07

17.7K 2.1K 585
                                    

Usai kejadian kemarin, sampai pagi ini Seolbi enggan membuka suara barang satu kecap untuk Kim Taehyung yang masuk ke dalam kamarnya dan membangunkan tidurnya.

Di ruang makan pun, hanya Nara yang asyik mengoceh sedangkan Seolbi serta Taehyung masih sama-sama diam. Hingga pada akhirnya, wanita Ahn termuda itu menghela napas dalam.

"Eonni, mulai sekarang aku akan pergi bekerja sendirian," katanya membuat Taehyung langsung mendongak ke arah duduknya saat ini. Wanita itu menatap Nara yang terlihat mengangguk setuju, lalu melirik Taehyung sejenak dengan wajah datar. "Lagi pula, aku juga harus belajar mengenal jalanan di sini. Kemungkinan aku akan menyewa flat satu minggu lagi setelah gajiku keluar."

Nara kemudian mengerucutkan bibir. "Kau serius tetap ingin menyewa flat? Padahal Eonni senang sekali kalau kau mau tinggal bersama kami. Kita 'kan sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama." Seolbi hanya mengangguk sebagai respons. "Baiklah. Eonni akan membantumu mencari flat yang bagus untukmu. Nanti Eonni kabari jika sudah mendapatkannya."

Seolbi memaksakan senyum manis seraya menyumpit kimchi di atas meja. "Terima kasih, Eonni ...," ujarnya kemudian.

Taehyung mengunyah makanannya dengan perasaan kacau. Mata elang pria itu tak hentinya menyorot Seolbi yang terlihat baik-baik saja menikmati sarapannya. Pun wanita itu sesekali tersenyum ketika Nara melemparkan sebuah lelucon.

Seolbi mendadak berdiri dari tempatnya. Meraih selembar tisu untuk membersihkan sudut bibirnya, lalu menatap sang kakak usai meneguk air mineralnya sampai kosong. "Eonni, aku berangkat sekarang, ya? Dan mungkin aku akan terlambat pulang karena aku ada janji dengan Jungkook dan temanku yang lain."

Nara mengangguk dan ikut berdiri. Kedua lengannya ia rentangkan; bermaksud menyuruh Seolbi untuk memeluknya.

Menghela napas dalam, Seolbi melangkahkan kakinya mendekati sang kakak yang berada di seberangnya. Seolbi menyambut pelukan sang kakak, merasakan hangatnya usapan Nara di punggungnya. Sementara itu, Seolbi dan Taehyung saling menatap satu sama lain sebab posisu pria itu tepat berada di belakang Nara.

Tangan Seolbi mengusap pipi Taehyung dan turun di bibir pria itu. Sebelum Nara melepaskan pelukan, Seolbi lekas menjauhkan tangannya dari wajah sang pria.

"Hati-hati. Kabari Eonni jika kau pulang malam," ucap Nara usai Seolbi melangkah menjauh. Selepas kepergian sang adik bersamaan dengan tertutupnya pintu utama, Nara buru-buru kembali duduk dengan iringan hembusan napasnya. "Anak itu susah sekali diatur. Padahal dia bisa tetap tinggal di sini agar uang hasil kerjanya terkumpul dengan baik," gerutunya karena tak habis pikir dengan keputusan Seolbi.

Taehyung terkekeh singkat dan meneguk minumnya. "Biarkan saja. Mungkin dia tidak ingin merepotkan kita."

Nara langsung memukul lengannya. "Jangan bilang kau tidak mau mengantar dan menjemputnya bekerja karena tidak searah dengan jalan rumah?!" tuduh Nara.

Taehyung lekas menggeleng. "Tidak. Aku tidak keberatan bahkan jika aku harus menjemputnya di Daegu setiap hari."

Nara berdecak saat mendengar jawaban hiperbola dari sang suami. "Aku takut dia tidak bisa menjaga dirinya dengan baik kalau tidak tinggal dengan kita, Sayang."

"Tenanglah. Kau selalu berpikir berlebihan dan menganggap adikmu adalah wanita yang ceroboh terhadap hidupnya sendiri. Seolbi sudah besar dan dia pasti tahu apa yang seharusnya dia lakukan." Pria itu kemudian memeluk Nara dan mengecup puncak kepala wanitanya. "Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu, Taehyungie." Setelah pelukan terlepas, Nara terkejut karena sang adik berdiri di ambang pintu. "Lho, Seolbi ... ada yang tertinggal?"

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang