PART 2

569 49 5
                                    

Tok..Tok..Tokk

Suara ketukan pintu tersebut mengalihkan pandangan seorang lelaki yang tengah berkutat dengan dokumen-dokumen 'berharga'nya.

"Direktur, ini dokumen dari manager Han. Dia meminta agar dokumen ini segera dibaca dan menunggu keputusanmu." Jelas lelaki yang mempunyai jabatan sebagai asisten direktur itu dengan hati-hati sembari menyerahkan dokumen itu pada atasannya.

"Proyek konferensi Nasional? Apa dia tidak bisa menangani hal semacam ini?" Sahut sang direktur sambil membuka kacamata dan memijit pelan tulang hidungnya.

"Jadi, apa kau akan menyetujuinya direktur?" Tanya asisten direktur lebih hati-hati lagi. Bukannya ia takut membangkitkan amarah atasannya itu, tapi tetap saja berbicara pada atasan harus sopan. Apalagi pada atasan yang terkenal dingin seperti atasan yang berada di depannya kini. Membayangkan tatapan dingin mematikannya saja bisa membuat badannya merinding ketakutan.

Tok..Tok..Tok..

Kembali suara ketukan terdengar di ruangan Direktur muda tersebut dan merebut perhatian Direktur serta asisten Direktur di ruangan itu. Tidak berselang lama, masuklah seorang wanita pelaku pengetukan pintu barusan.

"Apa kau sudah mendengar berita tentang rancangan undang-undang dari Kementrian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata?" Tanya wanita itu dengan wajah dinginnya.

"Aku sudah mendengar beritanya. Apa sudah mulai dilaksanakan?" Jawab sang direktur sambil memeriksa dokumen yang telah diberikan oleh asistennya tadi.

"Eoh? Apa keputusan itu sudah mulai diuji?" Tanya asisten direktur pada wanita itu dengan ekpresi terkejut.

"Sudah." Jawaban datar dan singkat dari wanita itu membuat sang direktur menutup dokumen yang ia pegang.

"Ikuti peraturan baru. Beritahu manager Han untuk mengurus semua sisanya." Instruksi sang direktur pada asistennya seraya memberikan dokumen yang baru ia tutup tadi.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau tahu kan pemasukan dana terbersar perhotelan bersumber dari event-event yang diadakan oleh pemerintahan?" Tanya wanita itu lagi.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan dengan keputusan itu"

"Apa ada kabar dari PiVllar?" Tanya direktur itu pada asistennya.

"Chae Hyungwon!" Suara tegas wanita itu membuat asisten direktur terkejut, namun tidak pada direktur, sang pemilik nama.

"General Manager..."

"Kau masih bisa menyebut jabatanku disini sedangkan akar permasalahan ini adalah masalah pribadi?" Potong Kim Seola.

"Lalu, apa yang kau inginkan? Kau ingin aku bersujud dihadapan menteri untuk membatalkan keputusan itu?" Jawab sang direktur.

"Itu bahkan lebih baik," tuntas Seola dan segera meninggalkan ruangan direktur.

"Hyung, apa kau baik-baik saja?" Khawatir sang asisten.

"Hoon-aa.." Lirih Hyungwon sambil mengusap wajahnya.

"Kau bisa beristirahat sebentar, hyung." asisten direktur itu melihat lelaki di depannya dengan tatapan iba dan mencoba menenangkannya.

Setelah mengucapkan kalimat itu ia pun memilih undur diri dari ruangan tersebut, memberi sedikit ruang untuk Direktur muda perusahaan mereka.

***

"Sayang, sampai kapan kau akan mengurung dirimu di kamar?" cemas seorang ibu di depan kamar putri satu-satunya.

"Keluarlah. Ibu mohon.. Kau belum makan sejak kemarin siang." Pinta sang ibu sambil mengetuk pintu kamar anaknya itu.

Miracle | Bona (WJSN) x Hyungwon (Monsta X) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang