25

9.7K 1.6K 226
                                    

Dua tiga kucing garong ...

Dasar kamu garong.

.

Maap guys aku gabisa bikin pantun. Lagi berusaha!

.

.

Membantu Ahn Nara berjalan menuju mobil, Taehyung rupanya benar-benar senang lantaran sang ayah sungguh mengirimkan sopir dan hendak membawa mereka ke kediaman ayah Taehyung.

Di perjalanan, manik elang Taehyung tidak berhenti memandang bayi Kim Taera yang sedang berada di pangkuan Nara dan memejamkan mata dengan bibir kecil yang sedikit terbuka. Astaga, putrinya sangat menggemaskan.

Kurang lebih dua puluh menit mereka berada di dalam mobil. Taehyung kembali membantu Nara berjalan setelah mereka tiba di pekarangan rumah ayah Taehyung yang terbilang sangat besar. Dengan dada bergemuruh, Taehyung menyempatkan dirinya untuk menarik napas dan mengembuskannya sebelum membuka pintu utama secara penuh.

Ayah dan ibu Taehyung duduk di ruang keluarga. Setelah mendapati kedatangan anak, menantu, serta cucunya, ayah Kim Taehyung lekas berdiri dan berjalan menuju ruang kerjanya tanpa sepenggal kata apa pun.

Ibu menyambut mereka dengan sangat riang. Memeluk Taehyung begitu erat sebab mereka telah lama tidak bertemu, pun sang suami melarang untuk menemui Taehyung yang hidup susah. Selain Tuhan, ayah Taehyung betul-betul menghukum Taehyung kala itu.

Usai pelukan terlepas, Taehyung sontak berjalan menyusul sang ayah. Mengetuk pintu sejenak sebelum masuk ke dalam ruangan besar tersebut. Taehyung sesaat membungkukkan badannya dengan sopan. "Selamat sore, Ayah."

Ayah menunjuk kursi di hadapannya dengan dagunya. Taehyung langsung menurut dan segera duduk di seberang ayahnya. Hanya dibatasi oleh meja kerja sang ayah, Taehyung berusaha untuk bersikap rileks dan tidak takut menghadapi sang ayah setelah beberapa bulan yang lalu ia mendapat pukulan bertubi dari ayah setelah kebangkrutan terjadi.

"Ayah baru saja pulang dari kantor?"

"Kau tahu ... Ayah pernah malu memiliki anak sepertimu, Kim Taehyung. Dan perasaan malu itu tetap masih sama sampai kau duduk di depan Ayah saat ini." Taehyung menggigit pipi bagian dalamnya. Menunduk sejenak tak berani menatap sang ayah. "Ayah berikan satu perusahaan milik Ayah, dan ini yang kau lakukan sekarang. Kau bermain kotor pada perusahaanmu sendiri."

"Maaf," ucap Taehyung lirih. Kepalanya masih menunduk.

Sang ayah melepas kacamatanya. Menatap Taehyung dengan air muka datar, ayah lantas menjilat bibirnya yang mendadak kering. "Kalau perusahaan terakhir akan berakhir di tanganmu ... apa yang akan kau lakukan?"

Taehyung refleks mendongak. "A-Ayah mau mempercayakan perusahaan ibu pada Taehyung?" Saat perusahaan sang ayah menjadi milik Taehyung, perusahaan milik ibu mulai ditangani oleh ayah Taehyung. Hanya saja, Taehyung salah menggunakan kekuasaannya.

Ayah menyalakan rokoknya. Menghisap dan mengepulkan asapnya, lalu beliau berikan ke tangan Taehyung. "Taehyung ... kau sudah punya anak sekarang. Pekerjaanmu saat ini tidak akan bisa menghidupi anak dan istrimu." Taehyung menghisap rokok tersebut. "Suatu saat kau akan tetap menggantikan posisi Ayah. Maka, Ayah berikan satu kesempatan lagi untukmu."

Taehyung hendak berbicara, tapi sang ayah lebih dulu menyela, "Jangan sampai membuat kepercayaan Ayah hilang atau kau tidak akan memiliki apa-apa setelah ini, Kim."

Setelah melakukan perbincangan, Taehyung disuruh untuk keluar lebih dulu usai menghabiskan rokoknya. Pria itu menutup pintu ruang kerja ayahnya sebelum mengeluarkan senyum miring seolah akan menunjukkan pada semua orang bahwa ia bisa bangkit kembali.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang