Model : Dimulai

732 104 44
                                    

Ps : Ganti kata 'Jimin' dengan 'X' agar tidak mengganggu dan demi kesejahteraan bersama. Sampai Jimin negur Yeonjun.






"Udah Yeonjun, Jimin kan udah baik-baik aja. Udah bisa dibuat senderan tuh punggungnya"

Bunda Min berkali-kali menasehati Yeonjun karena anak itu rewel sekali jika menyangkut hal berbau Jimin.

Seperti saat ini, Jimin tersenyum kikuk karena Yeonjun terus bertanya apakah bahu dan punggungnya masih sakit? Padahal Jimin sudah duduk dengan bersandar nyaman.

Kecelakaan waktu itu terjadi begitu saja. Jimin yang tengah menaiki taksi dari toko kue menuju studio tertabrak sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi.

Meskipun mengenakan sabuk, entah bagaimana Jimin terlempar keluar dari dalam taksi sehingga punggung dan bahunya menggesek aspal jalan.

Jimin saat itu langsung berdiri, ia bahkan ikut membantu sopir taksi yang masih syok di dalam mobil. Untunglah mobil itu tak berguling lalu terbalik, hanya harus terdorong sejauh 5 meter sebelum akhirnya berhenti.

Semua orang menanyai Jimin perihal kondisinya, namun saat itu ia pikir tubuhnya hanya memar dan sedikit cidera ringan. Maka dari itu Jimin memutuskan untuk terus berjalan sampai Studio.

Namun ketika memasuki lift, barulah punggungnya terasa sangat perih dan sedikit basah. Berterimakasih pada jaket hitam yang ia kenakan.

Berpikir untuk meminta bantuan Jungkook, kepalanya yang pusing dan tubuhnya yang terasa lemas makin menegang ketika melihat seseorang yang tengah berdiri di depan banyak orang.

Terlambat untuk izin ke kamar mandi karena mata yang memberat, kepala yang semakin berdenyut dan punggung serta bahu semakin kram. Ia akhirnya ambruk. Sedikit terdengar olehnya saat itu, seseorang memanggil namanya dan mendekat.

Dan orang itu kini duduk di sisi kirinya, tengah dipandangi tajam oleh Yeonjun dari sisi kanan.

"Yeonjun, gak sopan loh ngeliatin orang kayak gitu" Tegur Jimin halus.

Yeonjun lalu mengubah ekspresinya secepat membalik telapak tangan ketika menatap Jimin.

"Tapi kak, kak Uwu ini siapanya kakak sih? Dulu temen ya? Kok maksa mau nungguin di sini? Tau nomer telpon orang tua kakak lagi"

"Eunwoo Yeonjun, bukan uwu"

"Yaitulah senama-namanya aja"

Eunwoo hanya tersenyum, ia tau mengapa Yeonjun sampai seperti itu.

"Saya temen Jimin waktu kuliah dulu, salam kenal Yeonjun. Tadi kayaknya kamu masih salah sebut nama saya" Mulai Eunwoo ramah.

Yeonjun bukannya menjawab, ia malah mendelik.

"Temen waktu kuliah?"

"Iya"

"Kok gak kayak kebanyakan temen sih?"

Jimin dan Eunwoo lalu saling tatap tanpa sengaja.

"Maksudnya gimana Njun?" Tanya Jimin.

"Ya temen kan biasanya heboh kalau ketemu lagi. Apalagi cara ketemunya kayak kalian ini--"

Yeonjun yang awalnya duduk bersedekap tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan.

"--atau jangan-jangan--"

Dua objek di depannya kompak menahan napas.

"--dulu kalian musuhan ya?"

Lalu napas itu terhembus dengan lega.

"Enggak kok, saya sama Jimin gak pernah musuhan. Kami sahabat baik. Ya kan Jim?"

Jimin hanya tersenyum. Tak menggelang ataupun mengangguk.

YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang