10

15.9K 1.8K 293
                                    

Sepasang matanya dapat menemukan sosok pria yang sedang duduk di bibir ranjang setelah lampu kamar dinyalakan. Masih mengenakan setelan jasnya, hanya saja tak ada lagi pantofel yang membalut kaki panjangnya.

Seolbi menghela napas dalam. Usai menutup pintu dan meletakkan tasnya ke atas nakas, wanita itu lekas melepas jaket dan kemeja—menyisakan bra dan celana jins sementara mata elang itu terus mengawasi Seolbi hingga tungkai si wanita berdiri tepat di hadapannya.

Tangannya berkacak pinggang sebelum mengusap wajahnya yang lelah. Kemudian lidahnya membasahi bibir bawah sambil menatap Taehyung. "Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah seharusnya kau ada di dalam kamarmu? Kau gila?! Nara bisa saja memergokimu masuk ke dalam kamarku!"

Taehyung tidak merespons apa pun selain hanya memberikan tatapan dalam. Bibirnya tetap mengatup sehingga menbuat Seolbi berpikir bahwa pria itu sedang menyembunyikan sesuatu atau barangkali memikirkan apa yang mengganggu di kepalanya.

"Kau tidak bertengkar dengan kakakku, 'kan?" Seolbi lantas menatap penuh selidik. Berharap agar Taehyung dan Nara tetap baik-baik saja atau Seolbi akan mencekik Taehyung apabila pria itu berani macam-macam pada kakaknya apalagi menyakiti Nara. Akan tetapi, Seolbi segera mengembuskan napas dalam manakala mengingat bahwa dirinya lah orang pertama yang menyakiti kakaknya. "Ahjussi ..."

"Kenapa kau tidak membalas satu pun pesanku dan juga mengangkat panggilanku? Apakah pria itu lebih penting daripada kekasihmu sendiri?"

Memerosotkan rahang, Seolbi merasa ada yang salah dalam kalimat Taehyung. Maka ia harus segera mengoreksi, "Kekasih? Siapa yang kau sebut kekasih? Kau? Kim Taehyung adalah kekasihku? Kau sinting?"

"Ucapkan sekali lagi maka aku tidak akan membiarkanmu berjalan dengan baik," sahut pria itu dingin.

"Baik. Kau cuma kakak iparku—hanya sebatas hubungan tanpa status. Kita melakukannya bersama, menuntaskan nafsu, tapi tidak memiliki ikatan apa pun. Kau hanya bisa mengeklaimku dan menolak untuk aku klaim. Bukan begitu?" Taehyung hendak menjawab, tapi Seolbi segera melanjutkan sehingga pria itu hanya dapat mengeraskan rahangnya. "Dan apa yang kau katakan baru saja? Pria itu ... Jimin atau Jungkook yang kau maksud?"

"Di kafe. Aku tahu kau sudah pulang bekerja sejak sore dan melarangku untuk menjemputmu dengan alasan lembur. Tapi kau malah berduaan di belakangku dengan pria yang baru saja kau kenal?"

Seolbi menjauhkan langkahnya. Berjalan memasuki kamar mandi dan mengetahui bahwa Taehyung mengikutinya dari belakang. Pria itu berdiri di ambang pintu, menyandarkan bahu kirinya dengan kedua lengan saling melipat di depan dada. Matanya terus menyorot Seolbi yang sedang membersihkan wajahnya.

"Jauhi pria itu."

Seolbi lantas menoleh, membiarkan busa itu memenuhi kulit wajahnya. Kepalanya kemudian menggeleng sebelum membasuh mukanya dan kembali ia angkat untuk menatap Taehyung seraya mengeringkannya dengan tisu. "Tidak mau. Kau tidak berhak melarangku kalau kau tidak menceraikan Nara dan menikahiku."

Taehyung menyugar surainya dengan kedua tangan. "Berikan aku waktu dua bulan."

"Ada apa dengan dua bulan?"

Seolbi melepas celana jins tanpa malu. Taehyung pun tetap menatap sang lawan yang kini hanya memakai bra dan celana dalam berwarna hijau senada.

"Aku tidak bisa begitu saja menceraikan Nara. Maka dari itu, tunggu dua bulan lagi. Aku akan mengurus semuanya dan mengabulkan keinginanmu."

Sejenak, Seolbi terdiam dengan sorot mata yang tak mampu Taehyung pahami. Wanita itu berjalan dan berdiri tepat di depan Taehyung. Pria itu sontak meluruskan kaki, memasukkan kedua tangan di saku celana.

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang