Here Comes The Bridge

378 42 14
                                    

Seharusnya hari itu menjadi hari paling membahagiakan untuk Jimin. Hari di mana ia akhirnya bisa terikat dengan seseorang yang mampu dia cintai sepenuh hati. Dempul riasan yang melekat apik di wajahnya, pakaian serba putih yang pas di tubuhnya semakin membuat Jimin menjadi satu-satunya yang bersinar.

Seharusnya.

Dengan pertunangan mereka yang dilakukan sejak masa-masa di sekolah akhir membuat keduanya selalu mencintai satu sama lain.

Saat itu esok hari setelah hari pernikahan, mereka tidak pergi berlibur. Hanya menetap di hotel yang sama dengan tempat mereka mengadakan resepsi. Mereka menempati kamar khusus yang dibedakan dengan kamar-kamar keluarga yang lain.

Seharian dihabiskan berdua tanpa tahu waktu. Hanya berdua. Ia dan Yoongi.

Dan Jimin merasa sangat bahagia kala itu. Sampai saat dirinya membereskan jas pernikahan milik suaminya, tanpa sengaja ia menemukan sebuah sapu tangan biru dengan noda berbentuk bibir berwarna merah di sana.

Jimin pikir itu milik ibunya atau ibu mertuanya, jadi ia hanya membiarkan tanpa bertanya.

Hari pertama, mereka berencana mengadakan pesta kecil-kecilan di hotel bersama keluarga besar. Sebuah kue bertingkat dengan krim vanila melimpah kesukaan Jimin pun kakak laki-laki Yoongi siapkan.

Namun kala itu Yoongi pamit untuk ke toilet. Ia sendirian, dan memakan waktu hampir sepuluh menit.

"Jimin, kau mau memotong kuenya lebih dulu? atau kau bisa mencicipi yang kecil saja. Lalu yang besar kau bisa memotongnya bersama Yoongi."

Tawaran kakak iparnya itu Jimin tolak dengan halus. Ia mau menunggu Yoongi, mungkin pria itu memang perlu toilet sedikit lebih lama.

Tak lama, Yoongi datang. "Maaf, sepertinya aku terlalu lama di toilet." ucapnya.

Semua orang di sana hanya tertawa, menertawakan Yoongi yang perlu toilet tapi dengan timing yang tidak tepat serta penampilannya yang sedikit acak-acakan.

"Kau itu terburu sekali sih berbenahnya? kalau memang mulas sebaiknya tuntaskan dulu." Jimin berucap sembari membenarkan setelan kemeja Yoongi.

Kemudian dibalas senyuman dan usapan sayang. Jimin tentu tersipu, sampai-sampai ia baru menyadari ada noda merah di sudut bibir suaminya itu. Mirip seperti lipstik, dengan warna yang sama seperti di sapu tangan Yoongi.

Sejurus kemudian, ia teringat dengan Yoongi yang meminjam pelembap bibir miliknya tadi pagi.

"Mungkin Yoongi-hyung salah memakai yang berpigmen, jadi belepotan begitu. Hahaha Jimin, jangan berpikiran buruk. Kau baru menikah kemarin!"

Akhirnya hari itu Jimin yang sudah memegangi pisau, tak jadi memotong kue bersama Yoongi. Mereka tanpa sadar langsung memakan hidangan utama. Dan kedua kue yang dipesan dengan ukiran nama Jimin serta Yoongi di atasnya, diberikan kepada rombongan keluarga lain yang tengah rekreasi.

Di dalam kamar, tentu sebagai pasangan pengantin baru kasur mereka berdua masih hangat-hangatnya. Jimin lagi-lagi mendapati bekas noda merah di tulang rahang Yoongi. Pikirnya suaminya itu memakai pelembap bibir dengan sangat banyak.

Ketika Jimin memeluk Yoongi yang terlelap, ia merasa pelukan Yoongi tak sehangat biasanya. Tapi kegundahan dan kegelisahannya ia tahan sendirian.

Hari kedua, Yoongi lebih sering mengecek ponselnya. Jimin pun turut melihat dengan mengintip dari sebelah Yoongi. Suaminya itu tengah memilih foto-foto pernikahan mereka berdua. Manis bukan?

Jimin kemudian beralih mengecek ponselnya ketika benda pilih itu berdering. Terdapat pesan dari ibunya jika ada beberapa sahabat dekat dan sanak saudara yang datang berkunjung. Tentu hal itu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Jimin.

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang