2932

426 46 4
                                    

3 hari berlalu, aku dan Taehyung masih berada di Seoul untuk menghabiskan waktu cuti kami. Sekalian menyegarkan otak dari ruwetnya pekerjaan.

Aku juga masih belum memberitahu Taehyung tentang kejadian pertemuanku dengan Suga dan Jin di taman. Sapu tangan hitam, alamat, jepit rambut Aeri dan nomor telpon Suga masih ku simpan di dalam tas.

Aku tak berani menghubungi nomor itu, meskipun aku juga bingung bagaimana caranya mengembalikan sapu tangan milik Suga.

Ya, ku putuskan untuk mengembalikan sapu tangan itu ke pemiliknya. Meskipun bisa saja aku tak mengembalikannya dan menyimpannya sebagai fanservice? Tapi, Suga memintaku untuk mengembalikan sapu tangan itu. Dan aku pikir lebih baik mengembalikannya.

"Jimin, kau memikirkan sesuatu?"

Aku memandangi Taehyung beberapa saat lalu menggeleng. Tersenyum manis dan menepuk pundaknya 2 kali.

"Aku tak apa Taehyung-ah, hanya teringat Busan." Dustaku.

Taehyung terdengar menghela napasnya kasar dan menepuk pinggiran pegangan jembatan dengan keras, membuatku menatapnya penasaran.

"Apa?" Tanyaku.

"Ck, kita ini sedang berlibur Jimin-ssi! Bisakah kau jangan mengingat pekerjaanmu ketika di Seoul? Istirahatlah sejenak, dan kendorkan otakmu. Lama-lama bisa meledak jika kau gunakan berpikir keras."

Aku mencubit lengan Taehyung, ucapannya ini lucu tapi sedikit frontal.

"Jangan seperti itu, jika benar-benar meledak dan kau tidak memiliki sahabat sepertiku bagaimana?"

Lalu sahabatku itu menatapku dengan bibir mencebik. Ia mendekatiku dan menyenggol lengan kananku berkali-kali.

"Hey, kenapa kau yang marah? Kan aku yang marah di sini." Ucapnya.

Aku tertawa, tangan kiriku ku gunakan menutup mulut sementara tangan kananku memeluk bahunya. Taehyung juga tertawa lepas, ah jika diingat sudah lama sekali kami tertawa berdua seperti ini.

Semenjak kami bekerja dan terpisah, tawa seperti sekarang ini hanya terhubung melalui ponsel. Pun sangat jarang kami lakukan karena pekerjaan yang menuntut banyak waktu.

"Oh iya Jim, masih ingat dengan apartemen Bangtan dulu? Yang paling baru tapi dulu. Maksudnya yang mereka tinggali setelah sukses."

Aku mengangguk, dulu kabarnya banyak sekali sasaeng fans yang menyamar menjadi youtuber dan berpura-pura meliput area apartemen Bangtan demi mendapatkan informasi terbaru mereka.

Penjagaan yang masih arang membuat Bangtan kesulitan beraktifitas di luar. Bahkan dulu sempat diberlakukan kartu khusus untuk melewati jalan sekitaran apartemen itu, karena saking rawannya penggemar nekat.

Tapi untungnya pihak agensi bergerak cepat, penjagaan ditingkatkan dan frekuensi youtuber palsu mulai berkurang.

Kabar ini tentu menjadi kabar baik untuk Army. Tapi entah untuk saat ini, apakah apartemen itu masih sama penjagaannya atau bagaimana? Atau mungkin Bangtan membeli rumah mereka masing-masing?

"Kami memang sudah ke sana, tapi tidak lama. Kehidupan kami bertujuh sudah seperti saudara layaknya kandung yang tidak bisa terpisah. Kami memutuskan untuk tetap meninggali apartemen kami sampai tua nanti..."

Aku teringat dengan ucapan Suga tempo hari, ah mereka tetap meninggali apartemen itu. Aku ingat betul. Dan seingatku Suga juga memberikan alamat yang sama dengan alamat apartemen Bangtan sewaktu mereka masih aktif.

"Ya aku ingat, ada apa Tae?"

"Hm, tidak ada. Hanya saja, tak jauh dari sana ada bazar besar-besaran. Itu projek ulang tahun Suga dari Army Daegu. Aku salah satu penyumbangnya juga! Dan kebetulan aku sudah membeli karcis gratis stand food dan kpop stuff untuk kita berdua Jim, jadi kau harus menemaniku kesana!"

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang