Tears [M] ✓

37

Pertengkaran kemarin malam membawa pengaruh buruk pada hubungan keduanya. Nara tidak ingin berbicara untuk sekadar basa-basi, sementara itu Taehyung juga memilih diam—hanya berbicara manakala pria itu membutuhkan sesuatu yang sekiranya Nara mengetahui jawabannya.

Nara lebih banyak fokus pada Taera. Sebab ini hari Minggu dan Taehyung berada di dalam rumah seharian, keduanya tidak ada yang memecahkan keheningan meskipun Nara ingin sekali membuka suara dan melupakan masalah kemarin malam.

Walaupun hatinya benar-benar sakit, sekaligus tidak menyangka bahwa kenyataannya Taehyung tidak bisa lepas begitu saja pada pesona Seolbi. Nara pun tidak ingin pelayan serta babysitter Taera bertanya-tanya soal alasan kenapa Nara dan Taehyung tidak berbicara sejak pagi.

Taehyung sibuk di atas sofa. Fokus dengan laptopnya sebab ada beberapa pekerjaan yang harus ia tangani di hari libur, sedangkan Nara duduk di bawah; tepat di karpet bulu bersama Kim Taera untuk memainkan boneka dan beberapa permainan lainnya agar anak itu tetap diam.

Bahkan kemarin malam mereka memilih untuk tidur terpisah. Nara tidur di kamar sementara Taehyung tidur di kamar Taera. Ada sofa kecil di sana yang bisa untuk ia tiduri kendati keesokan paginya Taehyung merasa tubuhnya begitu pegal karena tidak dapat bergerak bebas saat sedang tidur.

"Tidak boleh dimakan, Taera ..." Nara bersuara. Sesekali Taehyung mengintip ke arah putrinya. Bagaimana besarnya cinta Taehyung pada Taera itu sangat sulit untuk digambarkan. Meskipun ia belum bisa mencintai Nara, tidak bohong bahwa Taehyung teramat menyayangi anak semata wayangnya tersebut. Bagi Taehyung, Taera adalah semangatnya saat ia sedang stres di kantor karena terlalu banyak yang harus ia kerjakan.

Senyuman Taera yang paling menggemaskan selalu berhasil memenuhi kepala Taehyung. Namun sayangnya, Nara tidak bisa memenuhi hati dan pikirannya. Taehyung tahu sebaik apa Nara sebagai seorang istri. Tidak hanya itu saja, Taehyung juga mengingat jelas siapa yang mengeluarkan dirinya dari penjara. Bahkan Nara masih bertahan untuknya meskipun saat itu Taehyung sedang bangkrut dan nyaris tidak memiliki apa pun.

Semua ini berawal saat ayah mertuanya mendadak memanggilnya dan bertanya mengenai fisik dan sikap Nara. Taehyung menjawab bahwa Nara adalah wanita yang cantik, sopan, pintar, dan perhatian. Akan tetapi, Taehyung tidak tahu bahwa ayah mertuanya menemui orang tua Taehyung untuk membahas masalah perjodohan.

Mulanya Taehyung tidak percaya mengenai perjodohan. Ia pikir perjodohan hanya ada di dalam novel atau drama. Tapi ternyata perjodohan memang betul adanya—dan dia mengalaminya sendiri. Kala itu Taehyung tidak bisa menolak lantaran kedua orang tuanya begitu antusias dan menyetujui perjodohan itu.

Dan yang membuat Taehyung kesal adalah Seolbi yang justru memilih untuk melepaskan Taehyung demi sang kakak. Malam itu mereka ada di dalam mobil untuk mendiskusikan masalah perjodohan yang direncanakan oleh ayah Seolbi dengan orang tua Taehyung.

Seolbi bilang, "Ya sudah. Itu bagus untukmu, 'kan? Kau juga sudah seharusnya menikah di umurmu yang sudah 28 tahun. Nara cantik, dan dia tidak manja sepertiku. Aku menyetujui. Aku ... aku akan melepasmu untuk Nara, Ahjussi."

Mendengar jawaban Seolbi yang seolah tidak mau mempertahankan dirinya sontak membuat Taehyung ingin cepat-cepat menikah. Hal itu didorong karena ia ingin melihat Seolbi cemburu dan menyesali keputusannya. Namun, Taehyung lah yang justru menyesal karena tidak ingin menolak.

Membayangkan tinggal dengan wanita yang tidak kau cintai. Berhubungan badan dengan Nara tanpa cinta—meskipun Taehyung baik-baik saja melakukannya karena ia juga adalah pria normal. Akan tetapi, Taehyung merasa ia justru dipenjara dan tidak bisa mencari cinta yang sesungguhnya karena ikatan pernikahan.

"Pa—pa ..." Taehyung terkejut manakala Taera berhasil memanggilnya. Yah, walau ia kurang yakin apakah Taera memanggil dirinya sebab mulut anak kecil sering berbicara acak dan sebisanya.