Jealous-lil meow

15.1K 653 92
                                    

Yoongi itu cuek. Tapi tidak seperti bebek.

Yang seperti bebek malah Jimin. Kalau merajuk bibirnya mengerucut minta dicubit.

Mereka itu selalu beradu mulut saat bermain. Namun akan menjadi sangat kompak ketika pemikiran mereka sama.

Seperti saat ini, Jimin sibuk menghitung permen coklat. Yoongi berbaring di sofa. Keduanya biasa saja, tapi tak lama suara teriakan datang dari ruang tamu.

"Jimiiiin-hyuuuuuuung"

Itu suara yang paling muda, Jungkook. Dia akan sangat manja kalau menempel dengan Jimin dan Jin. Tapi saat ini Jin sibuk melatih rapnya dengan Namjoon. Sudah pasti Jungkook akan mencari hyung mochinya. Kalau dengan Taehyung yang ada Jungkook hanya kan beradu mulut.

"Hyuuuuuung~"

Jungkook berucap dengan memainkan pipi hyungnya.

"Apa sih Kook?"

Hanya menepis ringan tapi menimbulkan kerucutan di bibir Jungkook.

"Boseeen" Katanya.

Mata Jimin membentuk garis, dan senyuman bulan sabit itu muncul. Yoongi diam-diam gemas dengan senyuman yang dimiliki Jimin, manis katanya.

"Main Kook, dengan Taehyung kalau Jin-hyung belum kembali"

Bibir Jungkook makin maju dua senti. Yoongi geram, bibir Jungkook minta diolesi oli dan minyak sepertinya.

"Main sama Tae-hyung nanti Kookie darah tinggi hyung"

Lagi, bulan sabitnya muncul. Astaga Yoongi ingin menggigit boneka Shooky.

"Atau Jungkookie mau permen coklat? Tapi janji nanti sikat gigi"

Mata doe Jungkook membola lucu. Bibir yang awalnya mengerucut kini membentuk huruf 'o'.

Secepat kilat Jungkook mengangguk beringas sambil berkata 'janji'.

"Jangan percaya kelinci bongsor ini Jimin-ah. Nanti dia tidak gosok gigi malahan" Yoongi menyahut. Agaknya rasa geramnya tidak tertahan.

"Ya hyung! Tega sekali kamu bilang begitu! Aku ini maknae di sini. Aku selalu menepati janjiku kok! Tanya saja Jin-hyung" Ucapnya jengkel.

"Jin hyung itu kelewat gemas denganmu Kook-ah. Kalau kamu tidak menggemaskan pasti Jin-hyung juga percaya kamu tidak pernah gosok gigi sehabis makan permen"

"Sudahlah Yoongi hyung, nanti akan aku pastikan sendiri Jungkook menyikat giginya"

Alis Yoongi mengkerut, harusnya siang ini dia bisa berdua dengan Jimin. Meskipun Jimin sibuk menghitung permen coklat tapi yang penting bisa berdua. Tapi rancananya gagal karena Jungkook.

"Wlee, dengar tuh hyung! Jiminie-hyung selalu percaya padaku" Jungkook bangga.

Yoongi memutar bola mata jengah. Jungkook menyebalkan kalau sudah dibela Jimin. Lain kali dia harus memberi tahu Jimin agar tidak sering-sering membela si kecil.

Jimin duduk bersandar sofa di samping kaki Yoongi. Jungkook memakan dua permen coklat milik Jimin.

"Nyam nyam"

"Tuh Jim, nanti kalau banyak makan manis Jungkook bakal tertidur. Nanti giginya sakit lagi, kamu bakal jadi gulingnya seharian" Ucap Yoongi sewot.

Alis Jungkook mengkerut, dia ambil posisi duduk. Bibirnya belepotan coklat sampai ke pipi, Jimin inisiatif mengambil tisu untuk mengelap pipi sang adik.

Tangan kiri Jimin mengelus rambut Jungkook lalu turun ke rahang. Menarik pelan wajah Jungkook agar berhadapan lalu diusap pelan-pelan.

Yoongi dibatas rasa gemasnya. Secepat kilat, satu permen coklat Jimin sudah di tangan. Dibuka, bukannya dimakan tapi diusap-usap ke pipinya sendiri. Aneh.

"Loh hyung?" Jimin heran.

"Yoongi-hyung kenapa?" Jungkook linglung.

"Jim, lihat. Pipiku juga kotor, bersihkan" Katanya.

Mata Jimin membola lucu. Jungkook sudah bukan Jungkook, tapi Jung Shock. Shooky diam di tempat, meratapi nasib kenapa dia hanya sebuah boneka?

"Pfft, hahahahaha hyungie astaga" Tawa Jimin pecah.

Jungkook malah sudah berguling-guling di lantai sambil tertawa.

Yoongi masih diam memandang dua entitas yang sibuk tertawa. Tapi matanya fokus pada satu obyek, siapa lagi kalau bukan Jimin.

Makhluk mungil ciptaan Tuhan yang memiliki pipi gembil dan senyum manis. Jangan lupakan perangainya yang baik sehingga membuatnya memiliki banyak teman.

Mengabaikan Jungkook yang masih tertawa sambil berguling, Jimin mengambil tisu lagi. Tersenyum sambil mendekat ke arah Yoongi lalu mengelap pipi yang lebih tua dengan lembut.

"Nah sudah bersih hyung, lain kali jangan seperti ini. Kamu memalukan di depan Jungkook"

"Ini juga kerana kamu Jim"

"Kenapa jadi aku?"

"Kamu ngeyel, tidak mau melarang Jungkook makan permen"

"Tapi Jungkook menginginkannya hyung"

"Kamu tahu Jim, saat giginya dicabut kemarin. Saat giginya sakit kamu yang selalu dicari, padahal Jin-hyung juga ada. Taehyung sampai rela menari aneh di depannya"

"Ya memang kenapa hyung? Mungkin saat itu Jungkook hanya mau ditemani olehku"

"Itu masalahnya!"

"Ya?"

"Kalau kamu menemani Jungkook lalu siapa yang menemani aku di studio?"

"Kamu biasanya tidak komentar hyung. Lagipula kamu selalu bilang 'Holly bisa menemani' jadi aku berpikir mungkin kamu sedang ingin sendiri"

Yoongi berdecak, beringsut duduk di samping Jimin lalu menidurkan kepalanya di paha Jimin.

"Dasar tidak peka, mochi basi"

"Ya! Hyung!"

"Ada Holly, di studio memang tidak sepi. Tapi tidak ada kamu, hatiku yang kesepian Jim" Kata Yoongi, matanya merem.

Tidak tahu jika obyek yang ia puji, pipinya memerah menggemaskan. Terkutuklah mulut gombal Yoongi dengan segala wajah dinginnya.

Mengabaikan Jungkook yang kini berniat menghabiskan seluruh permen coklat Jimin sambil menonton kartun BT21 kesukaanya. Entah sejak kapan Jungkook menyalakan televisi. Dia memang penuh kejutan.



Hello
💜

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang