Double update nih! Jangan lupa berdoa sebelum baca ya! Berdoa juga semoga keluarga Jimin atau keluarga Taehyung baik-baik aja tanpa ada masalah wkwk
Masih mengenakan gaun tidurnya, Seolbi mengikat rambutnya dengan asal sembari berjalan keluar dari kamar. Seperti biasa, Jimin akan bangun lebih awal darinya. Dan Seolbi sudah bisa menebak bahwa pria itu akan mengomelinya pagi ini lantaran Seolbi tidak segera mandi—justru turun ke lantai bawah untuk bergabung bersamanya menikmati kopi di halaman belakang.
"Mandi dulu, Sayang ..." Seolbi hanya menggeleng. Wanita itu membawa segelas air sebelum duduk di samping Jimin. "Mandi! Aku 'kan sudah bilang jangan keluar kamar sebelum mandi. Jangan malas-malasan begini. Seharusnya lebih banyak kegiatan saat hamil."
Usai meneguk habis airnya, Seolbi segera menoleh ke arah sang suami. Menyandarkan punggung pada kursi kayu yang ia duduki, kemudian kedua tangannya mengusap perut yang sudah sangat besar. "Lihat, anakmu protes karena papanya mengomel di pagi hari."
Jimin melihat ke arah perut sang istri di mana perut itu sedang bergerak karena buah hatinya menendang-nendang. "Jagoan, bilang pada mama untuk tidak bermalas-malasan di dalam rumah." Jimin beranjak dari duduknya, kini berjongkok di hadapan sang istri untuk mengecup perut Seolbi dan mengusapnya. "Mama bau, tahu!"
Dengan cekatan Seolbi menarik telinga Jimin. "Keterlaluan!" pria itu terkekeh, kemudian bangkit dan mengecup bibir Seolbi. "Nanti makan siang di rumah, ya?"
"Di rumah atau di luar?" tanya Jimin sambil menatap curiga. Jimin tahu sang istri pasti sedang menginginkan sesuatu.
Meringis, Seolbi pun menjawab, "Di luar. Aku mau nonton bioskop!"
Mencubit gemas pipi Seolbi, Jimin lekas mengangguk. "Baiklah, Sayangku. Aku akan pulang jam 12 nanti. Mau kubawakan es krim?"
Seolbi menggeleng. "Tidak. Tapi kalau kau memaksa tidak apa-apa, sih." Jawaban itu sontak menciptakan tawa di halaman belakang. Jimin berdiri, memeluk sang istri yang setia duduk di kursinya. "Jangan menggoda wanita lain, ya?"
Pria itu kembali tertawa sehingga matanya kini menyipit. "Baiklah, Sayangku. Tapi malam ini mau menggodaku tidak?" Seolbi sontak mengangguk semangat. "Sekarang kita sarapan. Harus makan yang banyak. Jangan takut gendut! Tenang, nanti aku akan meledek Jihye saja daripada kau."
"Sama saja!"
Keduanya berjalan memasuki ruang makan. Duduk di kursi masing-masing sementara Nara baru saja datang sambil menggendong Taera. Mereka menikmati sarapan hari ini seperti biasanya. Dipenuhi dengan suara Taera yang terus berteriak sebab anak itu masih belum bisa berbicara.
"Seolbi-ya ..."
Seolbi mendongak. "Iya, Eonni?"
Nara mengulum bibir. Sejenak melirik Jimin yang rupanya tetap sibuk dengan makanannya, kemudian wanita itu kembali menatap sang adik. "Eonni akan pulang siang ini."
Mengedikkan salah satu alisnya, Seolbi menatap sang kakak lamat. "Yakin?" Nara pun mengangguk. "Eonni sudah menyelesaikan masalah Eonni?"
"Belum. Tapi aku akan mencobanya. Benar kata Jimin ... seharusnya aku berdiskusi dengan Taehyung untuk menyelesaikan masalah kami," jawabnya.
Meneguk airnya, Seolbi lalu menanggapi, "Jangan. Setidaknya, tunggu suamimu yang datang kemari untuk menjemputmu dan Taera. Dari situ kita akan tahu bahwa dia sangat membutuhkanmu."
"Tapi bagaimana jika dia tidak menjemputku sama sekali? Aku rasa Taehyung memang sudah jengah denganku dan ingin lepas dariku."
Entahlah, Seolbi tidak bisa menjawab kali ini sebab ada Jimin di sampingnya. Tentu saja Seolbi menjaga mulutnya agar tidak mengucapkan kalimat yang nantinya tidak disetujui oleh Jimin. Lagi pula, sang suami sudah melarangnya untuk ikut campur lagi ke dalam masalah rumah tangga kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears [M] ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Taehyung ... aku hamil." Seandainya hidup sesulit ini, Ahn Seolbi bersumpah tidak akan mau memakan janji-janji manis dan rayuan Kim Taehyung. Wanita 21 tahun itu hamil setelah melakukan hubungan intim beberapa kali bersama Taehyung yang...