Jimin terjatuh menelungkup. Orang-orang di sana panik dan berhamburan menghampiri Jimin.
"Jimin!"
Berlari menerobos beberapa orang lalu merengkuh tubuh yang lebih kecil darinya.
"Astaga Jimin, hey bangun! Buka matamu!" Tangannya mengusap keringat dingin di dahi Jimin. Berkali-kali memanggil namanya berharap si empu membuka mata.
Tanpa sengaja tangannya menyentuh daerah yang lembab. Ia pikir itu keringat Jimin, namun warna merah samar yang tertinggal di kulit putihnya membuat matanya membola.
"Panggil ambulans! Jimin sepertinya terluka sebelum sampai di sini! Cepat!"
Yeonjun yang kebetulan tengah memegang ponsel pun mengangguk lalu menghubungi pihak rumah sakit.
Sementara itu Yoongi berdiri mematung. Ia hanya berdiri diam tak berbuat apa-apa. Memandang bagaimana seorang Cha Eunwoo yang terlihat sangat khawatir pada Jimin.
Bagaimana tangan orang baru itu yang dengan lihainya merengkuh Jimin dalam pelukan.
Bagaimana pucatnya Eunwoo yang terus-terusan memanggil nama orang yang diam-diam ia damba selama ini.
"Ambulansnya di bawah!" Yeonjun memekik di sisi jendela.
Eunwoo lagi-lagi dengan cekatan mengangkat tubuh Jimin, membawanya turun diiringi Bunda Min dan beberapa orang di sana.
Yoongi tertinggal. Dengan tanda tanya besar mampir di otak jeniusnya. Matanya memandang kosong pintu yang dibiarkan terbuka.
Eunwoo memanglah orang baru untuknya, tapi tidak untuk Jimin. Yoongi yakin itu. Tidak mungkin ia mau bersusah payah khawatir berlebihan dan menggendong Jimin seperti itu.
Tidak, tidak. Pasti Eunwoo memang semodel orang yang simpatik dengan orang lain. Otaknya berpikir seperti itu, namun hatinya mendobrak sebuah bayangan yang membuat ia tak mau menerka-nerka.
"Bang?"
Yoongi berkedip. Ia memandang Namjoon yang berdiri memandangnya.
"Gapapa?"
Yoongi mengangguk.
"Ambulansnya udah berangkat ke rumah sakit. Kita siap-siap ke sana, Bunda Min udah nunggu di bawah"
"Bunda gak ke rumah sakit Joon? Siapa yang sama Jimin?"
"Eunwoo" Namjoon menjawab lirih. Ia kelewat tahu apa yang membuat Yoongi masih berdiam diri di sini.
"Yeonjun gak protes?" Lalu kekehan paksa terdengar sumbang di telinga Namjoon.
"Gak, dia keburu panik. Sama Bunda suruh bareng kita" Jawabnya.
"Yaudah"
Yoongi berjalan mengambil mantel hitamnya, menepuk pundak Namjoon lalu berjalan lebih dulu keluar ruangan.
Kondisi di rumah sakit sangat penuh dengan hawa canggung.
Yoongi yang diam, Namjoon dan Taehyung yang juga diam. Bunda Min yang mengusap bahu Eunwoo dan Yeonjun yang berdiri dengan pandangan tajam mengarah menuju pintu IGD.
"Jungkook, gimana? Seokjin bisa dikabarin?" Namjoon bertanya ketika Jungkook kembali.
"Bisa, tapi kak Hoseok yang gak bisa. Aku minta kak Jin yang kasih tau kak Hoseok" Jawab Jungkook.
CKLEK
Pintu terbuka, menampilkan pria paruh baya berjas putih lengkap dengan stetoskop yang menggantung di lehernya.
"Apa ada keluarga dari pasien Park Jimin?"
Semuanya menggeleng.
"Kerabat atau sahabat dekat?"
"Saya" Taehyung, Jungkook dan Eunwoo menjawab bersamaan.
Dokter di sana memandang mereka bertiga satu persatu.
"Apa pasien jauh dari orang tua?"
"Kak Ji tinggal di Busan, di Seoul kerja" Jawab Jungkook.
"Dia di Seoul bareng saya sama Jungkook ini dok" Tambah Taehyung.
"Ada yang sering berkomunikasi dengan keluarganya?"
Sayangnya Taehyung dan Jungkook menggeleng. Mereka jarang berhubungan dengan keluarga Jimin, hanya melalui Jimin jika ingin berkomunikasi.
"Saya ada, kebetulan beberapa minggu sebelum kemari saya mengunjungi orang tua Park Jimin"
"Anda siapanya pasien?"
"Saya sahabatnya"
"Baik, Anda bisa masuk ke dalam. Ada yang ingin saya sampaikan"
"Dok, apa saya bisa ikut masuk? Saya atasannya, saya yang bertanggung jawab selama Jimin masih bekerja untuk saya" Bunda Min bertanya penuh harap.
"Tentu, mari masuk"
Lalu mereka bertiga memasuki ruangan dokter.
Taehyung memandang Yoongi, pria itu mematung. Pasti banyak yang Yoongi pertanyakan sekarang. Maka ia menarik tangan Yoongi perlahan agar duduk di sampingnya.
"Kaget?"
Yoongi menoleh.
"Kaget, kenapa Eunwoo bisa tau kontak orang tua Jimin sementara gue ataupun Jungkook gak tau?"
Yoongi mengangguk. Ia menatap Yeonjun yang melipat bibir dengan pandangan yang masih menajam.
"Gue juga kaget, malah tadi katanya beberapa minggu sebelum ke sini dia sempet berkunjung ke rumah Park. Gak nyangka aja, dia masih sedeket itu sama keluarga Jimin"
Ucapan Taehyung mengundang kerutan di dahi Yoongi.
"Masih?"
Taehyung mengangguk.
"Dia mantan pacar Jimin, putus waktu masih kuliah. Padahal udah 4 tahun pacaran"
Sekali lagi Yoongi terdiam. Tanda tanya yang ia bawa dari Studio sampai rumah sakit kini terjawab. Tapi terjawabnya pertanyaan itu seolah mengundang perasaan was-was lain di dalam dirinya.
"Apa Eunwoo masuk ke Studio Bunda buat ketemu sama Jimin lagi?"
"Entahlah. Seharusnya enggak, keinget dia harusnya udah hampir nikah sama simpenannya dulu. Ini udah berapa tahun aja dari jaman itu, kan?"
Hello
💜:(
Katanya balik prakerin lagi,
Was-was Mina jadinya
Mana ini udah h- sedikit
Jaga kesehatannya,
Banyak orang pilek sekarang :(
Pray for Lebanon,
Semoga bisa segera pulih seperti semula
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONMIN
FanfictionCuma cerita pendek yang selesai perchapter, kecuali kalau memang sekiranya terlalu panjang untuk satu chapter dan otak pemula ini sanggup bikin lanjutannya bakal ada lanjutannya. hope u like it ya :") Top!yoon Bot!jim Dilarang salah lapak! Menghorma...