02

30.7K 2.4K 350
                                    

Malam yang dingin, ditemani selimut tebal serta dengkuran halus yang keluar melalui celah bibir Nara. Sejenak, Seolbi bergerak risau lantaran maniknya tak dapat mengatup rapat dan tertidur dengan nyenyak. Wanita muda itu terlampau takut dengan apa yang sudah Nara ceritakan tentang rumah ini yang katanya sering terjadi hal-hal aneh yang membuat Nara seringkali takut sendirian di rumah.

Tangannya menepuk pelan lengan Nara. Akan tetapi, wanita lima tahun lebih tua darinya tersebut segan untuk membuka matanya. Nara telelap dengan pulas, sedangkan Seolbi terlampau takut sekarang. Ia kian memajukan tubuhnya untuk menempel pada sang kakak manakala telinganya mendengar derit pintu kamar yang terbuka.

Dengan segera Seolbi mengeratkan selimut; takut-takut jika hantu yang tengah membuka dan menutup pintu itu mendadak menarik kakinya seperti yang biasanya ia lihat di film horor. "E-Eonni, aku takut," bisiknya serak.

Seolbi menghentikan napasnya sejenak manakala ia merasakan sesuatu yang menaiki ranjang. Pandangannya meredup, pun tubuhnya stagnan—ditambah saat ada satu tangan berbalut kemeja biru tengah melingkari pinggulnya.

"T-tolong jangan ganggu a-aku ...," katanya terbata. Akan tetapi, ketika Seolbi mendapati payudaranya mendadak diremas oleh tangan yang ia kira adalah sosok hantu, kepalanya dengan berani menoleh ke belakang sebab ia merasa ini adalah tindakan pelecehan. Matanya melotot dengan rahang mengeras. "Ahjussi!" pekiknya lirih.

Taehyung meletakkan satu jari telunjuknya ke atas bibirnya sendiri seolah-olah menyuruh Seolbi tenang agar Nara tidak terbangun. Sayangnya, wanita yang telah ia persunting dua tahun lamanya itu tetap saja terbangun karena kerusuhan kecil di atas ranjangnya.

"Lho, kau sudah pulang, Tae? Ayo, tidur." Nara mengawasi Taehyung yang mendengus dan melepas kemejanya. Kemudian pria Kim itu naik ke atas ranjang usai menggunakan kaos polos rumahan namun tidak melepas celana kainnya. "Seolbi tidur di tengah saja, ya. Dia 'kan takut gelap."

Seolbi hendak menolak, tapi Nara sudah lebih dulu menarik lengannya untuk telentang di sampingnya. Dalam hati, Taehyung berseru senang. Rencananya berhasil setelah rela keluar rumah dengan alasan pergi ke kantor—padahal ia hanya minum kopi di minimarket belakang rumahnya sambil menunggu waktu yang tepat untuk pulang.

Wanita paling muda di sana meremas jemarinya, lalu menggeliat gusar ketika merasakan usapan lembut di area perut sampai ke lengannya yang berbalut piama. "Selamat malam, Sweetheart." Seolbi menelan saliva susah payah tatkala bisikan itu menyambangi rungunya. Tangannya kemudian dengan berani menepis lengan Taehyung yang melingkari perutnya tanpa perasaan bersalah.

Akan tetapi, tindakannya tidak membuahkan hasil Sebab Taehyung tetap memeluknya dari belakang dan kini mulai dengan berani mengecup bahunya. Seolbi mati-matian mengatur detak jantungnya. Tentu saja ia tidak mau Nara terbangun dan menuduhnya yang bukan-bukan—apalagi dituduh merebut suami orang.

Seolbi mengulum bibir bermaksud menahan desahannya manakala telapak tangan hangat Taehyung menelusup ke dalam piamanya dan menyentuh perutnya secara langsung. Pria itu menggerakkan tangannya melingkar sebelum menjalar naik pada dada Seolbi yang tidak dilindungi bra. Baiklah, mulai sekarang kebiasaannya yang melepas bra akan ia tinggalkan.

"Eungh ..." Desahan yang ia tahan nyatanya tak dapat ditelan lagi. Taehyung terlampau pandai mempermainkannya. Tangan besarnya semakin lihai menggoda ke mana-mana hingga berakhir melepas celana piama yang Seolbi kenakan. Wanita itu sempat menahannya dengan merema ujung atas celananya agar Taehyung tidak bisa melancarkan aksinya. Namun, Seolbi tetap saja gagal.

"Ingat. Jangan mendesah." Bisikan tersebut menjadi suara mengerikan terakhir sebelum kejantanannya dengan kurang ajar kembali masuk dan menghancurkan Seolbi dengan hentakan-hentakan dalam.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang