Bona kini tengah menatap tumpukan benda yang ia jejerkan diatas tempat tidur. Ia menatap benda-benda tersebut dengan saksama sambil menyilangkan kedua tangan pada dadanya. Sesekali ia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sama sekali.
"Apa yang kau lakukan?" suara Exy tiba-tiba muncul dari balik punggung Bona.
"Yaakk! Kau membuatku terkejut!" teriak Bona sambil menepuk pelan dada kirinya.
Melihat hal itu Exy tidak bisa menahan tawanya. Bukan.. Bukan karena ekspresi terkejut Bona. Tapi karena Bona yang sudah bersikap seperti Bona yang biasa, Bona yang ia kenal. Wanita cerewet yang suaranya cukup tinggi dan gemar bergerutu.
"Kau sangat serius sampai tidak mendengarku masuk, eoh?" ucap Exy masih sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.
"Apa kau tidak pergi bekerja? Kenapa jam seperti ini kau tidak berada di kantor?" tanya Bona menggerutu sambil melihat jam yang sedang menunjukkan pukul 12.27 siang
"Yaa.. Aku membawakanmu makanan. Kau harusnya berterima kasih pada temanmu yang satu ini." ucap Exy seraya mengaitkan rambut pada telinga kirinya dan memasang wajah tebar pesona.
"Tapi bukankah perjalanan dari kantormu kesini memakan waktu sekitar 30 menit? Kalau sekarang kau berada disini, kau bisa terlambat sampai di kantormu nanti."
"Hari ini jadwalku fleksibel. Aku sedang ada pekerjaan diluar kantor. Karena itu tadi pagi aku masih sempat membuatkanmu sarapan." jelas Exy yang membuat bibir Bona membentuk kata 'Ah' tanpa suara dan mengangguk pelan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Exy sambil melirik hamparan barang-barang Bona diatas kasur.
"Aahh.. Kau tau aku tidak bisa terus membebanimu. Aku berpikir untuk menjual sebagian barang-barang ini untuk bertahan hidup." ucap Bona sambil memandangi koleksi-koleksi berharga miliknya.
"Heol ddaebak!" Exy menutupi mulutnya dengan kedua tangannya yang membuat Bona menatap heran ke arahnya.
"Seorang Kim Bona akan menjual barang-barang mewah miliknya untuk bertahan hidup? Tidak bisa dipercaya." Exy masih terkejut dengan ucapan Bona yang masuk ke telinganya.
"Yaa!? Apa kau mau aku menghabiskan seluruh gajimu untuk membiayai kehidupanku?"
Kalimat yang dilontarkan Bona mampu membuat Exy mengatupkan bibirnya dengan perlahan. Ia membayangkan harga 1 buah tas Bona yang setara dengan gajinya setahun.
"Pffftt.. Bagaimana kau terpikir membawa barang-barang seharga rumah bersamamu saat kabur?" pekik Exy menahan tawanya.
"Kau bahkan tidak lupa membawa sertifikatnya," meraih salah satu sertifikat barang branded yang ada didepannya.
"Kau rupanya sangat baik dalam hal persiapan." goda Exy masih mencoba menahan tawanya.
"Tidak ada yang bisa kulakukan, ini bukan keputusan yang mudah bagiku tapi aku harus bertahan hidup." Bona merebut kembali sertifikat yang ada ditangan sahabatnya.
"Apa kau tidak berpikir untuk bekerja? Aku tau sebenarnya kau mampu. Kau bukan wanita bodoh Bona-yaa." Bona hanya diam mencerna perkataan Exy.
Bona memang bukan wanita dengan kecerdasan yang standar-standar saja. Ia bahkan mampu menyelasaikan studinya dalam waktu yang cukup singkat, walaupun ia selalu beralasan agar bisa cepat bebas dari kewajibannya sebagai anak. Ingatkah, bahwa ia dipaksa untuk berkuliah dijurusan yang tidak ia inginkan semata-mata karena keputusan sepihak ayahnya? Ia bahkan harus merelakan mimpinya untuk menjadi seorang penari profesional karena itu.
"Aku akan membantumu jika kau mau," lanjut Exy.
***
"Ini laporan yang anda minta" seru Seola yang menjabat sebagai General Manager sambil memberikan dokumen pada Hyungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Bona (WJSN) x Hyungwon (Monsta X) END
Fiksi PenggemarWARNING! HARAP MENINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA! The love, like a fate is coming to me. Everything has changed since i met you. You're my light, You're my miracle.