20

12.9K 1.9K 495
                                    

Seolbi dan Jimin baru saja keluar dari mobil sedan yang dikemudikan oleh sopir pribadi pria Park tersebut. Keduanya lekas melangkah memasuki gedung yang diadakannya pesta perusahaan.

Bisa Jimin lihat para rekan bisnisnya yang sudah hadir lebih dulu meramaikan pesta. Pun tak sedikit pasang mata yang memperhatikan dirinya yang berjalan di samping Seolbi sambil melilitkan lengan kirinya di pinggang wanita Ahn tersebut.

"Hei, Park Jimin!" Jimin menoleh ke arah kanan. Manik sipitnya menemukan Choi Yoobin dengan setelan jas abu tengah berjalan ke tempat Jimin berpijak. Di tangannya ada segelas wine putih yang sudah setengahnya kosong. "Woah, kau tampan sekali malam ini." Choi Yoobin menepuk bahu Jimin ramah.

Pria Park itu menyematkan senyum terbaiknya. Tak lupa kian mengeratkan rangkulan lengannya pada pinggan Seolbi sementara wanita Ahn itu hanya terus membisu karena asing dengan seluruh tamu undangan.

"Tentu saja. Hari ini adalah hariku. Bagaimana denganmu? Di mana istrimu, Yoobin-ah?" tanya Jimin. Kepalanya sengaja menoleh ke belakang punggung Yoobin untuk mencari istri pria Choi tersebut.

Yoobin menggeleng. "Sara tidak bisa ikut karena harus mengurus anakku yang sedang sakit. Kau sendiri ..." Yoobin memandang Seolbi yang tak kunjung berbicara untuk sekadar menyapa. "... siapa dia? Kenalkan padaku, Park."

Jimin terkekeh kemudian sebelum menarik Seolbi untuk mendekat. "Dia kekasihku."

Mengerti apa yang harus Seolbi lakukan, wanita itu kemudian mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Choi Yoobin. "Ahn Seolbi," katanya ramah.

Yoobin mengangguk dengan senyum yang ia lemparkan. "Choi Yoobin." Kemudian pria itu memandang Jimin. "Pilihanmu cantik juga. Tidak kalah dengan yang dulu."

Kalimat itu agaknya mampu memancing Seolbi hingga menciptakan sebuah pertanyaan di kepalanya. Pasalnya, Jimin tidak pernah sekali pun menceritakan soal masa lalu pria itu dengan mantan kekasihnya. Jimin hanya pernah berkata bahwa ada seorang wanita yang menyakitinya lima tahun lalu.

"Terima kasih, Choi Yoobin-ssi." Seolbi menimpali dengan suara malu-malu untuk merespons pujian dari teman Park Jimin itu.

"Omong-omong, bagaimana dengan saham yang—" Ucapan Yoobin terpotong manakala suara dehaman berat terdengar menyambangi rungu ketiga orang yang tengah berdiri saling berhadapan itu. Sontak Jimin, Seolbi, dan Yoobin menoleh ke area sumber suara. "Woah, Kim Taehyung! Kau datang juga rupanya!"

Seolbi spontan meremas tas kecil di genggamannya. Kedua tungkainya mendadak lemas, hanya saja usapan lembut telapak tangan Jimin di punggungnya yang terekspos membuat Seolbi sedikit lebih tenang sambil mengatur napas.

Kim Taehyung. Pria itu menjatuhkan lirikan tajam pertama kali pada Ahn Seolbi yang sedang berusaha menyembunyikan kegugupannya. Sementara itu, Jimin justru mengernyit sebab Taehyung hanya datang seorang diri tanpas Ahn Nara di sampingnya.

"Di mana istrimu, Taehyung-ssi?" Sebetulnya Jimin juga terkejut akan kedatangan Taehyung lantaran ia tidak tahu-menahu akan tamu undangan yang akan datang.

Taehyung lekas menoleh pada sosok Jimin yang terlihat kentara tengah memutus pandangan Taehyung dengan Seolbi. "Istriku? Aku melarangnya ikut karena sedang hamil. By the way, pasanganmu seksi juga. Bolehkah aku menyentuh pipinya?"

Jimin sudah mengepalkan sebelah tangannya. Sedangkan Choi Yoobin yang mendengar kalimat tak sopan yang Taehyung lontarkan, kini mengangkat sebelah alis seraya menujukan pandangan ke arah pria Kim yang berdiri di sampingnya.

"Pak Kim, kurasa ucapanmu terlalu eksplisit."

Jimin berdecih. "Biarkan saja. Ini sering terjadi saat kami bertemu. Kim Taehyung memang kurang bisa menghargai wanita. Benar 'kan, Pak Kim?" kata Jimin sengit.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang