04

22.9K 2.2K 220
                                    

Siang ini Seolbi disibukkan oleh kegiatannya memindahkan barang-barang dari kamar atas ke kamar bawah. Sesuai permintaannya pada sang kakak satu bulan yang lalu, kini kamar bawah yang sempat digunakan untuk menyimpan kaus-kaus bekas pun telah dibersihkan.

Satu lengannya menyeka keringat di area kening, lantas menyapu pandangan untuk melihat tatanan kamarnya yang baru. Seolbi mengandalkan kekuatannya untuk memindah lemari pakaian dari yang berada di sudut, ia rubah ke posisi tengah. Pun dinding-dinding kamar ia tempeli dengan berbagai macam foto polaroid yang ia kumpulkan di salah satu kotak yang ia khususkan untuk menyimpan foto-foto lama.

"Bagus. Dengan begini aku tidak akan terganggu jika mereka sedang melakukan ritual setiap malam!" monolognya kemudian tersenyum sumringah. "Setelah ini aku harus apa?"

Pintu kamarnya yang sedikit terbuka mendadak didorong pelan, lalu disusul oleh presensi seorang pria yang lengkap dengan jas dan kemeja kerja masih membalut tubuhnya. "Kau harus makan siang." Seolbi berdecak malas manakala mendapati sang kakak ipar masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu. "Nara sudah menunggumu di ruang makan. Cepatlah keluar."

Seolbi menghela napas dalam. "Kenapa harus menungguku? Kalian 'kan bisa makan tanpa memikirkanku. Lagi pula, aku belum lapar," jawabnya dingin.

Taehyung menyunggingkan senyuman miring usai menutup pintu rapat-rapat. Langkah kakinya menuju ke arah Seolbi yang sedang berdiri di dekat ranjang sambil berkacak pinggang memandangi wajah tampan Taehyung. Kemudian wanita itu memundurkan langkahnya saat Taehyung mencolek dagunya gemas.

"Astaga, kau cemburu karena kemarin aku membatalkan janji kita dan lebih memilih menonton film bioskop dengan kakakmu?"

Seolbi menepis tangan Taehyung dan melirik sinis. "Kau pikir saja sendiri!" ucapnya. "Aku mati pun kau juga tidak akan peduli, 'kan?"

Omong-omong, selama satu bulan tinggal di atap yang sama, hubungan Seolbi dan Taehyung kini semakin dekat—atau barangkali bisa dikatakan sangat amat dekat sebab nyaris setiap malam Taehyung menyusup ke dalam kamarnya setelah Nara terlelap dalam tidurnya.

Sebut saja Seolbi adalah wanita perebut sebab kenyataannya memang seperti itu. Bagi Seolbi, selagi Taehyung dan dirinya masih sama-sama mencintai, tidak ada alasan untuk tidak memperjuangkan cintanya. Lagi pula, Nara tidak akan tahu hubungan yang sedang sang adik dan suaminya jalani saat ini di belakangnya.

"Coba berbalik." Seolbi awalnya mengangkat salah satu alis sebelum menuruti perintah Taehyung untuk berbalik. Kemudian wanita Ahn itu merasakan napas hangat milik Taehyung menerpa ceruk lehernya, disusul dengan remasan lembut pada payudaranya hingga membuat Seolbi menggeram lirih. "Kau tidak memakai bra. Aku jadi ingin memasukimu," bisik pria itu lantas mengecup leher bagian dalam Seolbi dan melangkah menciptakan jarak.

Seolbi menggigit bibir bawahnya, lalu membalik tubuhnya untuk menatap Taehyung yang tengah memainkan lidah pada bibir bawahnya. Pun kedua manik elang Taehyung menilik lekat ke arah Seolbi seolah siap menerkam siang ini juga, ditambah kedua tangan yang diselipkan ke dalam saku celana kain yang ia pakai.

"Malam ini kau harus punya banyak tenaga untuk melayaniku, Sayang." Taehyung menarik lengan Seolbi agar mendekat padanya. Kemudian pria itu menarik dagu lancip wanitanya dan memberi kecupan singkat di bibir Seolbi. "Cepat gunakan bra dan bergabung di ruang makan. Aku tunggu di sana."

Setelah kepergian Taehyung dari dalam kamarnya, Seolbi membuang napas panjang. Wanita itu mengulum bibir frustasi. Merasa tidak benar dengan apa yang dia lakukan di belakang Nara. Akan tetapi, tidak bohong jika Seolbi menikmatinya.

"Maafkan aku, Nara ... tapi aku harus mengambil alih apa yang seharusnya memang punyaku."

....

Duduk di kursi di seberang Taehyung dan Nara, Seolbi lantas mematri senyum di hadapan sang kakak yang mengambilkan nasi juga lauk makan siang untuknya.

"Sudah selesai menata kamar, Bi?" tanya Nara selagi ketiganya sibuk menyantap makanannya masing-masing. Seolbi mendongak sejenak, lalu mengangguk dan kembali menunduk untuk fokus pada makanannya. Jujur saja, Seolbi tidak bisa menatap kakaknya terlalu lama sebab hati kecilnya merasa bingung antara merasa bersalah atau harus tetap egois. "Kapan kau mulai bekerja? Eonni bisa mencarikan kendaraan untukmu agar tidak naik bus setiap hari."

Meremas gagang sendok di genggamannya, Seolbi lantas menggeleng. "Besok ... dan tidak perlu repot-repot seperti itu," sahut Seolbi tidak enak. "Aku bisa berangkat bersama Jungkook karena aku bekerja di kafenya. Eonni tidak usah khawatir."

"Bukan begitu ... kau adalah adikku satu-satunya. Papa dan mama juga sudah berpesan kepad Eonni untuk menjagamu dan memastikan kau aman."

"Apa Eonni baru saja menuduh Jungkook tidak aman bagiku?"

Nara buru-buru menggeleng. "Astaga, tidak!" kilahnya. "Baiklah. Kalau begitu, biar Taehyung saja yang mengantar dan menjemputmu bekerja. Pokoknya kau harus ada dalam pengawasan kami. Mengerti?"

Taehyung yang sejak tadi diam, lalu namanya diseret secara sengaja membuat pria itu lekas mendongak dan menatap Nara skeptis. "Sayang, mulai besok tugasmu adalah menjaga Seolbi. Kalau sampai ada pria kurang ajar yang menggodanya, kau harus menyingkirkannya. Tidak boleh ada yang menyentuh Seolbi-ku kalau aku belum mengenal pria itu dengan baik. Paham?"

Taehyung dan Seolbi sama-sama diam. Keduanya seakan-akan merasa bahwa Nara tengah menyindir mereka. Akan tetapi, pikiran itu buru-buru Seolbi hilangkan lantaran ia tahu kalau Nara tidak mungkin mengetahui hubungannya dengan Taehyung yang sudah berjalan tiga minggu ini.

"Kau berlebihan, Eonni," timpal Seolbi tidak betah. Sejak kecil keluarganya selalu bersikap sangat protektif kepada dirinya sampai-sampai Seolbi muak dan berakhir bertemu dengan Taehyung—lalu mereka menjalin hubungan serius secara diam-diam sebagai guru dan murid les. Namun, hubungan keduanya tidak semulus itu lantaran saat pulang sekolah, ia mendapati keluarganya dan keluarga Taehyung sedang berkumpul di ruang tamu untuk membahas perjodohan. "Kalaupun aku punya kekasih, aku tidak akan mengenalkannya pada Eonni."

Nara mengembuskan napas jengah. "Kau tidak pernah berubah, ya. Dasar anak nakal!" gerutu sang kakak membuat Seolbi sedikit tersenyum geli. "Eonni seperti ini karena sangat menyayangimu, tahu. Kalau kau ada apa-apa ke depannya, Eonni takut tidak bisa sigap membantumu."

Seolbi meniup surainya setelah mendengar kalimat panjang sang kakak. "Baiklah, baiklah ... suatu saat kalau aku sudah menemukan pria yang cocok, aku akan mengenalkannya pada Eonni," jawabnya kemudian.

Taehyung diam-diam mengedikkan salah satu alisnya sembari mengarahkan pandangan pada Seolbi yang kembali fokus pada makanannya. Pria itu mendengus lirih, lalu mengulurkan kakinya untuk menendang kecil betis Seolbi hingga wanita itu harus terpaksa mendongak.

Seolbi menelan ludah kasar manakala mendapati tatapan Taehyung yang seolah menuntut penjelasan dari jawabannya kepada Nara bebera detik yang lalu. Lantas pria itu mendorong mangkuknya dan mengelap bibirnya menggunakan tisu.

"Nar, malam ini jangan menungguku. Aku ada lembur, mungkin tidak bisa pulang cepat." Usai mengatakan dua kalimat tersebut kepada sang istri yang hanya mengangguk, Taehyung lantas beranjak dari ruang makan dan keluar dari rumah untuk kembali ke perusahaannya.

Seolbi memainkan lidah di dalam mulut dengan cemas. Satu tangannya yang bebas kini sibuk meremas jemari sembari memikirkan ucapan Taehyung. Kemudian manakala ia paham akan apa yang dimaksud Taehyung, wanita itu menggigit bibir gusar. Gawat. Seolbi tahu malam ini ia tidak akan bisa lolos meskipun kabur adalah pilihannya.

Tidak, Taehyung pasti akan berhasil menemukannya jika ia kabur malam ini, sebab Seolbi hanya mengenal Jungkook di Seoul. Lantas mau kabur ke mana Ahn Seolbi kalau Taehyung bisa mengetahui di mana tempatnya bersembunyi?

***

Next chapter siap-siap ye. Siapkan hati, mata, lampu mati, kunci kamar, sunyi, siap-siap lah pokoknya.

Btw, kenapa ya Taehyung di MV Black Swan ganteng banget aku ngga ngerti lagi. Jadi merinding disko akunya huwaaa

ymowrite

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang