Model : The Day

747 102 148
                                    

Yoongi menghembuskan napasnya. Ia sudah berkali-kali bolak-balik kamar mandi karena merasa gugup. Untungnya ia ingat jika tidak boleh menggigiti kuku karena ini adalah hari istimewanya.

"Udahlah Bang. 5 kali ke kamar mandi loh. Rileks aja" Namjoon menegur.

"Gue grogi gini Joon"

Namjoon terkekeh. Yoongi memang terlihat tenang, wajah datarnya dan pandangan matanya yang tajam. Mungkin jika selain Namjoon akan mengira Yoongi tidak gugup.

Namun ia tau, di dalam hatinya Yoongi benar-benar tidak bisa tenang.

"Gak usah mikirin macem-macem. Langkah demi langkah. Jangan mikir kalau nanti gagal gimana? Tapi yakin dulu kalau nanti pasti bisa"

Yoongi mengangguk.

"Joon, ke kamar mandi dulu. Jangan pergi" Namjoon menggeleng pelan kala Yoongi berucap dengan tubuh beranjak.

Namjoon bertugas menemani Yoongi di sini. Setiap pria itu hendak buang air kecil pasti Yoongi akan pamit dan memintanya untuk jangan pergi.

"Kalau gue tinggal pergi, gimana ya orangnya? Nangis kali ya?" Monolog Namjoon.

Ia lalu terkekeh membayangkan bagaimana bingungnya Yoongi yang tengah gugup karena ia tinggal pergi. Tapi Namjoon tak mungkin tega melakukannya.

Ketika tengah memperbaiki rambutnya di depan cermin, seseorang mengetuk pintu.

"Namjoon? Yoongi udah siap? Langsung keluar aja ya? Udah mau jamnya" Itu suara Seokjin.

"Iyaa!"

Pintu kamar mandi terbuka.

"Ada apa Joon? Kayaknya ngomong sama orang"

"Kak Seokjin. Udah kan urusan kamar mandinya? Kita keluar sekarang"

"Sekarang?"

"Iya"

Yoongi tiba-tiba beringsut mendekati cermin. Membenarkan rambut dan mengecek penampilannya.

"Udah bang, udah cakep. Ayok"

Yoongi hanya mengangguk. Ia kembali membenarkan jasnya lalu menyusul Namjoon.

Di jalan Yoongi memang berusaha tenang, ia berusaha serileks mungkin agar rasa gugupnya tak menguasai diri.

"Joon, ada tisu gak?" Tanya Yoongi, tangannya berkeringat.

Namjoon menyerahkan sapu tangan berwarna biru.

"Kalau tisu nanti takutnya nempel di tangan"

Yoongi mengangguk. Ketika sampai di pintu, rasa gugupnya tiba-tiba semakin menjadi. Ia merasa detak jantungnya semakin menggila.

"Sialan" Makinya dalam hati.

Puk

Yoongi menoleh, Kakaknya sudah datang.

"Kakak?"

"Gugup ya dek?" Tanya Yoonjae.

Yoongi meringis.

"Gapapa, kakak dulu juga ngerasain hal yang sama kok. Santai aja, pas ijab nanti yang fokus. Hindari reskio ngulang ya"

Dengan pasti Yoongi mengangguk.

"Yaudah, kakak ke depan dulu. Semangat dek!"

Yoonjae selalu memanggil Yoongi seperti itu meskipun kini mereka sudah menjadi pria dewasa.

"Yoongi, ayo" Ayah dan Bunda Min mengisyaratkan Yoongi untuk segera menuju altar.

Tepat ketika pintu dibuka, saat itu juga Yoongi kembali menghela napasnya. Berjalan di antara orang tuanya menuju altar dengan gagah.

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang