27

11.5K 1.7K 181
                                    

Setelah lama menunggu, pada akhirnya penantian Seolbi, Jungkook, serta Jihye tidak sia-sia. Jimin mengosongkan jadwal kerjanya dan mereka berempat kini telah tiba di Jeju.

"Woah, kau benar-benar pandai memilih hotel, Jeon," kata Jimin kagum. Jungkook memesan hotel dengan kamar bersebelahan, hal itu berguna untuk mempermudah mereka apabila ingin memberikan informasi atau saling membutuhkan sesuatu. "Malam ini aku yang akan traktir makan malam!" Jimin menepuk bahu Jungkook sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, ia melihat Seolbi sibuk meletakkan koper ke dalam lemari pakaian. Wanita itu bahkan tidak mengucapkan sepatah kata apa pun untuk meminta bantuan. Sebuah kebiasaan yang sudah sangat Jimin hafal.

Pria Park itu melangkah mendekat, kemudian mengambil alih pekerjaan Seolbi setelah mengecup pipi wanita itu. "Lain kali kau harus meminta pertolongan jika merasa kesulitan," ujar pria itu melirik jengkel.

Seolbi terkekeh, kemudian mencubit pipi Jimin gemas. "Aku bisa melakukannya."

"Aku tahu kau bisa melakukan apa pun tanpa bantuan. Tapi jika ada aku, kau harus membutuhkan tenagaku. Apa susahnya bilang 'Oppa, tolong bantu aku. Istrimu ini sedang kesusahan'?" Jimin mengucapkannya dengan meniru suara Seolbi—membuat wanita itu terbahak dan refleks memukul pelan lengan kekar sang suami.

"Aku tidak seperti itu!" ucap Seolbi merasa tidak terima.

Selesai memasukkan semua koper ke dalam lemari pakaian, Jimin segera membawa Seolbi menuju balkon kamar. Kebetulan kamar yang Jungkook pilih menghadap pada taman dan menampilkan banyak pohon-pohon tinggi.

"Udaranya sejuk sekali." Jimin mengangguk membenarkan. Pria itu memeluk Seolbi dari belakang, lantas sedikit menurunkan kerah kemeja sang wanita setelah dua kancing teratas berhasil ia loloskan. "Oppa, jangan macam-macam, ya!"

Jimin kembali mengecupi bahu Seolbi. Kedua telapak tangannya kini bergerak mengusap perut rata wanita Ahn tersebut dengan napas memburu.

"Aku cuma punya satu macam," sahut pria itu dengan suara rendah. "Kita hanya punya waktu tiga hari untuk liburan. Jadi, ayo berikan cucu untuk ibu."

"Aaa!" Seolbi memekik kaget manakala Jimin menggendong tubuhnya seperti karung yang diletakkan di atas bahu. Menutup pintu balkon dan juga tirai, kemudian membawa tubuh Seolbi ke atas ranjang. "Kita lakukan dengan cepat sebelum makan malam, Oppa! Jangan memberikan tanda apa pun!"

Pria Park itu mengangguk. Kali ini, ia akan benar-benar melakukan semuanya dengan cepat sebab dua jam lagi mereka harus bersiap untuk makan malam bersama.

....

"Akhirnya aku bisa honeymoon!" Jihye berseru senang. Buru-buru memeluk sang suami yang tengah melepas baju dan akan segera mandi. "Jey, malam ini aku yang di atas, ya?"

Jungkook melirik sang wanita, kemudian menyentil kening Jihye gemas. "Kuadukan pada kakakmu karena telah menjadi wanita mesum."

Mengusap keningnya dengan bibir mengerucut, Jihye lalu melepas pakaiannya dan menarik Jungkook menuju kamar mandi. "Memangnya tidak  boleh mesum dengan suami sendiri? Apa aku harus mesum dengan Kim Donghan?!"

"Sekali lagi kau menyebut namanya, aku tidak akan mengizinkanmu keluar dengan teman-temanmu," ancam Jungkook dengan air muka serius.

Keduanya kini berdiri di bawah pancuran air. Lantas Jihye memeluk dada Jungkook. "Aku 'kan cuma mencintaimu." Kalimat itu sontak membuat Jungkook tersenyum. "Tapi omong-omong ... aku sepertinya harus mengatakan ini."

Jungkook mengernyit sebelum Jihye melepas pelukan untuk menatapnya. "Mengatakan apa? Jangan bilang kau mau seks lagi?"

Terkekeh, Jihye lekas mencubit perut Jungkook. "Bukan itu." Jihye sejenak menjauh dari shower untuk mengambil sabun di atas meja wastafel, lalu kembali bergabung dengan sang suami. "Aku seperti melihat ... siapa namanya? Kakak Seolbi, aku tidak tahu namanya."

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang