24

11K 1.7K 239
                                    

Gitar kupetik, bas kubetot ... hai cantik, maukah kau kubetot?


Memulai pagi pertama setelah menikah. Ahn Seolbi mendapatkan hadiahnya berupa kecupan manis dari bibir Jimin ke bibir dan juga pipinya. Ini adalah kali pertama mereka tidur di ranjang yang sama meskipun tidak melakukan apa-apa selain saling memeluk satu sama lain.

Seolbi mandi lebih dulu, lalu disusul oleh Jimin sebelum keduanya keluar dari kamar dan mendapati meja makan telah dipenuhi masakan-masakan yang disiapkan pelayan di rumah Ibu Park.

"Selamat pagi, Pengantin Baru!" Jihye menyapa Seolbi dan Jimin yang baru saja duduk di atas kursi. "Bagaimana malam kalian? Seru?" lanjut istri Jeon Jungkook dengan usil.

Jimin yang duduk di seberang sang adik, kini menendang pelan kaki Jihye. "Kami tidak melakukannya," jawab pria itu tegas.

Sementara itu, sang ibu hanya tersenyum sebelum mengambilkan makanan ke atas piring Seolbi. "Sarapan untuk menantu Ibu," ucapnya. Ibu juga mengambilkannya untuk Jungkook, tapi tidak dengan kedua anaknya.

Jihye memberengut setelahnya. "Selalu saja begitu." Jimin mengangguk menyetujui perkataan sang adik.

"Bu, kami juga mau ..." Jimin pada akhirnya bersuara. Wajahnya sengaja ia buat manja—membuat ibu terkekeh, sedangkan Seolbi mencubit gemas pipi Jimin.

"Ibu sudah melakukannya sejak kalian kecil. Jadi, lakukan saja sendiri." Jawaban dari sang ibu membuat kakak beradik keluarga Park itu menyerah dan mulai mengambil makanannya sendiri. "Omong-omong, kalian harus segera merencanakan bulan madu. Jimin-ah, kalau bisa ... ajak Seolbi berbulan madu ke tempat yang tenang dan menyejukkan."

Jimin dan Seolbi sama-sama saling mengangguk. "Baik, Bu. Tapi ada pekerjaan yang harus ditangani dekat-dekat ini. Seolbi juga sudah memaklumi itu," jelas Jimin kemudian.

Ibu Park mengangguk paham. Sudah cukup mengerti bahwa anak sulungnya tersebut memang selalu saja mengutamakan pekerjaan. "Tapi jangan terus-menerus terpaku pada pekerjaanmu, Jimin-ah. Ingat, kau bukan pria lajang lagi sekarang. Kau sudah punya istri dan harus meluangkan banyak waktu demi istrimu. Benar 'kan, Seolbi?"

Menatap ragu ke arah sang ibu mertua, Seolbi pun berakhir mengangguk. Sejujurnya, Seolbi tidak begitu masalah jika Jimin sibuk dengan pekerjaan di kantor pria itu. Toh, yang dilakukan Jimin adalah untuk membangun kesuksesan lebih besar dan juga mengumpulkan banyak uang.

Sarapan itu berjalan sebagaimana mestinya. Jungkook, Jihye, Seolbi, Jimin dan ibu tak banyak mengeluarkan ucapan. Hanya sepenggal kata yang menunjukkan bahwa mereka sangat menyukai hidangan pagi ini.

Seolbi bersyukur bisa bertemu dengan Jimin. Menikah dengan pria itu, lalu mengenal sang ibu mertua yang sangat baik dan mau menerima dirinya alih-alih menolak karena masa lalu.

Tidak pernah sebelumnya ia merasakan kebahagiaan sepenuh ini. Mencintai tanpa ada rasa ragu dan sakit. Jimin adalah pria yang tepat untuk hidupnya. Seandainya mereka bertemu jauh sebelum mengenal Taehyung, Seolbi yakin perasaan cintanya pada Jimin akan lebih besar daripada hari ini.

Bukan cuma Jimin yang berjanji untuk menjaga dan mencintai Seolbi. Namun, Seolbi juga berjanji akan hal itu. Dia tidak akan menyakiti Jimin setelah apa yang pria itu berikan kepadanya.

"Omong-omong, bagaimana kalau kita honey moon bersama?" Jungkook bersuara setelah suasana ruang makan berubah hening.

Semua orang yang sedang menikmati sarapan mereka lantas mendongak untuk menatap Jungkook. "Ibu setuju!" sahut Ibu Park paling keras. "Dengan begitu, Ibu tidak perlu lagi takut memikirkan Jiya dan Seolbi karena ada dua pria sekaligus yang akan menjadi penjaga."

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang