Hallo hallo ... astaga udah lama banget ini dianggurin sampe jadi kedelai hitam pilihan :'). Semangatin aku plissss. Minta purple heart-nya dong!!! xixi
Kali ini aku bakal fokus menyelesaikan Tears dulu. Setelah itu selesaiin The Man, baru fokus ke yang lain karena masih banyak work di draf yang menunggu untuk dipamerkan wkwk.
.
.
Tidak pernah terpikirkan oleh Park Jimin bahwa ia akan dipertemukan kembali dengan sosok Kim Taehyung setelah sekian lama tidak bertemu. Entah kenapa, sejak awal pertemuannya dengan Taehyung, Jimin sudah meletakkan kebenciannya pada pria Kim tersebut.
Tentu saja karena telinganya selalu mendengar cerita Seolbi—keluh kesah serta tangisan wanita itu yang hanya disebabkan oleh ulah Kim Taehyung.
Dan sekarang, Jimin harus berhadapan dengan Kim Taehyung lagi. Tuhan mempertemukan mereka di toilet salah satu restoran di mana Jimin tengah mengajak Seolbi makan malam romantis berdua. Rupanya Taehyung juga mengajak Ahn Nara makan malam di restoran yang sama sambil membawa bayi mereka.
Berusaha tidak menghiraukan kehadiran Taehyung, Jimin bersiul kecil sembari terus melakukan aktivitasnya. Setelah selesai, pria itu segera mengancingkan celananya untuk menuju wastafel di dalam toilet.
Kemudian Taehyung ikut menyusul pergerakannya. Berdiri di samping Jimin dan mencuci tangannya dengan sabun dan air sebelum menoleh manakala suara sapaan dari Jimin terdengar membelai rungunya.
"Apa kabar?"
Taehyung tersenyum tipis. "Aku baik," jawabnya. "Bagaimana dengan Seolbi?"
Sejenak Jimin menautkan kedua alisnya. Heran dengan pertanyaan Taehyung yang dilemparkan untuknya sementara di dalam toilet tidak ada Seolbi sama sekali. Akan jauh lebih sopan apabila Taehyung bertanya mengenai kabar Jimin daripada Seolbi.
Kepala Jimin kemudian mengangguk dengan senyum yang ia torehkan melalui pantulan cermin. "Seperti yang kau lihat. Dia benar-benar baik. Seolbi selalu tersenyum sepanjang hari," ungkapnya bahagia.
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain melihat senyuman dari Seolbi. Wanita itu sudah terlalu banyak menelan pahitnya kehidupan. Maka dari itu, Jimin merasa sangat senang sebab wanita yang ia cintai kini bisa tersenyum dengan tulus karena dirinya.
"Selamat atas lahirnya putrimu. Maaf karena tidak bisa datang," lanjut Jimin lalu meraih tisu untuk mengeringkan tangannya. Keduanya kemudian berbalik dan menyandarkan pantat pada bibir wastafel. "Aku dengar kau meneruskan perusahaan orang tuamu lagi?"
Taehyung mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih. Mungkin kita bisa membahas masalah kerja sama perusahaan lain kali." Jimin hanya mengangguk tanpa memedulikan usulan dari Taehyung. Bagi Jimin, ia tidak perlu lagi berurusan dengan Taehyung meskipun pria itu sudah berubah menjadi lebih baik atau bahkan sedang berusaha menata kehidupannya.
Ponsel Jimin mendadak berdering, membuat pria itu menegakkan punggungnya dan segera menerima panggilan yang rupanya dari Seolbi. "Oppa, apa masih lama? Makanannya sudah datang."
Jimin tersenyum lamat mendengar suara sang istri. "Aku akan ke sana. Tunggu aku!" serunya kemudian sebelum sambungan diputus oleh Seolbi. Pria Park tersebut lantas menepuk bahu Taehyung dan melempar senyum. "Sampai bertemu kembali, Kim Taehyung."
Saat Jimin hendak melangkah pergi, Taehyung tiba-tiba mencegah langkahnya. "Tunggu!" Jimin mengedikkan salah satu alisnya dan menunggu Taehyung berbicara. "Apa setelah ini kau ada waktu? Aku ingin mengobrol denganmu. Kau tahu ... kita tidak pernah mengobrol sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears [M] ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Taehyung ... aku hamil." Seandainya hidup sesulit ini, Ahn Seolbi bersumpah tidak akan mau memakan janji-janji manis dan rayuan Kim Taehyung. Wanita 21 tahun itu hamil setelah melakukan hubungan intim beberapa kali bersama Taehyung yang...