"Hyungwon-ssi," Bona berusaha melepaskan genggaman tangan Hyungwon.
Langkah Hyungwon terhenti. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Bona dan menatap ke arah wanita itu dengan wajah datar.
"Apa tidak apa-apa meninggalkan mereka seperti itu?"
"Mereka akan mengerti," jawab Hyungwon masih dengan wajah dan nada yang datar.
Bona mengerutkan dahinya.
"Kenapa kau mengajak mereka duduk bersama kita tadi?" Ketus Hyungwon.
"Apa salahnya? Kita saling mengenal. Apa kau tidak dengar mereka memperebutkan tempat duduk tadi?"
"Setidaknya tanyakan apa aku setuju atau tidak."
"Aku tidak sempat.." Bona menggantung kalimatnya dan mulai tersenyum.
"Kenapa kau marah?" Sambung Bona sambil tersenyum.
"Itu... Karena.."
"Kenapa~?" Selidik Bona lebih dalam sambil beraegyo.
"Lupakan," Hyungwon kembali berjalan dengan langkah kesal.
"Katakan~" Sambil tertawa kecil Bona menyusul Hyungwon.
...
Hyungwon segera turun setelah memarkir mobilnya di pinggir jalan dibawah sebuah pohon. Bona pun mengikuti Hyungwon.
Mata Bona seketika berbinar melihat pemandangan malam yang disuguhkan oleh tempat yang lebih tinggi dari dataran lainnya itu. Lampu-lampu yang berasal dari gedung-gedung yang berjejer rapi ditengah kota terlihat seperti bintang yang bertaburan di langit malam.
"Waaahhh.. Indahnya~" ujar Bona sambil berjalan mendahului Hyungwon menuju pagar pembatas tempat itu.
"Udara disini juga sangat sejuk. Menyenangkan." sambil menghirup udara, Bona menutup matanya.
Hyungwon menatap ke arah wanita yang berdiri disebelah kanannya itu sambil tersenyum.
"Ada apa membawaku kesini?" Tanya Bona.
*flashback*
"We are very grateful that we could have the chance to work with an amazing people like you guys." Hyungwon berdiri dari tempat duduknya sambil mengulurkan tangan pada rekan bisnisnya.
Pria asing yang menjadi lawan bicara Hyungwon menyambut baik uluran tangan Hyungwon.
"Thank you so much for your time and energy,"
"The pleasure is mine."
Hyungwon, Seola, dan Hoon pun mengantar beberapa orang rekan bisnis mereka yang akan meninggalkan hotel mereka itu.
Setelah beberapa pria asing itu pergi, ketiganya pun berbalik arah untuk meninggalkan tempat yang merupakan lounge hotel.
Saat Hyungwon berbalik, indra penglihatannya menangkap seorang wanita paruh baya yang tidak asing baginya. Wanita itu pun melihat ke arah Hyungwon.
Seketika saja Hyungwon merasa darahnya mendidih, matanya panas, emosinya sudah berada dipuncak kepalanya. Meskipun sudah beberapa tahun berlalu, Hyungwon tetap saja tidak bisa melupakan kejadian yang telah menimpa keluarganya.
Wanita itu mulai melangkah untuk menuju Hyungwon. Saat jarak mereka semakin dekat, Hyungwon segera meninggalkan tempat itu dengan emosi yang masih membara.
...
Hyungwon membuka kasar pintu ruang kerjanya. Ia membuka jas yang ia gunakan, melonggarkan dasinya, dan melepas kaitan kancing teratas kemejanya. Emosinya masih belum padam setelah bertemu dengan wanita yang berada di lounge tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Bona (WJSN) x Hyungwon (Monsta X) END
FanfictionWARNING! HARAP MENINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA! The love, like a fate is coming to me. Everything has changed since i met you. You're my light, You're my miracle.