeli perusahaannya, Seo. Sesuai keinginanmu. Lalu sekarang apa yang kau inginkan? Jimin Hyung sudah membuktikan bahwa dia bisa memberikan apa yang kau mau," kata pria Jeon itu sekali lagi—nampak senang apabila Jimin dan Seolbi segera menikah dan hidup bersama.

Sebagai teman, Jungkook pun ingin Seolbi mendapatkan kehidupan yang baik dengan pria baik pula. Kalau saja ia tahu Kim Taehyung adalah pria brengsek yang hanya bisa menyakiti Seolbi, sudah sejak awal Jungkook akan melarang Seolbi untuk mendapatkan cintanya tersebut.

"Bisakah kau keluar? Berisik sekali. Kau membuatku pusing," tutur Seolbi sinis. Jungkook lantas terkekeh sambil mengacak surai Seolbi dengan gemas sebab ia tahu ungkapan itu hanya sekadar gurauan untuknya. "Omong-omong, apa Jimin Oppa sudah makan siang?"

Jungkook mengedikkan salah satu alisnya. "Kau sinting? Mana aku tahu! Dia 'kan pacarmu," sahut Jungkook sedikit jengkel.

Seolbi terkekeh hingga mata itu menciptakan garis tipis yang tak pernah bosan di pandangan Jungkook. Pria Jeon itu bersyukur sebab Seolbi-nya bisa kembali tertawa tanpa memikirkan berat hidup yang memenuhi kepala. Jungkook yakin, kali ini Seolbi telah benar-benar menemukan kebahagiaan bersama Jimin.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang