Model : Hari itu

649 109 60
                                    

"Park Jimin, saya suka sama kamu udah dari lama. Rasa suka itu akhirnya berkembang jadi rasa sayang selama kita kenal. Dan saat ini saya memberanikan diri, mau kasih tau kamu kalau hati saya sudah sepenuhnya jatuh buat kamu--"

Pelukan itu melonggar dengan Yoongi yang menatap tepat di mata Jimin.

"--apa saya bisa berharap sama kamu?"

Waw, Jimin terkejut. Orang seperti Yoongi menyukainya saat pandangan pertama dan kini menyatakan perasaannya dengan klasik.

Min Yoon Gi, pria baik hati yang selalu memperhatikannya ketika ia kesuliatan. Pria yang ia sadari memberikan perhatian kecil untuknya selama ini. Seseorang yang tanpa sadar membuatnya menginginkan 'seseorang' untuk mengisi ruang relung hatinya.

"Kak Min"

"Ya?"

"Kak Min, serius?" Cicit Jimin.

"Apa kamu ragu sama saya?"

Jimin sontak mendongak lalu menggeleng.

"B-bukan bukan. Maksudnya, apa iya Kak Min beneran sayang sama saya? Kan kita baru kenal berapa bulan. Itupun gak tiap hari barengan kan, bisa jadi rasa sayang Kak Min itu cuma salah mengartikan dari suka sementara aja" Lalu menunduk.

Yoongi tersenyum. Ternyata Jimin tipe orang yang sangat berhati-hati dalam sebuah hubungan.

Tangannya lalu mendekap kedua tangan Jimin.

"Jimin, lihat mata saya"

Meskipun patah-patah, Jimin kembali mendongak.

"Saya, maksudnya kita memang baru kenal beberapa bulan. Selama ini saya diam-diam perhatiin kamu dari jauh. Kamu pikir, kenapa saya yang jadi fotografer kamu? Kan bisa Namjoon. Dia juga sama kayak saya. Tapi sejak kita gak sengaja tabrakan waktu kamu pertama di sini, saya langsung jatuh sama pesona kamu. Selama itu juga saya cari tau semuanya tentang kamu. Waktu kamu kecelakaan waktu itu, saya sama paniknya sama Jungkook. Bedanya saya tahan banting, jadi saya gak nangis--"

Tangan kanan Yoongi terangkat untuk mengusap pipi Jimin.

"--saya waktu itu kaget. Tapi semesta kayak gak ngizinin saya buat nolongin kamu. Saya keduluan Eunwoo--"

Yoongi terkekeh sembari mencubit ringan pipi Jimin.

"--saya sempet punya pemikiran buat mundur. Karena pemikiran saya, saya pasti kalah sama Eunwoo. Dan ternyata saya emang udah kalah. Eunwoo itu mantan kamu. Gak sepenuhnya kalah sih. Kan dia lebih dulu kenal sama kamu. Saya pikir gak ada salahnya kan saya tetep berjuang? Dia udah masalalu kamu. Tapi, semuanya kembali ke kamu. Saya gak akan maksa, kalaupun kamu perlu waktu kamu bisa bilang"

"Suka sama Kak Ji misal?"
"Suka sama aku ya?"

"Kak Min?"

"Iya?"

Kalau bisa Yoongi ingin memakai jaket dengan tudung kepala yang besar. Ia gugup, bibirnya ia lipat ke dalam agar tak terlihat jika bibirnya bergetar.

"Makasih. Makasih Kak Min udah seyakin itu buat naruh rasa sayang buat saya. Makasih, selama ini Kak Min diem-diem udah kasih perhatian ke saya. Tapi, jujur saya bingung sama perasaan saya sendiri"

"..."

"S-saya suka Kak Min kasih perhatian ke saya waktu kerja, meskipun gak menutup kemungkinan Kak Min pasti begitu ke semua partner kerja. Saya nyaman setiap ada di sisi Kak Min, s-sampai-sampai saya agak gak suka kalau, em"

"Kalau?"

"Kalau, Kak Min kasih perhatian yang sama ke orang lain. Saya ngerasa kalau saya pengen egois"

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang