Pagi hari, Yoongi tengah bersiap untuk menuju Studio Min. Ia baru saja mengambil kunci mobil sebelum akhirnya Bunda memanggil dari arah dapur.
"YOONGI!"
"Ada apa Bunda? Gak usah teriak loh, Yoongi di sini"
Bunda tersenyum, ia lalu mengisyaratkan pada anaknya itu untuk mendekat.
"Kenapa?" Tanya Yoongi.
"Nanti kamu ajak Jimin jemput Ayah ya? Bunda harus ke Studio Anakan. Mau ngurus soal yang 4 anak itu, mereka progresnya bagus"
"Mereka dari awal bagus"
"Sekalian, nanti bahas tanggal mainnya kalian"
Yoongi menoleh.
"Tanggal main apa Bun?"
"Itu, kamu sama Jimin. Nikah" Lirih Bunda di akhir.
"Bun, Yoongi baru 28. Jimin masih 26. Kita juga gak mau keburu-buru"
"Tapi kakak kamu udah punya debay, Yoon"
"Terus? Bunda kan udah dipanggil 'nenek' sama anaknya Kakak"
"Yakan Bunda juga pengen dari anak kamu Yoon"
"Bun, abis Ayah pulang, aku sama Jimin sepakat mau ngebicarain ini dulu. Lihat nanti gimana, ya?"
Yoongi memeluk Bunda Min dari sisi kiri. Sementara sang Bunda mencebik. Ia ingin segera punya banyak cucu.
"Bunda yang sabar aja" Ucap Yoongi.
"Bun, Yoongi juga mau pamit ke Studio. Sekalian ngasih tau Jimin. Bunda nanti ke SA nya hati-hati ya"
"Iya anak Bunda"
Yoongi mencium pipi Bunda Min lalu berjalan keluar.
10 menit, ia sampai. Dan kebetulan sekali Jimin juga baru saja sampai di sana.
"Jimin" Panggil Yoongi.
Jimin yang tengah keluar dari mobilnya menoleh, ia pun tersenyum.
"Kak Min" Sapanya balik.
Yoongi berlari kecil. Ketika ia sampai di depan Jimin, ditariknya pinggang yang lebih muda agar mendekat lalu memeluk sembari mengecup dahi Jimin.
"Pagi, sayangku"
Jimin menepuk dada Yoongi.
"Apasih, sayang-sayang? Manggilnya besok kalau udah jadi beneran"
"Loh, jadi kamu minta dicepetin hm?"
Pelukan mereka mengerat.
"Ih enggak gitu juga!" Pipi Jimin memerah.
"Hahaha, iya-iya. Udah lah, tuh pipimu merah minta diunyel-unyel. Hari ini jadwal kamu ngapain aja?"
Jimin menyesuaikan langkahnya di sisi Yoongi. Pria yang lebih tua lalu menggenggam tangannya.
"Loh, kan jadwalku masih di Kak Min. Malah nanya"
"Oh, iya? Yaudah kalau gitu nanti temenin aku ke ruangan bentar. Abis itu ke bandara"
"Bandara? Ngapain?"
"Jemput Ayah Min"
"A-ayah?"
"Iya"
"Cepet banget baliknya"
"Lama ya sayang. Habis ngelamar kamu malam itu, paginya beliau berangkat ke Swiss. Pulangnya hari ini, segitu cepet?" Tanya Yoongi sembari mencubit hidung Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOONMIN
FanficCuma cerita pendek yang selesai perchapter, kecuali kalau memang sekiranya terlalu panjang untuk satu chapter dan otak pemula ini sanggup bikin lanjutannya bakal ada lanjutannya. hope u like it ya :") Top!yoon Bot!jim Dilarang salah lapak! Menghorma...