45

205 13 5
                                    

" Dah siap ? "

Wahie mengangguk sebagai balasan pertanyaan Amsyar . Beg bajunya ditepuk perlahan dan ditunjukkan kepada lelaki itu . Amsyar mendekati Wahie . Beg tersebut diambil .

" Jom . "

" Jom . Tapi sekejap saya nak bayar bill dulu . Awak tunggu kat dalam kereta nanti saya datang . " Purse dikeluarkan daripada handbag . Tudung diperbetulkan sebelum langkah dihayun ke muka pintu .

Belum sempat Wahie mahu memulas tombol pintu , Amsyar menghalang . " Tak apa . Aku dah bayarkan tadi . Jom . " Lantas lengan gadis itu digengam dan ditarik keluar mengikut langkahnya .

Wahie blank namun kakinya tetap mengikut langkah Amsyar . Matanya menyorot jatuh pada pegangan jejaka itu yang mengengam lengannya . Entah dia sedar ke tak pegangan ni .

Mata Wahie naik pula memandang sosok tubuh Amsyar dari belakang . Dari tangan ke lengan ke bahu ke belakang badan dan ke kepala , sisi wajah . Tanpa sedar , bibir Wahie mengoyak senyuman memerhatikan jejaka kacak di hadapannya ini .

Amsyar , who are you ? What you have done to me ?

-

" Aryan , Wahie macam mana ? Dia okey ke ? " Soal Zafira yang tahu akan kisah tentang Wahie . Wajah Aryan dipandang penuh risau .

Aryan hanya angguk ringkas . Matanya masih lagi leka memerhati setiap pekerja yang bertungkus lumus membina bangunan di hadapannya ini .

" Dia okey je . Kau jangan risau , selagi dia dengan aku , aku akan jaga dia sebaik mungkin . " Ujar jejaka itu masih lagi tidak membalas pandangan sepupunya itu .

" Aku tahu . Aku .. cuma risau . "

Aryan tersenyum sikit apabila terbayang wajah gadis kesayangannya itu . Tangan dalam poket dikeluarkan . Wajah cantik sepupunya itu dipandang sekilas . " Aku faham . Cuma kau perlu tahu . Wahie yang sekarang bukan lagi Wahie yang dulu . She became stronger than before . "

Aryan faham isi hati Zafira . Kerisauan gadis itu terhadap Wahie sangat besar . Sebesar rindunya pada Wahie . Namun Aryan tidak dapat menolong sepupunya itu . Bagi dia , Wahie adalah keutaman pertamanya . Dia tidak akan mendesak gadis itu untuk berjumpa ahli keluarga mereka yang lain melainkan dengan permintaan gadis itu sendiri .

Bagi Aryan , Wahie adalah segala galanya pada dia . Wahie adalah separuh dari jiwanya . Dia tak sanggup melihat Wahie dalam kesedihan lagi .

Zafira terdiam . Dia mengeluh dalam diam .

" Okeylah I gotta go . Jangan risau sangat pasal Wahie . Aku ada untuk tengokkan dia . Bagi dia masa , okey Fira ? See you soon . " Kepala Zafira digosok perlahan . Lagak seperti seorang abang meskipun jarak umur mereka hanya beza beberapa bulan .

" Aryan .... "

" Kirim salam rindu aku pada Wahie . "

Langkah Aryan terhenti . Bibirnya tersungging senyuman tipis . " Aku tak janji . " Balasnya lalu terus berjalan ke kereta .

Zafira memandang sepi pemergian Aryan . Bibir diketap . Wahie ... aku rindu kau .

-

Beg pakaian diletakkan atas sofa . Mata Amsyar menyorot pada sosok tubuh Wahie yang berjalan menuju ke bahagian dapur . Peti ais dibuka dan dia berteleku buat beberapa saat di hadapan alat elektronik tersebut .

Dahi Amsyar berkerut semakin banyak apabila Wahie mula bertindak mengeluarkan beberapa jenis bahan masakkan . Nak memasak ke budak ni ?

" Kau nak buat apa tu ? " Tegur Amsyar menghilangkan persoalan dalam otaknya .

Bad Girl .Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang